Chapter Fifteen

5 0 0
                                    

"Rasa cemas pada teman itu, adalah ikatan batin bagi kita"

Alasan Pertemanan

Pertandingan waktu membuatku terasa tertekan dengan ekspresi.

Kini sudah istirahat memanggil ku,
"Yakin lo mau ngerjain itu sendirian, Frans?" Tanya Zhen.

"Iya tinggalin, aku sendirian buat ngerjain ini semua!, kalau mau istirahat duluan saja nanti ku susul" ujar Frans dengan mengerjakan tugas nya Bernando, yang kebetulan teman nya Bernando mengambil kesempatan untuk meminta Frans mengerjakan nya juga.

Kemudian Zhen pergi meninggalkan Frans dari kelas, tumben sekali Zhen tidak memikirkan teman nya dan lebih mementingkan istirahat.

Kebetulan sekali saat istirahat ini, Nadya dan Firly melintas didepan kelas ku.

Keduanya pun melihat ke arah ku yang tengah mengerjakan tugas.

"Eh Nad, itu lovely Frans kan ya Nad?" Tanya Firly.

"Iya, memang dia. Tapi kalo di lihat-lihat sibuk banget" sambung Nadya.

"Ya sudah, kalo dia emang kelihatannya sibuk banget, mendingan kita bantu dia dan bantu kurangi kesibukannya" ujar Firly sambil menarik tangan Nadya untuk masuk ke kelas nya Frans.

"Hei Frans, kayanya sibuk banget nih kelihatan nya?" Tanya Firly sambil melirik kearah apa yang tengah dikerjakan Frans.

"Ya sekadar ngerjain tugas sih, enggak lebih dan enggak begitu sibuk bagiku." Ujar Frans, tanpa melihat kearah mereka berdua dan fokus mengerjakan tugasnya Bernando.

"Tuh kan Ly!, dia tuh sibuk banget dan enggak mau di ganggu lihat aja tuh!, Dia enggan menoleh ke kita" ucap Nadya dengan sinis, karena si Frans tak menggubris mereka berdua.

Dan kini Frans mulai melihat kearah keduanya, karena dia barusan mendengar suaranya Nadya.

Sontak itu membuat jantung nya berdetak kencang, karena menatap wajah Nadya secara gamblang.

"Waduh!, Kenapa ada Nadya pula disini" ucapku dalam hati.

Dengan begitu dia menatapku, tatapan tajam Nadya.

Itu membuat berkeringat dan menelan ludah, saking tertekan oleh nya.

"Mau kita bantu gak, Frans?" Tanya Nadya.

Ucapannya begitu menekan ku, akan tetapi wajah nya begitu aduhai dan itu membuat ku terdiam seribu bahasa.

Tapi aku malah menganggukan kepala, seolah aku mengiyakan nya.

"Tuh dah boleh kita bantuin Ly," ucap Nadya pada Firly.

"Oke Nad, ayo kita hilangkan kesibukannya si lovely Frans ini." Ucap Firly dengan semangat sambil mencubit gemas pipinya Frans itu.

Kemudian Frans pun tersenyum dihadapan keduanya dan melanjutkan mengerjakan tugas nya si Bernando.

Lalu tak sengaja mendengar bisik-bisikan mereka berdua yang terdengar seperti ini,

"Ternyata ini tugasnya, si yang waktu itu enggak jelas kan" kata Firly sambil berbisik.

"Iya kiranya begitu, soalnya ini buku nama nya bukan Frans, Ly" jawab Nadya.

Selamanya Teman Frans (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang