[polisa]

3.7K 553 78
                                    

.
.
-

Author pov.

"Huh aku huh hampir tertangkap, huhh huh untunglah polisa cantik itu tidak mengejar ku lagi" Jennie sang pelaku penculik eskrim di toserba sedang bersembunyi di balik tembok, nafasnya terengah-engah habis melarikan diri dari polisi cantik yang bernama Lalisa Manoban atau kerap di panggil dengan sebutan Lisa.

"Dasar polisa itu, aku hanya mengambil satu eskrim, bukan berarti aku mencurinya. Ckckck" Jennie berdecak kesal.

Jennie duduk berjongkok, ia membuka eskrimnya lalu memakannya.

"Eummmm massita!" Mata Jennie berbinar memakan eskrimnya.

"Uwaaah ini benar-benar manis, xixixii" Jennie terkikik senang menghabiskan eskrim rasa coklatnya.

"Enak?"

"Eum enak- omo!" Jennie terperanjat kaget melihat gadis jakung berdiri di sampingnya dengan melipat kedua tangannya.

"P-polisa ada polisa, kaburrr" Jennie berdiri, hendak kabur ketika Lisa memegang hoodie nya.

"Mau kemana kau kucing pencuri?" Lisa menaikkan satu alisnya.

"A-aku emmm jangan salah paham nee, aku mmm begini biar aku jelaskan. Tadi aku sempat meminta eskrim pada kasir itu, tapi dia sangat pelik tidak mau memberikannya padaku, jadi karena kesal aku mengambilnya, ingat mengambilnya bukan mencurinya. Dan setelah itu kau mengejar ku, aku takut makanya aku lari. Aku tidak mau masuk penjara, pleaseuuu maafkan aku, emmm" Jennie memohon dengan mengedip-ngedipkan matanya.

Lisa terhenyak mendengar penjelasan Jennie, ia tidak habis pikir dengan perkataan Jennie yang mengatakan ia tidak mencuri? Sudah jelas-jelas mengambil hak milik orang lain itu tidak baik, itu sama saja dengan mencuri.

"Itu sama saja dengan mencuri, kau tidak membayarnya. Lihat, kau sangat menikmati eskrim curian itu" Lisa menyeka sisa eskrim di sudut bibir Jennie.

"Nini tidak mencuri" Jennie cemberut menghentakkan kakinya.

"Terus apa namanya kalau kau bukan mencuri, Jennie?" Lisa menatap datar wajah Jennie.

"Mmm mengambil punya orang, tapi Nini janji akan membayarnya jika Nini mendapatkan uang. Serius polisa, Nini janji" kata Jennie dengan wajah di buat-buat serius.

"Kenapa kau mengambil eskrim jika kau tidak memiliki uang?"

"Nini sangat menginginkan eskrim polisa, sedangkan uang Nini tidak ada di apartemen. Jadi itu sebabnya Nini berani mengambil eskrim. Mianhe" Jennie menunduk berpura-pura sedih.

"Huh, kau nakal Jennie, untung saja aku yang berada di sana. Jika polisi lain mungkin kau sudah tertangkap dan di masukkan ke dalam jeruji besi. Kenapa mesti mencuri? Kenapa nakal lagi? Aku sudah memperingati mu sebelumnya Jennie Manoban!" Lisa berkacak pinggang mengomeli Jennie.

Jennie mempoutkan bibirnya, ia memainkan jemarinya lalu mendekatkan diri pada Lisa.

"Lili juga salah, kenapa Lili mengambil kartu kredit Nini? Setidaknya berilah Nini satu lembar uang untuk jajan" Jennie mendongak menatap Lisa.

"Itu karena kau nakal, semalam kau menenggelamkan Leo di bak mandi. Dia hampir mati kau tau" kesal Lisa.

"Itu karena Leo nakal, dia mencakar tangan Nini. Lihat, tangan Nini luka" Jennie memperlihatkan luka cakaran Leo.

"Aku sudah mengobatinya semalam, dasar manja. Ayo aku akan mbawamu ke penjara" Lisa menarik lembut tangan Jennie.

"Aaaak tidak mau Lili, Nini tidak mau" rengek Jennie memberontak.

"Renungkan kesalahanmu di sana Jennie"

"Lili tega! Nini istri Lili!" Pekik Jennie.

"Tidak ada alasan, ayo" Lisa  menggendong Jennie.

"Huwaaaa jahat! Lili kenapa jahat sih hiks hiksss.. tega sekali memenjarakan istri sendiri. Uwaaaa Lili tega, Lili tidak menyayangi Nini lagi hiksss.." Jennie memukuli pundak Lisa.

"Hanya karena eskrim kau mencuri? Serius Jennie? Aku tidak pernah mengajarimu begitu, kau semakin nakal akhir-akhir ini" Lisa berhenti lalu menatap Jennie.

"Hikss hiks i-itu juga karena Lili, Lili sering meninggalkan Nini sendirian di apartemen, hikss Nini tidak mempunyai teman Nini kesepian hiksss.." Jennie mengeluarkan keluh kesahnya.

Lisa terenyuh, memang akhir-akhir ini ia sangat sibuk di kantor polisi, banyak kasus yang mesti di tanganinya. Dan karena terlalu sibuk ia sering meninggalkan Jennie sendirian dan bahkan kadang lupa mengabari istri nakalnya itu.

"Mianhe" Lisa melunak, mengusap punggung istrinya dengan lembut.

"Hikss Lili tidak menyayangi Nini lagi, setiap kali Nini membuka mata Lili sudah tidak ada di samping Nini, Lili sibuk bekerja dan Nini selalu di tinggal sendirian. Hiksss tega sekali" Jennie terisak-isak di leher Lisa.

"Maaf oke, aku bersalah untuk itu. Sssh sudah nee, jangan menangis lagi" Lisa menyeka air mata Jennie.

"Pulangkan saja Nini kerumah Eomma dan Appa. Nini kesepian~" lirih Jennie.

"Aniya, mianhae baby, aku janji tidak akan meninggalkan mu lagi. Aku juga akan mengurangi kesibukan ku dan meluangkan banyak waktu untuk mu.
Mianhe hemmm" Lisa mencium seluruh wajah Jennie.

"Hikss yagso" Jennie memberikan jari kelingkingnya.

"Yagso baby" Lisa menautkan jarinya.

"Boghosippeo Lili" Jennie memeluk erat leher Lisa.

"Nadoo boghosippeo baby" Lisa mencium kening Jennie.

"Jangan mencuri lagi okey" Lisa mengusap lembut kepala Jennie.

"Eum" Jennie manggut-manggut.

"Geuree, kita akan membayar eskrim curian itu sekarang. Aku tidak mau istriku di cap sebagai pencuri eskrim" Lisa tersenyum mencolek hidung kecil Jennie.

"Mau eskrim lagi" cicit Jennie.

"Kiss me" Lisa mempoutkan bibirnya.

Chupp

Cukup lama Jennie mendiamkan bibirnya di bibir tebal Lisa.

"Kita akan membeli eskrim yang banyak, kau menyukainya kan?"

"Ya ya Lili, Nini sangat suka eskrim. Yeayy gomawo polisa, xixixi" Jennie terkikik malu.

"Anything for my wife" Lisa mencium bibir Jennie.

"I love you Nini nakal" Lisa tersenyum.

"I love you more polisa" balas Jennie setelah itu Lisa memperdalam ciuman mereka.



End

230223😼🐥

One Shoot [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang