Ruang yang Leyna gunakan adalah ruangan VIP, satu ruangan hanya dihuni oleh satu pasien. Di dalamnya tersedia sofa dan meja untuk keluarga yang ingin menemani.
Hanya ada satu anggota keluarga yang menemani, Gevan serta ketiga teman Leyna. Gevan dengan telaten menyuapi bubur ke mulut Leyna meski dengan sedikit paksaan. sementara ke-tiga teman Leyna duduk di sofa sambil berbincang ringan dengan Mami Leyna.
"Setelah lo maksa buat suapin gue sekarang lo maksa gue abisin nih bubur. Dari tadi satu suap lagi satu suap lagi tapi gak berenti sampe nih bubur dikit lagi," kentara sekali Leyna menyindir.
"Lo harus banyak makan biar cepet sembuh"
"Teori dari mana tuh?"
Gevan dan Leyna tidak ada satu hari tanpa adu argumen. Hal kecil sekali pun akan menjadi panjang dan berakhir membuat Leyna kesal sendiri.
"Mereka berdua emang sering banget ya ribut?" Sebenarnya mami dari tadi terus memperhatikan ke dua sejoli itu.
Kepala Raissa naik turun pertanda meng-iyakan pertanyaan dari mami teman nya. "Tante gak tau aja gimana mereka berdua kalau di sekolah"
"Oh ya emang gimana?"
"Gevan hobi banget gangguin Leyna, sehari tanpa gangguin Leyna kaya nya Gevan mati deh tuh anak bener bener suka banget bikin anak tante marah marah," lanjut Raissa.
Yang di katakan Raisaa ada benarnya. Gevan memang Hoby gangguin Leyna. Melihat raut emosi, mendengar nada kesal serta gerutuan Leyna bagaikan candu untuk nya.
"Tante seneng Leyna berubah. Sekarang dia banyak berekspresi berkat kalian."
"Maaf tan emang dulu Nana gimana?" Tanya Raissa.
Kedua sudut bibir mami tertarik membentuk senyum tipis. "Tante ada kerjaan mendadak di kantor. Tante titip Leyna sama kalian ya?"
Ke tiga teman Leyna mengangguk. Setelah mami Leyna benar benar keluar Mala menegur Raissa.
"Gak sopan nanya kaya gitu"
"Maaf gue kan gak bermaksud menyinggung perasaan tante Naura"
"Marahin aja terus Raissa nya bandel melebihi Melodi," ucap Gadis berkuncir dua yang tengah melumat lollipop di tangannya.
"Diem lo maniak Lollipop"
"Kalian berdua kalau mau pulang, pulang aja biar gue yang jagain Leyna," kata Gevan.
Sontak ke dua gadis itu memutar bola matanya. Kenapa gak to the poin aja kalau mau berduaan.
"Mengusir dengan halus"
"Ayo pergi biarin Gevan modus sama Leyna"
"Gak mau! Melodi mau di sini aja nemenin Nana. Kata ayah cowo sama cewe gak boleh berduaan nanti yang ketiganya setan."
"Lo dong setan nya" ledek Gavin.
"Ayo pulang nanti di jalan kita mampir ke toko permen"
Mata melodi langsung berbinar. "AYO!"
Ketiga nya beranjak dari duduk. Sebelum pulang mereka sempat berpamitan dulu pada Leyna.
"Na"
"Hm"
"Lo punya trauma ya?"
Kejadian kemarin membuat Gevan menduga duga seorang Leyna mempunyai trauma dengan kecelakaan.
Mata yang semula terpenjam kini terbuka. Leyna menoleh ke arah Gevan.
"Gue gak tau," ucap gadis itu lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always You (On Going)
JugendliteraturLeyna di buat pusing oleh satu laki laki yang selalu mengganggu keseharian nya. Ia semakin di buat prustasi oleh teror teror yang di kirim untuk nya ntah siapa pengirimnya. Kehidupan yang sedikit tak tenang semakin menjadi jadi. Puncak nya saat semu...