Chapter 6

5 0 0
                                    

"Apakah saya harus mengatakan Anda sedang beristirahat pada utusan itu?" tanya pelayan itu melihat keragu-raguan di wajah Arnold. Arnold termenung.

"Katakan padanya aku akan segera berangkat ke Fyzool."

Ya, ini adalah keputusan yang tepat. Cepat atau lambat mereka harus bertemu membahas masalah ini. 

Dan akan jauh lebih baik baginya bila ia segera bertemu Jevano. Ia tidak ingin hidup dalam bayang-bayang kekhawatiran akan kemurkaan Jevano.

Jevano tidak akan melakukan apa pun terhadapnya. Bagaimana pun juga mereka adalah saudara sepupu.

Sewaktu mereka masih kecil, Jevano begitu menyanjungnya sebagai seorang adik. Mereka sering bermain bersama dan menghabiskan waktu bersama.

Semua orang sependapat mereka terlihat akrab seperti kakak adik kandung.

Jevano selalu membelanya ketika ia diganggu dan demikian pula ia selalu melindungi Arnold. Mereka adalah saudara yang tidak bisa dipisahkan. Mereka saling mengerti satu sama lain. Bahkan kedua orang tua mereka sering mengomentari kedekatan hubungan mereka.

Itulah yang Arnold pikir sesaat sebelum berhadapan muka dengan Jevano.

"Bagaimana bulan madu kalian?" Jevano bertanya dengan ramah.

Keramahan yang seperti merestui pernikahannya ini membuat kepercayaan diri Arnold bergetar. Mengapa ia perlu takut pada kakak yang menyanjungnya?

"Menarik."

"Aku mendengar kalian sudah meninggalkan Viering ketika aku membaca kabar tentang pernikahan kalian."

Arnold menghindari tatapan mata Jevano.

Inilah kenyataannya. Mereka sama-sama kehilangan orang tua mereka dalam Red Invitation. Mereka sama-sama dididik oleh John untuk menjadi raja Viering di masa mendatang. Mereka berbagi suka dan duka sejak mereka masih kanak-kanak. Namun Jevano berkembang lebih cepat dari Arnold.

Ketika Arnold menyadarinya, ia sudah ketinggalan jauh. Ia tidak dapat melampaui pemuda itu.

"Mengapa kau tidak memberitahuku?" akhirnya Jevano masuk ke dalam topik utama.

Arnold tidak berani menjawab.

Jevano sendiri pasti tahu. Arnold tidak berani mengumumkan pernikahannya karena Jevano pasti akan melakukan segala cara untuk menghentikan pernikahannya ini.

Arnold mencintai Allsya. Ia tidak bisa hidup tanpa Allsya. Ia adalah segalanya baginya namun si pria dingin ini pasti tidak akan mendengar penjelasannya. Namun setidaknya Jevano harus tahu!

"Aku mencintai Allsya."

"AKU TIDAK BERTANYA ITU!" Jevano benar-benar murka.

"Kau tidak bisa mengatur dengan siapa aku harus menikah," Arnold membela diri.

"Aku memang tidak bisa tetapi aku BERHAK!"

Arnold meringkuk di kursinya. Ia tidak berani membantah maupun menatap Jevano.

"Apa kau tahu apa yang sedang kaulakukan!? Apa kau sadar apa yang sudah kaulakukan!?"

"Aku…," Arnold tidak tahu harus mengungkapkannya atau tidak.

'Untuk apa kau takut padanya!?' suara Allsya menggema, 'Toh dia tidak akan membunuhmu!'

Dengan suaranya yang lirih Arnold berkata, "M-mengapa kau menyalahkanku atas pernikahanmu? Aku sudah memilih jalanku dan kau juga telah memilih jalanmu."

Jevano geram. "Bagus. Sekarang kau berani membantahku."

"A… aku t-tidak pernah memaksamu menikah. K-kkau sendiri yang memutuskannya," Arnold berbicara dengan terpatah-patah. "Apa kau ingin mengatakan kau menikah hanya karena aku?"

RATU PILIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang