Prolog

40 34 25
                                    

Happy Reading

"Kalian mau apa bawa aku kesini?"

Anak perempuan berponi itu bertanya dengan terbata bata. Pasal nya ke tiga teman nya, tunggu teman? Apa orang yang selalu membully nya pantas di sebut teman? Tidak. Mereka pantas di sebut bajingan. Ya, ketiga bajingan itu membawa dirinya ke gudang sekolah.

"Kita bawa lo kesini mau ngajak bikin kue, gimana lo seneng kan? Tenang kita udah bawa bahan bahan nya ko!" Ucap salah satu dari pembully itu.

Ia kini was was melihat senyum merekah mereka yang terlihat mematikan di mata nya. Lagian orang gila mana yang membuat kue di gudang seperti ini? Terlebih di sini tidak ada satu pun peralatan yang bisa di pakai untuk membuat kue. Perasaan nya sudah tak enak untuk itu lebih baik ia lari dari sini tapi sial salah satu dari mereka menangkap nya.

"Ettt mau kemana lo? Gak sopan nolak ajakan baik kita!"

"Langsung mulai aja ya" itu bukan seperti pertanyaan tapi penegasan.

Gadis dengan rambut di kepang mengambil telur yang terletak di meja sebelah nya. Lalu ia maju mendekati gadis yang telah di pegangi dua teman nya. "Untuk membuat kue pertama tama kita harus menuangkan telur dulu"

Gadis itu memberontak tapi nihil kekuatan dua orang membuat perlawanan nya tak bereaksi.

Plok

Telur itu telah berpindah pada kepala nya, ia memejamkan mata menghalau telur agar tidak memasuki mata nya. Ia menangis di lempari beberapa telur oleh mereka.

"Tiga telur kayanya cukup deh, selanjutnya apa lagi guys?"

"Tepung" ucap kedunya serentak.

"Pinter" gadis dengan rambut di kepang beralih pada tepung lalu ia menuangkan nya ke atas kepala gadis itu. Ia tertawa sementara korban nya menangis. Benar benar manusia biadab.

Setelah selesai menuangkan tepung kini ia melangkah menuju dimana ember berisi air berada. "Langkah selanjutnya menuangkan air"

Byur

Air itu membasahi seluruh tubuh nya. Telur, tepung serta air bercampur. Air mata membasahi kedua pipi gadis itu. Ia benci, ia marah pada ketiga manusia itu tapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Melihat ketiga nya tertawa rasanya ia semakin membenci mereka.

"Tunggu poto dulu buat dokumentasi, keren banget kan guys kue buatan kita? Ahahah pasti rasanya enak!"

"Cabut guys"

°°°

Sepanjang jalan menuju toilet ia terus menunduk. Malu diri nya sangat malu di tatap menjijikan oleh setiap orang yang melihat nya.

"Iyuhhh bau banget sih lo!"

"Ahahaha nenek lampir dari mana tuh?"

"Huwekk bau banget anjay"

Cibiran menemani nya sampai ia memasuki toilet. Ia membersihkan tubuh nya dari muka sampai ujung kaki. Tak salah mereka menatap nya dengan pandangan jijik dirinya sendiri pun merasakan hal demikian. Benar benar menyedihkan.

Setelah selesai membersihkan diri gadis itu kembali ke kelas, sesampainya di sana ia menerima berbagai tatapan yang di tunjukan terangan terangan untuk nya.

"Narasya dari mana aja kamu? Kenapa basah basah kaya gitu?" Tanya seorang guru wanita yang mengajar di kelas ini.

Narasya yang merasa di tatap mengalihkan atensi nya pada orang tersebut, ya ia tak bisa mengadu karena hanya akan membahayakan dirinya sendiri.

"Maaf bu saya dari kamar mandi"

Guru itu menghela nafas, "silahkan duduk"

Sebelum ia benar benar duduk seseorang melempari nya dengan kertas, satu, dua, tiga kertas di lempar ke arah nya.

"Bu saya gak mau belajar bareng dia, bau. Ganggu tau gak!"

"Bener tuh sadar diri kek! Sana lo keluar!"

"Huuuuuu"

"Diam! Kalian semua diam! Jika tidak mau diam nilai kalian saya kurangi. Narasya duduk kamu!"


Always You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang