17. 2022, SELESAI

15 2 0
                                    

Hidup tidak pernah melewatkan siapapun yang ingin bertahan.

***

Pulang sekolah yang harusnya jadi waktu untuk Alaska dan Alesha berbicara, menjelaskan pada perempuan tersebut alasan di balik keputusannya itu, berakhir ' tidak jadi '

Tangannya yang masih bergetar memikirkan tentang surat 4 Februari 2023 itu, diulang-ulang perapalannya, surat paling buruk yang ia dapatkan.

" gila!, sakit banget jantung gue " umpat Alesha sembari memejamkan matanya.

***

Cinta itu membebaskan, cinta itu menerima segala pilihan yang jadi keputusannya. Bukan, bukan karena kita tidak menyayangi dengan baik, namun hanya sedang mencintai dengan versi menghargai setiap solusi yang ia inginkan. Meski contohnya adalah perpisahan.

" perpisahan itu milik orang-orang yang mau. Jadi, selamat berpisah, Alaska " kata Alesha.

bugh! nyaris persis seperti pukulan berkali-kali yang mengenai dada Alesha ketika ucapannya sendiri terdengar.

" terima kasih sudah bersedia jadi semesta aku, terima kasih sudah mau meramaikan 2022 yang aku punya, terima kasih untuk semuanya. "

Mata Alesha lalu menoleh ke sembarang arah, tidak ingin ketahuan jika ada satu butir air matanya yang ingin lolos.

" maaf, Alesha " kata Alaska, mengulangi, ia pun tidak berani menatap Alesha, " maaf minta selesai saat kamu masih cinta "

" tapi kata fair, ka. Aku kehilangan kamu, dan kamu juga akan kehilangan aku. Kita sama-sama beranjak dan melepas "

Walaupun ini kemauannya, tetap saja, berpisah dengan satu orang modelan Alesha, adalah luka yang tidak pernah bisa dijelaskan sakitnya, namun sakit.

Mungkin memang ini mau semesta tentang ujungnya. Memberikan pertemuan untuk dihadiahkan sebagai perpisahan atas cerita akhirnya. Alaska memilih untuk mengalah, agar bukan Alesha korban kecewanya. Agar ia mendapatkan sembuhnya, untuk beranjak percaya lagi dengan perempuan suatu hari nanti. Tidak perlu ada obat, orang lain tidak perlu berkorban untuknya. Alaska ingin sembuh sendirian.

" awal tahun yang buruk " simpul Alesha. Ia menatap langit, berharap di dengarkan.

" jangan lupa untuk hidup dengan baik, Alaska. Aku berdoa, dari jauh "

Sadar, pelukan penenang tadi. Bisa jadi adalah pelukan terakhir mereka. Pelukan dua orang yang saling mencintai namun tiba-tiba harus selesai untuk berhenti saling menyakiti.

" jalan dengan bahagia, semangat untuk keinginannya, ca. Aku doa in dari jauh juga. " kata Alaska

Alesha meringis, menatap Alaska dalam. " nanti, semua akhirnya tercapai, kecuali kamu " tapi inget ka, " pada dasarnya bintang tidak pernah meninggalkan langit malam, walau langit malam jatuh cinta pada bulan. "

Menohok! Namun itu kenyataannya

" Alaska Biantara " sebut Alesha.

" nama itu, akan eca semogakan terus, untuk menemui eca di masa depan sebagai versi terbaik. "

Alaska terdiam. Namun dalam hatinya ikut menyemogakan ucapan Alesha.

" selamat berpisah sekali lagi, baik-baik, ya, ka. Sepertinya kamu akan jadi orang terlama yang akan aku cintai. "

" perpisahan ini bukan aku yang mau, tapi kata orang, melepas yang dicintai untuk melihatnya bahagia, adalah bentuk mencintai yang paling tinggi. "

" janji untuk bahagia setelah ini, ya? oke? "

Munafik, munafik sekali kalo aku bilang ini ngga sakit. Batin Alesha

Hari itu, mereka selesai, mereka sama-sama mengakhirinya secara suka rela meski sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu, mereka selesai, mereka sama-sama mengakhirinya secara suka rela meski sakit.

Alaska terluka
Namun, jauh, Alesha lebih terluka.
Mereka sama sama terluka dan melukai.

***

GaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang