Paling tidak, disuatu hari nanti. Namamu akan selalu terkenang, meski cuman diingatan kecil yang diam-diam sengaja diusir karena mengganggu jam tidur.
***
Jam istirahat, salah satu surga kecil yang dinantikan oleh kaum pelajar. Beberapa detik setelah lonceng istirahat berbunyi, para guru meninggalkan kelasnya, diikuti dengan para siswa yang berbondong-bondong keluar untuk menyerbu kantin.
Pagi ini ada rapat pengurus MPK dengan pengurus OSIS
" semangat, ca " ucap Alaska
" kamu mau ke kelas kan? " tanya Alesha
" iya " Alaska kemudian menyambungnya lagi. " tapi ke kantin dulu "
" ih haha, tapi jangan bolos ya "
" siap, cantik "
Beberapa langkah yang Alaska ambil ke depan, laki-laki itu lalu berbalik dan bersuara, " eca cantik semangat ya jangan lupa buat selalu senyum okey? "
Sesuai kepergian Alaska. Seseorang kemudian bergabung pada langkah kaki Alesha menuju sekre OSIS/MPK. Setelah menjadi seorang pengamat atas obrolan menyenangkan dari dua orang
" ca, ngga ke kantin dulu? " tanya Devano. Yang sontak mengagetkan Alesha sebentar, karena berlangsung tiba-tiba tanpa aba-aba, atau sapaan laki-laki itu seperti biasanya.
" ngga "
Sebenarnya, Devano sudah tau kalau Alesha sudah punya pacar,ya, Alaska. Tapi, itu tidak menyurutkan niatnya untuk dekat dengan Alesha. Karena baginya, seperti ini : masih pacaran kan? belum ada hubungan hebat yang harus diakui
" ca, tadi sarapan sama apa? " tanya Devano, berusaha basa basi sepanjang jalan itu
" ngga sarapan " jawab Alesha
" kenapa? nanti kamu sakit tau "
" hampir telat " jawab Alesha. Dan memang, ia hampir terlambat ke sekolah karena hujan menyihirnya untuk lupa kalau pukul 6 sudah lewat beberapa menit.
Devano kemudian tersenyum penuh arti, lalu mengeluarkan asumsinya, " pasti karena pengaruh dari pacar lo kan? "
Langkah kaki Alesha kemudian berhenti, ia beralih menatap Devano dengan tatapan yang tidak biasanya.
Rasanya Alesha tidak terima sesempurna apa sih manusia yang menilai manusia lain?
" dekat dengan siapapun, itu urusan gue, ya " kata Alesha. " lo ngga seharusnya ikut campur "
Alesha kemudian berjalan lebih dulu untuk masuk ke sekre OSIS/MPK, dan bertindak seolah-olah Devano tidak mengatakan apapun padanya agar profesional organisasinya tetap berjalan dengan baik sebagaimana tugasnya.
Di ruangan rapat, Devano terus mengamati Alesha. Kepalanya mendadak tidak enak. Apalagi ketika melihat Alaska yang berjalan melewati ruangan OSIS/MPK beberapa detik yang lalu.
" Alesha, lo cantik, lo baik, lo harusnya suka juga sama gue " batin Devano egois beberapa menit kedepan.
***
" MAMA !! " teriak Alesha dari pinggir jalan rumahnya. Di sana, dapat mama Alesha liat, pemandangan yang cukup klasik untuk masa SMA, putrinya dengan seorang laki-laki. Alesha turun dari motor yang mengantarkannya pulang, mengajak Alaska juga singgah. Keduanya terlihat beriringan menuju arah mama Alesha. Postur tubuh Alaska yang lebih tinggi dari Alesha, membuat laki laki itu leluasa melirik Alesha yang ada di sebelahnya, dan mama perempuan itu yang berdiri tidak jauh dari hadapannya sekarang.
" sore, tante " sapa Alaska sembari meraih tangannya mama Alesha untuk ia ajak berjabat tangan
" sore, ma " sapa Alesha
" sore "
" tante, maaf ya, lambat nganter Alesha pulang, soalnya tadi macet " jelas Alaska pada mama Alesha sebelum hal itu ditanyakan.
" oh, gapapa " balas mama Alesha. " masuk, nak " ajak mama Alesha pada Alaska. Wanita itu meski sudah berumur, wajahnya tetap tidak ternodai oleh kerutan. Jadi, siapapun yang melihatnya, masih begitu segar untuk dipandang.
Sore menuju malam itu, habis di teras rumah Alesha. Mereka berbagi cerita bertiga. Wanita itu bercerita banyak, utamanya tentang kisah indahnya yang pernah. Lalu menggabungkannya dengan hal masa depan
" Alaska " panggil mama Alesha. " belajar dengan baik, ya, ganteng. Otak harus berisi, supaya orang-orang tidak mudah mempermainkan kita, attitude harus terarah, agar kita bisa jadi manusia yang saling dan sama-sama "
" Alesha juga " lanjut wanita itu.
" mau tanya, tante sayang ngga sama Alesha? " tanya Alaska pada wanita yang ada di sebelahnya. Mama Alesha menoleh, tidak habis pikir kenapa pertanyaan itu bisa keluar dari mulut Alaska. Padahal ia tau, kasih ibu sepanjang masa.
" sayang banget "
" wah, berarti kita menyayangi orang yang sama, ya, tante hehe "
Mama Alesha sontak tertawa besar, tawa yang lepas karena candaan Alaska yang serius. Diikuti dengan Alesha yang tampak merona sembari memajukan tangannya, mencubit lengan laki-laki itu.
***
Pikiran Alesha malam ini cukup tenang. Tugas-tugasnya semua selesai, senin besok yang jadi hari pertama untuk kembali sekolah lagi pasti tidak akan begitu berat karena yang ia lakukan hanya tidur saja setelah ini.
Pukul 10 lewat beberapa menit, Alesha mulai memejamkan matanya, berharap ia akan segera tidur agar besok tidak terlambat untuk datang ke sekolah. Namun, pada menit yang sama, handphonenya bergetar, menandakan ada panggilan masuk di sana.
" apa sih, ka, ini tuh udah jam 10 lewat, lo sendiri kan yang bilang, manusia itu ngga boleh di ganggu kalo uda jam kaya gini " omel Alesha ketika kali pertama mendekatkan handphonenya di telinganya.
" YAAMPUN, CA. GUE INI NEI, BUKAN ALASKA PACAR LO " teriak nei di seberang sana. Dapat dibayangkan bagaimana ekspresinya. Matanya pasti melotot
Alesha bernafas, mengambil udara untuk menyesuaikan setengah sadarnya. " kenapa? "
" lo blok Devano, ya? " tanya nei, kecil, padahal di sambungan telfon itu hanya mereka berdua, tidak mungkin ada yang mendengarnya, kecuali nei sedang tidak sendiri.
" ngga "
" terus kenapa chat dia ngga masuk, katanya? " tanya nei lagi.
" nei, kepala gue udah pusing, lo nelfon karena apa? " tanya Alesha, ingin to the point. Perempuan itu tetap berbaring di posisinya. Selimutnya masih mengintai badannya dengan begitu rapi. Tidak ada pergerakan apapun yang Alesha ambil.
" kurang tau si cuman vano bilang, dia ngehubungin lo pagi-pagi, tapi katanya chat nya ngga masuk, gitu, ca " jawab nei
Sambungan telfonnya dengan nei berakhir, " jadi cowo gajelas banget, ganggu waktu gue aja " ucap Alesha
" mengganggu lo, adalah salah satu jalan supaya gue terus ada dipikiran lo, ca. Meski lo udah punya pacar, meski cuman kesal juga yang jadi bagian gue, maaf " monolog Devano
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Galea
Teen FictionPada sebuah jatuh cinta, beberapa terjadi tanpa sebuah alasan. Kita hanya menerima rasanya, entah akan selesai, atau tinggal sebagai perasaan abadi yang akan terus jadi rahasia bumi tentang manusia tujuannya.