[buta]

6.6K 704 154
                                    

.
.
-

Author pov.

"Eomma, aku sudah merapikan bunga daisy nya" kata Jennie sambil meraba-raba dan menyentuh bunga daisy.

"Eoh, kalau begitu kemari lah Nini, jaga kasir sebentar nee, eomma ingin buang air kecil" kata eomma Kim.

"Nee eomma" Jennie meluruskan tongkatnya, berjalan dengan pelan bersama tongkat di tangannya.

Eomma Kim segera ke toilet ketiga Jennie sudah duduk di meja kasir.

Tringg

Lonceng berbunyi menandakan ada orang yang masuk.

"Selamat datang" Jennie berdiri, tersenyum manis menyambut pelanggan yang datang.

"Hai Nini" orang itu mendekati Jennie dan duduk di sampingnya.

"Ck, kau rupanya. Kau tidak bosan mengganggu terus Lisa?" Jennie berdecak ketika orang yang datang adalah Lisa gadis yang sering mengunjugi toko bunga mereka.

"Tidak, aku senang mengganggu mu. Kau cantik xixixi" Lisa terkikik menatap lembut wajah Jennie.

"Kau seperti tidak punya kerjaan lain saja selain menggombali ku. Apakah kau pengangguran?" Jennie mendengus melipat kedua tangannya.

"Tidak, aku ini bekerja Nini, tapi pekerjaan ku ini sesuka hati. Bekerja jika aku mau dan libur jika aku sedang malas" jelas Lisa.

"Ck, kelihatan sekali kau pemalas" Jennie menggeleng mendengar perkataan Lisa.

"Ani, aku sangat rajin tapi pekerjaan ku membosankan. Hanya melihat kertas kertas dan kertas. Huh, aku juga butuh cuci mata seperti melihat kecantikan mu contohnya" kata Lisa dengan gombalannya.

"Hisshh kau buaya betina" Jennie tersipu dan memukul lengan Lisa.

"Hahaha kau memerah Nini, kau salting dengan perkataan ku hahaha Nini salting" Lisa tertawa senang melihat wajah Jennie yang memerah.

"Hisshh tidak" Jennie mengelak menutup wajahnya.

"Aigoo cantik sekali Nini-ku" Lisa menyentuh mengelus pipi Jennie.

"Yaakk, jangan meng hak patenkan panggil kesayangan eomma ku. Nini itu khusus panggilan eomma untukku, kau tidak boleh memanggilku seperti itu" Jennie yang kesal meraba-raba tubuh Lisa kemudian mencubit pinggangnya.

"Aahkk sssh aku suka memanggil mi Nini, pokoknya aku akan terus memanggilmu Nini" putus Lisa.

"Aisssh terserah, berbicara denganmu seperti berbicara dengan orang gila" sebal Jennie.

"Tergila-gila dengan mu, Nini" bisik Lisa membuat Jennie merinding.

"Yaakk!" Jennie spontan menepuk kepala Lisa.

Tak

"Aaahkk awww sakit Nini, kau jahat" Lisa cemberut menggosok-gosok kepalanya.

"Tidak peduli"

"Huhuu sungguh jahat sekali kau Nini" rengek Lisa.

"Kau yang duluan" balas Jennie.

"Dasar Nini berpipi mandu" ledek Lisa sambil mencubit pipi Jennie.

"Yaak Lalisa, kau yaa kesini kau Lalisa, beraninya kau mencubit pipi mulus ku" Jennie meraba-raba Lisa tapi Lisa sudah berdiri menghindari Jennie.

"Wleek kejar aku" Lisa menggoyangkan pinggulnya meskipun ia tau Jennie tidak akan bisa melihatnya.

Jennie, gadis berpipi mandu itu mengalami kebutaan pada saat ia menaiki bus yang di tumpanginnya mengalami kecelakaan jatuh ke dalam jurang. Mata Jennie terkena serpihan kaca, kerusakan yang fatal mengakibatkan dirinya tidak bisa melihat sampai sekarang ini.

Jennie bisa melihat lagi asalkan donor matanya suda tersedia ataupun cocok dengannya. Pendonor mata sangat susah di temukan, itu kendala yang membuat Jennie harus ekstra sabar lagi untuk bisa kembali meliha. Soal biaya eomma dan appa Jennie sudah mengumpulkannya, mereka menabung demi Jennie putri mereka satu-satunya untuk kembali melihat dunia.

Meskipun buta, Jennie sangatlah pandai dan berbakat. Jennie bisa mengenali orang dengan hanya mencium aromanya, telinganya sangat tajam mendengar setiap perkataan pelanggan yang berdatangan ke toko bunga, ia juga bisa merasakan mana yang tulus dan mana yang berpura-pura.

Dan mengenai Lisa, ia gadis jangkung yang menyukai Jennie saat pandangan pertama, ia jatuh hati ketika melihat Jennie menikmati angin di depan toko bunga. Pada saat itu Lisa sudah menempatkan Jennie di hatinya, ia datang setiap hari ke toko bunga demi melihat Jennie sang pujaan hati.

Lisa menerima kekurangan Jennie, ia tulus dan bersungguh-sungguh menginginkan Jennie. Tapi di satu sisi Lisa sangat jahil, itu yang membuat Jennie tidak menyukainya. Lisa terlalu cerewet dan seringkali menganggu ketenangan Jennie yang notabennya anak pendiam.

Kembali ke cerita.

"Yaakk Lisa, aku akan memukulmu" Jennie mengambil tongkatnya, mengayunkannya mencari-cari Lisa.

"Hahaha tidak kena tidak kena, wleek temukan aku Nini jelek" Lisa berlari kecil, ia mengelilingi tubuh Jennie dan menyentil hidungnya.

"Aaakk kemari kau Lalisa, aku benar-benar marah serius" Jennie menghentak-hentakkan kakinya kesal.

"Hahaha tidak mauuu" Lisa berada di belakang Jennie, dengan jahil menghembuskan nafasnya di tengkuk belakang Jennie.

Huff

"Aaaakk!" Pekik Jennie kegelian.

"Xixixii" Lisa berjongkok sambil terkikik.

Jennie memfokuskan pendengarannya, seketika ia langsung menyeringai lalu melayangkan tongkatnya memukul Lisa.

Bugh

"Aarrghh!" pekik Lisa saat tongkat Jennie mengenai punggungnya.

Jennie tiba-tiba panik, ia ikut berjongkok meraba-raba tubuh Lisa.

"G-gwenchana?" Jennie mengusap-usap lengan Lisa.

"Huhu sakit kau jahat" rengek Lisa mengusap punggungnya.

"Itu karena kau menyebalkan. Sudah ku bilang jangan nakal" kata Jennie.

"Aku merajuk, aku tidak mau lagi datang ket toko bunga mu" Lisa berdiri bersiap untuk pergi.

"Yasudah, aku malahan tenang kalau kau tidak kesini lagi" balas Jennie.

"Ok" Lisa segera berlari keluar dari toko bunga.

"Ck anak nakal itu, mana mungkin dia tidak kesini. Aigoo itu ancaman yang sering dia gunakan saat aku memarahinya" Jennie terkekeh, sangat tau Lisa hanya merajuk sebentar.

"Jennie-yaa" appa Kim barusan datang dari tempat kerjanya.

"Appa!" Pekikan senang Jennie merentangkan tangannya meminta di peluk.

"Aigoo putri cantik appa" appa Kim tersenyum memeluk tubuh Jennie.

-

"Huh" helaan nafas terus terdengar dari Jennie, ia duduk termenung di depan toko bunga, memainkan tongkatnya menulis nama Lisa di tanah.

Benar-benar tidak terduga, Lisa yang dikenal cerewet itu benar-benar tidak datang lagi ke toko bunga. Sudah tiga hari Lisa absen menjahili Jennie, dan selama tiga hari itu juga Jennie dilema dan merasa ada yang hilang dari hidupnya.

Jennie terus merenung, setiap kali lonceng berbunyi maka Jennie akan sangat bersemangat dan berharap yang datang itu Lisa, tapi itu hanyalah pelanggan yang ingin membeli bunga. Jennie merasa kecewa, ia akan menangis berjongkok di bawah meja kasir.

Jennie merindukan kehadiran Lisa, tawanya, sikap jahilnya, gombalannya, dan terkahir aroma tubuhnya.

"Hiksss hiks Lili~" Jennie terisak-isak menutup wajahnya.

Eomma Kim dan appa Kim menatap sendu punggung Jennie, mereka merasakan bagaimana sedihnya Jennie saat Lisa tidak datang lagi ke toko bunga mereka.


End?

301222🐥😼

One Shoot [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang