Baca dengan baik, aku mencintaimu.
***
Alaska mengela nafasnya ketika jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit.
Upacara akan dimulai. Beberapa siswa yang ada di gerbang sedikit berlarian, memburu langkahnya untuk segera berkumpul di lapangan SMANTEN.
" upacara ngga? " tanya Alvaro pada Rama
" upacara aja, yu " ajak Rama
" yauda deh "
Beberapa menit kemudian, upacara digelar dengan suasana hikmatnya. senin yang manis, gelar Alaska
Pa Tono mengambil posisi, kemudian berbicara di depan seluruh siswa SMANTEN, menyampaikan buah upacara hari ini dengan gayanya. Dan pada kesempatan itu, saat siswa maupun guru-guru sibuk mendengarkan amanat yang diberikan. Alaska mengambil kesempatan untuk mengajak Alesha berbicara.
" ca " panggilnya dengan suara yang kecil.
Posisi Alaska dan Alesha tidak terlalu menyorot ke depan, tadi, Alaska sengaja mengajak Alesha untuk mundur agar cahaya matahari tidak begitu leluasa menebar sinarnya.
" ka, ngga usah bicara " tegur Alesha, kecil, tanpa menoleh
" mau bilang sesuatu "
" apa? penting ngga? "
" ngga juga sih, tapi, berharga "
Alesha melirik, lalu berbalik lagi ke posisinya semula. Matanya mengawasi sekitar, serius, ia sudah benar benar takut dengan Bu Susi, " apa? "
" kamu tau ngga ada berapa manusia yang cinta sama kamu? "
Alesha menggeleng
" jika seumpama ada 10 juta orang, berarti gue salah satunya " ucap Alaska
" jika ternyata hanya ada 2 orang, lo termasuk salah satunya? "
Alaska mengangguk
" jika ternyata hanya ada 1 orang yang cinta sama gue? " tanya Alesha lagi
" berarti gue orang itu, ca " jawab Alaska.
" tapi, kalo ternyata tidak ada satupun orang yang cinta sama aku? "
Alaska terdiam sejenak. Berfikir sebentar kemudian menjawabnya, " berarti pernyataan itu salah "
" jika pernyataan benar? "
" berarti seorang yang bernama Alaska Biantara itu sudah tidak ada lagi di bumi. " jawab Alaska
Alaska tersenyum setelahnya. Percaya tidak percaya, semua jawaban dari pertanyaan itu adalah sebuah kejujurannya. Bukan gombalan, bukan juga sebuah alibi agar rasanya anggun terus menerus
***
Upacara pun selesai, " aku duluan ya ca, semangat buat hari ini " ucap Alaska
" iya, semangat juga, ka "
" yah, ga semangat nih gimana dong "
Alesha terdiam dan berfikir, " terus gimana caranya, biar Alaska semangat "
" senyum lo, senyum lo yang selalu buat gue semangat, ca " balas Alaska
Alesha tertawa kecil mendengar ucapan Alaska. " gue minta nya senyum lo ca, lo malah ketawa, ga kuat gue " ucap Alaska, " sana masuk kelas "
" iyaa, Alaska juga ya? "
" iyaa eca sayang "
Alaska pun pergi bersama teman-temannya, sedangkan Alesha sedang menunggu nei di lapang dekat kelas XII- Bahasa itu. Dengan tiba-tiba Devano menghampiri Alesha
Cinta memang anggun, namun jahat jika rasanya didewakan. Perhatian diberikan, bukan diminta, apalagi harus bertopeng pengemis agar diperoleh
" gue minta maaf, ca " tutur Devano
Sejenak, Alesha menatap wajah Devano. Memang ada sedikit muak yang tersimpan. Tapi, sangat tidak elok juga menyimpan dendam. Satu dua orang atau lebih di dunia ini, pasti akan hadir menjengkelkan, selebihnya adalah kesan rasa yang lain.
" oh, gapapa, gue uda lupa ko " balas Alesha. Benar, ia pun sudah lupa dengan amarahnya, sekarang Alesha hanya canggung untuk memulai obrolan saja.
Devano menghela nafasnya. Ya, mungkin tentang Alesha dan Alaska bukan campur tangannya, dan ia mulai sadar akan hal itu kemarin. Beberapa manusia tidak butuh orang-orang yang sempurna, ia hanya butuh yang bisa menghargai keberadaannya dengan baik.
" terima kasih, ca. Tapi, kita tetep temenan kan? " tanya Devano
" iya, temen "
Dan ya, pepatah ini benar, mungkin Devano adalah es krim stroberi yang enak. Tapi, yang Alesha cari adalah es krim coklat. Dan Devano tidak bisa melakukan apapun. Ia hanya bisa, menunggu Alesha, tapi tidak dengan memaksakan atau menghalangi kesukaannya.
Di bumi, banyak sekali hal yang tidak perlu untuk dimiliki dengan sepenuhnya. Karena, mengetahui dan melihatnya ada, sudah sangat cukup untuk dijadikan sebuah kesyukuran atas level tertinggi dari rasa jatuh dan cinta. Seperti kalimat ini, aku melihatmu dengan dua hal, jatuh cinta dan sebuah ikhlas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Galea
Teen FictionPada sebuah jatuh cinta, beberapa terjadi tanpa sebuah alasan. Kita hanya menerima rasanya, entah akan selesai, atau tinggal sebagai perasaan abadi yang akan terus jadi rahasia bumi tentang manusia tujuannya.