Part 5

18 24 10
                                    

"Pagi calon pacar"

Leyna mendengus, ntah kesalahan apa yang dia perbuat di masa lalu sampai di pertemukan dengan makhluk astral menyebalkan seperti Gevan. Tak mau meladeni laki laki menyebalkan itu Leyna lebih memilih pergi dari area parkir sekolah.

Gevan mengejar Leyna. "Ko gue di tinggal sih? Gitu banget lo sama calon masa depan!"

Masih melanjutkan langkah kaki nya Leyna menjawab, "Sorry sorry aja nih masa depan gue orang lain bukan titisan makhluk astral kaya lo!"

"Tapi gue juga orang"

"Gue mau nya bener bener orang"

"Gue juga beneran orang"

Leyna kesal, Leyna diam.

"Na"

"Nana"

Jika ada Leyna dan Gevan maka orang orang di sekitar mereka akan terhibur, keberadaan mereka sangat menghibur orang orang di sekitar. Leyna yang emosi an dan Gevan yang hobinya memancing emosi. Leyna memang ramah tapi pengecualian kepada Gevan. Gadis ramah dan murah senyum itu akan menjadi manusia jutek dan pemarah.

Siswa siswi yang kebetulan ada di lorong hanya terkekeh dan ada juga yang terpekik gemas dengan interaksi keduanya.

"Leyna"

"Calon pacar"

"Apasih Gevan!!" Leyna menggeram rendah akibat terlalu kesal.

"Di panggilin juga diam aja lo, di panggil calon pacar baru nyaut"

"Berisik lo!" Leyna mempercepat langkah kaki nya, untuk sekarang keinginan nya hanya sampai di kelas dengan cepat.

"CALON PACAR TUNGGUIN DONG!"

Gevan mengejar langkah Leyna sampai kedua nya jalan beriringan. Kini kedua nya sudah sampai di depan kelas XI MIPA 2. Leyna menghadap Gevan yang ntah sejak kapan tersenyum manis padanya.

"Pergi sana lo hus hus!"

Tangan Gevan bergerak mengacak acak rambut kecoklatan Leyna.

"Gevan ih rambut gue berantakan!"

"Utu utu sini gue rapihin"

Kali ini Leyna diam membiarkan Gevan merapihkan rambut nya. Di lihat dari dekat begini Gevan tampan sekali tapi sayang kelakuan nya yang menjengkelkan itu membuat ketampanan Gevan tidak ada artinya di mata Leyna.

"Belajar yang rajin calon pacar" Ujar Gevan. Terakhir dia mencubit kecil pangkal hidung Leyna.

Leyna menepis tangan Gevan. "Calon pacar calon pacar! Sekali lagi lo bilang begitu gue rebus lo sampai gak terbentuk!"

"Iya iya maaf kalau gitu SEMANGAT BELAJAR NYA PACAR!"

Gevan mengambil langkah seribu sebelum cewe pendek itu mengamuk.

"GEVANNNN"

"IYA SAYANG"

°°°

Jam pelajaran pertama selesai, kini jam kedua yaitu pelajaran olahraga. Para murid laki laki MIPA 3 keluar kelas membiarkan para perempuan berganti baju di dalam kelas. Di tengah kesibukan mengganti pakaian ada Leyna yang panik karena baju olahraga miliknya ketinggalan di rumah.

"Aduh gimana dong gue?"

"Leyna pulang dulu aja kalau gitu ambil baju nya di rumah" Saran Melodi.

"Cil bocil yang ada Leyna telat"

"Gue denger MIPA 1 ada jam pelajaran olahraga, gimana kalau lo pinjam baju punya Gevan aja?" Mala memberi saran. Gadis itu sudah selesai mengganti pakaian.

"Ogah! Yang ada dia kegeeran nanti mikir yang ngga ngga lagi!"

"Dari pada lo gak ikut pengambilan nilai, mau lo gak dapet nilai?"

"Iya ih nanti Leyna gak naik kelas kalau Leyna gak naik kelas kita gak bisa sekelas lagi kalau gak sekelas lagi-"

"Syut cerewet lo cil"

"Udah sanaaaa" Lanjut Raissa mendorong Leyna keluar kelas.

Setelah di pikir pikir ada baik nya dia menyampingkan ego, jalan satu satu nya untuk mendapatkan nilai yaitu dengan meminjam baju olahraga milik Gevan. Sebenarnya bisa aja dia pinjam milik perempuan kelas MIPA 1 tapi rasa nya lebih malu karena dia sendiri tidak dekat dengan mereka.

Sesampainya di depan kelas XII MIPA 1, Leyna justru semakin ragu. Karena keraguan nya yang semakin besar Leyna memilih untuk berpura pura sakit aja biar nanti bisa susulan akan tetapi teman gevan malah melihatnya seperti semesta tidak mendukung nya untuk berbohong.

"Leyna tumben kesini, mau ketemu sama Gevan ya?"

Leyna menggaruk belakang kepalanya, bukan gatal tapi karena kikuk. Sial bnget malah ketauan.

"Anu itu kak g-gue-"

"Udah, gue tau ko tunggu sebentar ya gue panggil Gevan nya dulu"

Teman Gevan itu masuk ke kelas.

"Gevan lo di tunggu Leyna di luar"

Gevan yang sedang tiduran di meja dengan reflek terduduk mendengar nama Leyna di sebut, secepat kilat dia keluar kelas.

"Kiw pacar"

Leyna yang membelakangi pintu berbalik mendengar suara tidak asing itu.

"Tumben nyamperin gue? Kenapa? Kangen ya loooo"

Menyebalkan. Percaya diri sekali Makhluk astral satu ini Leyna rasa nya ingin menenggelamkan cowok itu ke danau.

"Ck sekarang gue gak ada waktu buat ladenin lo. Gue kesini mau minjem baju olahraga lo..... Boleh gak?"

"Gak boleh ya? Yaudah kalau gitu gue balik ke kelas dulu"

Belum sempat Gevan bicara tapi Leyna sudah mengambil langkah untuk pergi. Gevan tau sebenarnya Leyna malu. Maka untuk mencegah gadis itu pergi, Gevan menarik kerah belakang baju nya.

"Belum gue iyain atau ngga nya lo maen nyelonong gitu aja"

"Gue tau ko lo gak bakal nge-bolehin"

Gavin mencibir, lalu kening gadis itu dia sentil membuat sang empu mengaduh.

"So tau! Gue pasti minjemin ko asal dengan satu syarat"

Leyna mengangkat satu alis nya, "apa?"

"Lo harus jadi pacar gue"

Always You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang