Chapter Eleven

13 1 0
                                    

Standart
.
.
.

Aku pun kemudian menghiraukan apa yang ku pikirkan tadi, dan lebih baik ku lanjutkan saja langkah ku ini

Dan menuju ke kantin saja. Mumpung waktu untuk masuk ke dalam kelas tuh masih panjang

"WOY Zhen, kemana aja lu?" Sahut ku sambil mengangkat tangan ke arah Zhen

"Lah bukan nya lu, yang dari tadi hilang begitu saja bagaikan di telan bumi" ujar Zhen sambil bercanda

"Oh itu gua, abis dari TU buat beli sesuatu" Ucap ku

"Halah bilang aja lu itu, menghindar supaya enggak di deketin sama Firly kan?" Ucap Zhen

"Ah, itu pun iya juga" kata ku sambil bercanda..
Hehe

Sementara itu disisi lain, tepat nya di dalam perpustakaan sekolah
Mereka berdua pun melanjutkan percakapan nya yang tadi

"Ya menurut ku, si Frans itu orang nya baik dan ramah" ucap Nadya sambil melihat-lihat isi buku yang di ambil itu

"Sudah kuduga kau akan berkata seperti itu tentang Frans, lagi pula dia pasti bukan tipe mu kan?, hehe" ujar Firly sambil memegang belakang kepala nya

Tetapi Nadya menghirau kan ucapan Firly dan terus mencari-cari buku di rak buku yang berada di hadapan nya, namun seketika Nadya berkata sesuatu ke Firly!, dan dia mengatakan..

"Kau sudah dapatkah buku mu itu?" Tanya Nadya

"Oh sudah dong"
"Nih dia, jeng jeng" ucap Firly sambil menunjukan buku yang di dapatkan nya tersebut ke depan muka nya Nadya

Tetapi si Firly ini hanya mengambil buku kamus saja, tak lebih
Soalnya dia nampak kebingungan tentang Pekerjaan Rumah nya tersebut

"He Nadya, tipe cowok idaman kamu tuh, seperti apa?" Tanya Firly ke Nadya

"Heum, kalau aku di suruh memilih tipe!, ya yang simple saja ya, yang menerima ku apa ada nya" jawab Nadya dengan wajah cool girl nya itu

"Sudah ku duga, jawaban nya selalu begitu!, tetapi kalau aku sih tipe nya tentu seperti Frans" ujar Firly sambil mengangkat tangan dengan bangga nya

.

Lalu mereka berdua pun menyudahi percakapan nya itu dan menuju ke meja peminjaman buku perpustakaan

Singkat cerita dia pun selesai, dan keluar dari perpustakaan itu

Di tengah perjalanan mereka pun memulai percakapan lagi, tetapi kali ini Nadya yang memulai percakap

"Eh Ly, kenapa sih kamu terlalu obses dengan Frans itu?," kata Nadya

"Ya mau gimana lagi, dari sudut pandang ku dia itu lelaki yang sangat gagah"
"Kyaaa, aku tak bisa berhenti memikirkan nya" ucap Firly sambil tersipu malu, lalu kemudian Forly pun menutup wajah nya dengan dia pegang itu

Namun tiba-tiba kebetulan sekali ada Frans dan Zhen lewat berpapasan dengan mereka berdua, dan seketika Firly pun menghampiri mereka berdua, dan kemudian Firly pun memegang tangan nya lalu menyandarkan kepala nya di bahu dia, namun Nadya pun berkata

"Tapi sebenarnya kamu salah orang Firly" kata Nadya sambil menunjuk ke arah Zhen

Lalu Firly pun melihat wajah nya yang sedang dia sandarkan kepala nya tadi

"Lah kok malah Zhen?" Ucap Firly dengan wajah panik nya

"Lah kau kira memang SIAPA?" ujar Zhen sambil memasang wajah malu

Nadya yang melihat hal itu pun juga merasa malu akan kelakuan Firly itu yang sudah terlalu mabuk asmara nya, yang bahkan Frans itu bukan pacar nya Firly

Seketika Firly pun memalingkan wajah, dan tanpa rasa ragu dia pun mengambil tangan Frans dan tetap menyandarkan kepala dan wajah nya di bahu Frans

Dan di dalam hati nya Frans pun berkata
"sebenarnya aku ingin ketawa ngakak, dan merasa malu juga, tetapi disini ada Nadya juga" seketika wajah nya Frans pun memerah dan tersipu malu

Tetapi tiba-tiba ada seseorang berkata

"Hei permisi numpang lewat" ucap lelaki itu di hadapan kami semua

Dan ternyata lelaki itu adalah yang waktu itu menatap ku dengan aneh, bagaikan ingin berkenalan

"Oh ternyata kamu toh, Jorony!" Ucap Nadya kepada lelaki berkacamata itu yang bernama Jorony

"Eh siapa dia Nad?" Tanya Firly sambil mencubit-cubit pipi Frans dengan gemas nya

"Oh ini kenalin teman ku waktu SD namanya Jorony" ujar Nadya pada kami semua

Serta kemudian dia pun mengulurkan tangan nya ke arah Firly untuk berkenalan kepada nya dan dia pun berkata

"Kenalin namaku Jorony, hanya Jorony tak kurang dan tak lebih" katanya sambil tersenyum-senyum

"Kenalin juga nama aku Firly, Firly Flower tepat" ucap Firly sambil meraih tangan dan tersenyum pula

Dan kami berdua pun ikut berkenalan dengan nya juga, dan menyalami nya juga

"Aku Frans Allansie"

"Dan nama gua Zhen Zulfikar"

"By the way, kalian semua teman nya Nadya juga kah?"

"Kami rasa iya begitu" ujar Zhen dengan santai nya

"Asal kalian tahu ya!, ke humble'an nya dan keramahan nya dahulu waktu SD tuh, tak seperti yang kelihatan nya sekarang tahu." Ucap Jorony sambil memberi tahu tentang Nadya

Seketika mimik wajah nya Nadya pun berubah dan terlihat seperti ingin marah, jika dia mendengar tentang masalalu nya itu

"Iya benar loh, dahulu SMP pun juga begitu"
"Bahkan waktu SMP pun Nadya orang nya tuh-" seketika ucapan nya Firly pun di hentikan oleh Nadya dengan menaruh jari telunjuk nya di bibir nya Firly

"Sttt., tak usah lah membicarakan tentang masalalu" ucap Nadya dengan wajah datar nya itu

Lalu Nadya pun meninggal kan mereka semua tanpa pengecualian,

"Eh jangan marah begitulah Nad!"  Ucap Firly sambil mengejar Nadya, tanpa menggoda Frans kali ini

Lalu mereka berdua pun meninggalkan dia bertiga, yang kebingungan

"Eh Jorony memang nya waktu SMP itu Nadya orang nya bagaimana?" Tanya ku pada Jorony

Lalu wajah Zhen pun seketika tercengang serta kemudian dia pun berkata

"Kau tak tahu ya?, ohya kau kan teman baru ya!" Ucap Zhen

"Jadi begini, ini terjadi sebelum dia masuk ke SMA dan juga sebelum ayah nya meninggal, dan Nadya dahulu tak seperti kelihatan Nadya yang kita lihat sekarang ini tau." Ucap Jorony sambil memberi tahukan tentang Nadya kepadaku

"Iya, terus ceritakan dong? Apa yang sebelum nya terjadi sewaktu dia masih di SMP atau pun di SD dulu" tanya ku pada Jorony

"Jadi waktu dulu tuh Nadya-"

Kring
Ring
Kring

Suara bell masuk pun berbunyi, seketika omongan nya si Jorony pun terhenti karena bell sudah di bunyikan

"Cerita nya, nanti saja ya,. Kita lanjut esok" ucap Jorony sambil berlari menuju kelas nya

"Jadi apa yang terjadi Zhen?"

"Nanti saja, ayo kita ke kelas masing-masing" ujar Zhen sambil meninggalkan ku

Lalu aku pun juga ikut pergi ke kelas, berjalan di belakang Zhen

"Memang hati dan perasaan manusia sulit untuk dibaca, tetapi raut wajah tak dapat dibohongi layak nya hati yang tersakiti"

Mereka semua pun pada akhirnya masuk ke kelas nya masing-masing secara sepihak

.
.
.

Bersambung...

Selamanya Teman Frans (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang