Kita meninggalkan tempat, waktu dan seseorang. Tapi tidak dengan kenangannya.
***
Minggu sore, sehari setelah insiden dimana Alaska membalas pesan Alesha melalui chat. Alesha masih belum percaya jika mereka bertegur sapa lagi melalui chat. Tapi, Alesha lebih tidak percaya lagi, jika ternyata novel yang ia tulis, sampai di tangan laki-laki itu dan dibacanya.
Hembusan nafas kasar Alesha terdengar, sejak tadi pikirannya mengalun tentang Alaska, Alaska dan Alaska
" IH!! "
Rafael menoleh, " kenapa, ca? " tanya laki-laki itu.
Keduanya, sekarang berada di kantin sekolah. Rafael yang mengajak Alesha, sebagai traktiran karena telah membantunya selama ini.
" mau beli es krim ngga? " ajak Rafael. Alesha menggeleng
" gue beliin 15 deh " Rafael menarik tangan kanan Alesha menuju salah satu tempat es krim. Meminta perempuan itu untuk duduk manis menunggu sebentar.
" el, gue kan uda bilang ngga mau es krim "
" kenapa? emang lo udah tau rasanya es krim di sini? "
Alesha menggeleng
" makanya itu, ca. Lo harus coba, lo harus tau dulu rasanya " ucap Rafael
" tapi gue maunya minuman yang biasa " bantah Alesha, lembut.
" gini, gue kasih lo sebuah analogi, ngga melulu soal kesukaan, ca. Kadang manusia harus beranjak, mencoba pertualangan baru, untuk lebih mengenal dunia yang hanya memberikan satu kali kesempatan " papar Rafael
Pesanan es krim Rafael kemudian datang, ia memberikannya pada Alesha untuk menikmatinya dan mengamati perempuan itu untuk makan es krimnya sepertinya adalah bonus istimewa sore ini buat Rafael. manis.
" enak ngga? enak kan? "
" lumayan " jawab Alesha
" beranjak dari suatu kesukaan itu, ngga seburuk yang ada di pikiran, ca. "
Alesha tersenyum, yang serontak membuat Rafael ikut tersenyum juga
Rafael menang selalu menggombal Alesha seperti ini, dan Alesha tidak pernah menganggap itu serius. Karena, sejak patah hati waktu itu, Alesha memilih untuk menutup rapat hatinya, merawatnya sendiri. Sampai ia bertemu dengan seseorang yang suatu hari benar-benar baik adanya. Bukan yang sekedar penasaran belaka.
Dan, aktivitas Alesha bersama Rafael sejak tadi diamati oleh seorang laki-laki, laki-laki yang merindukan perempuan penulis buku Alesha & Alaska itu, mata gelapnya berbinar, sebenarnya ingin ia perlihatkan dirinya, namun takut untuk merusak suasana.
Have fun, ca. Gue juga
Di telinga Alaska seperti ada bisikan seperti ini, " selamat berpisah, Alaska, cowo manis, tokoh utama, favorit person, manusia baik. "
Senyum kecil di bibir Alaska, terbit, senyum yang sekian lama hilang dari wajahnya.
" ALESHA, I LOVE YOU !! " teriak Alaska, " SENJA CANTIK BANGET, CA. SENJA INDAH BANGET, CA. " langit sore hari ini terjamah oleh warna jingga yang benar-benar hanya datang sekali dua kali setiap tahunnya.
Baru saja jadi senang, tiba-tiba harus sedih banget. Pertukaran kedua-duanya itu seperti tidak adil kan?
Alaska memejamkan matanya sejenak, menikmati bagaimana angin sore mendekatinya, menguatkannya. Sangat jauh perjalanan rasa antara dirinya dengan Alesha. Sudah banyak hal besar yang keduanya lewatkan, hingga hal-hal kecil yang sudah tidak terekam diingatan namun semuanya sampai pada buku yang Alesha tulis. Lalu apalagi yang harus manusia lakukan ketika ia telah genap atas segalanya? mungkin menyadari, bahwa tidak semua yang kita inginkan terkendali semau kita.
" langit, aku titip dia sama kamu, janji jagain dia, ya, peluk dia. Nanti, ngga usah cape-cape ngajarin dia senang, karena dia anak baik, lagi penurut "
" langit, aku mencintainya dengan amat. " Alesha menyinggung senyum dibibirnya. Juga ada beberapa butir air mata yang jatuh. " ya ... dia memang makhluk tuhan yang gampang membuat orang jatuh cinta "
" langit, peluk dia selalu, ya? ingatkan jika aku akan selalu merindukannya. "
SMANTEN menjadi saksi awal pertemuan kita, jatuh cinta dengan Alaska adalah bab paling indah.
Tamat ..
Alesha & Alaska jadi salah satu perjalanan yang tidak begitu lama. Namun, untuk itu, terima kasih sudah bertahan, dan menunggu. Terima kasih sudah rela bermain hujan-hujan di akhir bab nya.
Selamat berpisah dengan cerita cowo manis ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Galea
Teen FictionPada sebuah jatuh cinta, beberapa terjadi tanpa sebuah alasan. Kita hanya menerima rasanya, entah akan selesai, atau tinggal sebagai perasaan abadi yang akan terus jadi rahasia bumi tentang manusia tujuannya.