Drtt drtt
Handphone yang tergeletak di atas nakas, itu bergetar. Menandakan ada panggilan yang masuk. Namun sayang sang pemilik Handphone tidak mengetahuinya. Kamar gelap itu kosong karena sang pemilik sedang berada di kamar mandi. Sedang ber fantasi liar bersama foto seorang gadis yang tersenyum memakai dress berwarna hitam tanpa lengan. Gadis di dalam foto tersebut sering di panggil Nana atau lebih lengkapnya Leyna Kimberly.
°°°
"Leyna, Bunda pulang!" Seorang wanita paruh baya memasuki rumah dengan koper hitam di tangannya. Dia memanggil sang anak yang beberapa minggu ini jauh dari jangkauan-Nya.
"Sayang. Bunda pulang nih, kamu dimana?" Bunda menaiki anak tangga satu persatu lalu dia berhenti di depan pintu ber cat coklat. Di ketuknya pintu tersebut sampai beberapa kali tapi nihil tidak ada yang membuka kan bahkan menyahuti pun tidak ada. Akhirnya karena penasaran dan khawatir Bunda menarik knop pintu dan membuka kan pintu pelan pelan.
"Say-" ucapan Bunda terhenti. Matanya melotot efek kaget melihat anaknya yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Dia melangkah cepat lalu membawa kepala anaknya di pangkuannya.
"Sayang, hei, bangun." Bunda menepuk-nepuk pipi gadis itu. Mencoba membangunkan. Karena tidak kunjung sadar, Bunda mengambil Handphone dari tasnya untuk menghubungi satpam rumah.
"Pak! Cepat ke lantai satu ke kamar anak saya! Leyna pingsan!"
°°°
Di dalam kamar mandi menggema suara yang menjijikan jika di dengar orang lain. Desahan beberapa kali keluar dari mulut seorang laki laki yang tak henti memainkan Pen*s-Nya menggunakan tangannya sendiri. Begitu bejat dia melakukan hal tak senonoh itu sembari membayangkan wajah cantik seorang Leyna Kimberly. Desahan kembali terdengar, matanya merem melek menikmati permainannya sendiri.
Drt drt
Handphone di atas nakas kembali berbunyi. Tapi sang pemilik masih tidak mengetahui karena sibuk dengan kegiatan bejatnya. Haikal. Ya, panggilan masuk itu dari Haikal. Mungkin laki laki itu sedang berkata kasar saking kesalnya.
°°°
Sang mentari menyapa bumi dengan kehangatan sinarnya. Kicau-kicauan burung tak mau kalah menyambut datangnya hari baru. Terdengar suara mesin motor yang berlomba memecah keheningan pagi. Semua makhluk menatap indah hari yang penuh makna. Dan berbagai aktivitas mulai berdatangan di pagi yang menyenangkan. Seperti halnya seorang pelajar. Mereka juga memulai hari layaknya pelajar seperti biasa. Ketika bel pertama terdengar itu tandanya kegiatan belajar mengajar mulai di laksanakan. Setelah beberapa jam belajar akhirnya bunyi yang mereka tunggu tunggu terdengar juga. Bunyi bel istirahat.
Siswa siswi berdesak desakan mengantri di kantin, membeli sesuatu yang menarik atensi mereka. Sama halnya dengan Raissa, Mala, melodi. Bedanya mereka baru sampai tahap mencari kursi untuk duduk. Lalu tak lama seseorang memanggil dengan genitnya.
"Kiw, cewe. Sini duduk bareng Aa." Dia, Haikal. Laki laki itu mengerlingkan matanya. Melihat hal tersebut Mala Raissa serta Melodi menuju meja Gevan dan teman teman.
"Wait, ko kaya ada yang kurang ya?" Galang berpikir sejenak. Lalu. "Ah iya kurang satu! Kemana yang satu lagi?" Tanya-Nya pada mereka bertiga yang baru saja sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always You (On Going)
Teen FictionLeyna di buat pusing oleh satu laki laki yang selalu mengganggu keseharian nya. Ia semakin di buat prustasi oleh teror teror yang di kirim untuk nya ntah siapa pengirimnya. Kehidupan yang sedikit tak tenang semakin menjadi jadi. Puncak nya saat semu...