[Lego]

2.6K 557 12
                                    

.
.
-

Author pov.

"Udah berapa kali Bunda bilang, jangan asik main aja Lego.. belajar, belajar biar kamu pintar kaya Jean kakak kamu" Jennie, ibu dua anak itu berkacak pinggang mengomeli putra bungsunya.

Lego anak laki-laki berusia delapan tahun itu menundukkan kepalanya takut melihat wajah sang ibu.

"Liat nilai raport kamu, kamu yang paling rendah di antara teman sekelas kamu. Bodoh!"

Brak

Jennie membanting raport itu di atas meja.

Lego terperanjat, bibirnya melengkung kebawah tanda dia akan menangis.

"Hiksss B-bunda.." Lego terisak meremas jemarinya.

"Nangis aja terus!" Jennie melototi putranya.

"Huwaaaa Dadda! Mau Dadda huwaaaa!" Lego menangis keras menginginkan Lisa sang Dadda di sampingnya.

"Lagi, lebih kencang lagi nangisnya" Jennie melipat kedua tangannya menatap datar Lego.

Lego sesegukan, wajahnya memerah dan terbatuk-batuk akibat banyak menangis.

"Ukhuk ukhuk m-mau Dadda~" lirih Lego mengucek kedua matanya.

Ceklek

"Dadda pulang" mendengar suara Dadda nya Lego langsung berlari menghampirinya.

"Dadda.. hiksss Dadda" Lego merentangkan tangannya.

Lisa mengerutkan keningnya dan berjongkok menyambut Lego masuk ke pelukannya.

"Hiksss B-bunda marahin Lego Dadda" adu Lego menyembunyikan wajahnya di leher Lisa.

Lisa menghela nafas berat, sudah sangat biasa mendengar istrinya memarahi anak bungsu mereka.

"Ssh gapapa, nanti Dadda marahin balik Bunda nya. Sekarang Lego udah ya nangisnya, nanti tenggorokan sakit" Lisa mengusap-usap punggung Lego.

"Hmmp- iya Dadda" angguk Lego meredakan tangisnya.

"Pinter anak Dadda" Lisa mencium pipi Lego setelah itu berdiri membawa Lego kedalam kamar.

Klek

Saat Lisa masuk dia bisa melihat Jennie berpelukan bersama Jean yang tengah asik menonton televisi di atas kasur.

"Dadda!" Jean gadis berusia sebelas tahun itu berdiri merentangkan tangannya pada Lisa.

Lisa tersenyum dan menghampiri putrinya.

"Hai sweetie" Lisa memeluk Jean bersama Lego di gendongannya.

"Miss you Dadda" Jean mengerucutkan bibirnya.

"Miss you too pretty" Lisa mengecup kening Jean.

"Ekhm ekhm" Jennie berdehem mengode Lisa untuk segera memeluknya dan memberikan ciuman untuknya.

Lisa mengacuhkannya, dia tidak tertarik menyentuh istrinya itu.

"Dadda Lego ngantuk" Lego mendusel di leher Lisa.

"Hemm bobok aja nak" Lisa menepuk-nepuk pantat Lego.

"Adek nantuk ya" Jean mengusap kepala adiknya.

"Eum" angguk Lego dengan mata terpejam.

"Belajar dulu Lego, kamu asik main satu hari ini. Nilai kamu bakalan jelek kalo kamu cuman main sama tidur terus" Jennie hendak membangunkan Lego tapi Lisa memoloti nya.

"Bobok aja nak, nanti Dadda ngajarin kamu belajar" Lisa membaringkan Lego di kasur.

Jean juga berbaring di samping Lego, memeluk adiknya itu dan ikut memejamkan matanya.

"Mimpi indah sayang" Jennie tersenyum mengusap sayang kepala Jean.

"Anak kita dua bukan satu" tegur Lisa melihat Jennie yang hanya memperhatikan Jean saja.

"Hemm" dehem Jennie dan mengusap kepala Lego sebentar.

"Apalagi kali ini Jennie, kamu marahin Lego karena apa lagi?" Lisa menatap Jennie.

"Anak kamu itu rangking terakhir dari dua puluh delapan orang Lisa, nilai Lego anjlok bikin aku naik pitam. Lego kebanyakan main akhir-akhir ini, itu karena kamu sering manjain dia"

"Kamu jangan terlalu keras sama anak, Lego masih kecil dia masih tahap pembelajaran. Lagian kamu juga ga mau ngajarin Lego, kamu selalu punya alasan kalo Lego itu susah ngerti dan susah di kasih tau. Udah aku bilang ngajarin anak tuh jangan di paksa, pelan-pelan dulu sampe otak dia memahami materi. Ini enggak, kamu sering marahin Lego, bandingin Lego sama Jean, bahkan kamu bentak Lego kalo dia ga bisa. Itu ga baik Jennie, Lego tertekan!" Lisa mengeraskan rahangnya, sudah sangat lelah memperingati Jennie.

"Aku capek Lisa, capek ngajarin Lego setiap hari. Dia susah ngerti, taunya cuman main sama gambar gambar ga jelas. Aku bentak Lego karena aku udah lelah ngajarin dia! Jean aja bisa  dalam sekali penjelasan, tapi Lego? Ratusan kali bahkan sampe mulut aku berbusa dia belum bisa-bisa juga"

"Itu tuh, sikap buruk kamu suka ngebandingin anak. Ga habis pikir aku sama kamu" Lisa menggeleng memijit pelipisnya.

"Terserah. Aku capek mau tidur" Jennie berbaring memeluk tubuh Jean.

Lisa mendongak, memejamkan mata sejenak kemudian membukanya.

"Huhhh" Lisa menghela nafas panjang.

"Love you babies" Lisa memajukan wajahnya untuk mencium pipi Lego dan Jean.

Chup

Chup

"Aku mana" Jennie menekuk wajahnya.

"Males" Lisa memutar matanya setelah itu melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi.

"Sumpit bambu!"

"Kucing garong!"

-

160723😼🐥

One Shoot [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang