"Seperti keinginan Anda, Paduka," lapor Jancer.
"Minggu lalu kami sudah mengirim Zird dan bawahannya ke kepolisian Loudline. Menurut kabar yang kami terima dari Wayne, polisi sudah bergerak meringkus kawanan Zird yang belum tertangkap. Paling lambat Selasa mendapat mereka akan dihadapkan ke pengadilan."
"Kami juga telah menambahkan kesaksian Naville dan Arnold pada laporan itu," kata Jillian pula.
"Pekerjaan bagus," puji Jevano sambil merapikan kembali tumpukan kertas yang baru dibacanya.
"Apakah ini baik?" tanya Jancer, "Kita tidak memberi keputusan yang jelas tentang keterlibatan Duke Binkley."
"Biar pengadilan yang memutuskan," jawab Jevano, "Tugas kita hanya menulis laporan sejelas mungkin sesuai yang kita ketahui."
Jevano berdiri dan mendekati Jancer. "Serahkan laporan ini ke kepolisian Loudline hari ini juga. Biar Wayne bisa segera melaksanakan tugasnya."
"Baik, Paduka," Jancer menerima kembali laporan itu, "Apakah kami harus mengirim Duchess pula?"
"Tidak. Biarkan dia di sini sampai mereka membutuhkannya," lalu Jevano melihat Jillian, "Sudah waktunya aku menemui wanita rendah itu."
Mereka terperanjat.
"Saya tidak setuju!" cegah Jancer, "Duchess adalah wanita yang berbahaya."
"Kalau kau memang ingin bertemu dengannya, kami bisa membawanya ke sini," timpal Jillian, "Ia tidak pantas kau kunjungi."
"Di sini terlalu banyak mata dan telinga," Jevano terus melangkah ke pintu, "Jillian, temani aku."
Jillian sadar ia tidak bisa mencegah Jevano. Demikian pula Jancer. Maka Jancer menambah pasukan untuk mengawal Jevano ke ruang penjara bawah tanah dan Jillian menunjukkan jalan ke ruang tempat mereka menahan Allsya.
Allsya langsung menerjang pintu selnya mendengar kedatangan Jevano.
"Aku akan membunuh kalian! Aku akan menghancurkan kerajaan ini!" serunya.
"Dia sudah gila," komentar Jillian, "Apa yang bisa dilakukannya dari sini?"
"Apa kau lupa masih banyak anak buah Zird yang berkeliaran di Loudline? Mereka pasti akan meneruskan rencana ini ketika gadis ingusan itu berkeliaran di kota," Allsya mengingatkan, "Suatu saat nanti mereka pasti akan membunuh gadis itu!"
Demi keheranan mereka, Jevano tertawa geli. "Rupanya kau masih belum mendengar gosip itu. Naville pasti akan sangat berterima kasih padamu. Berkat kau, sekarang aku tidak perlu khawatir lagi melepas Naville seorang diri di Loudline. Penduduk Loudline tahu ratu mereka sering berkeliaran di kota dengan menyamar menjadi gadis desa. Sekarang anak kecil pun sibuk mencari-cari Ratu Naville di antara penduduk Loudline. Teman-teman Naville juga sudah bersumpah padaku akan menjaga baik Naville selama ia berada di kota."
Allsya marah mendengarnya. "Kusumpah kalian. Kusumpah kalian tidak akan mendapat keturunan!"
"Kau tidak perlu khawatir," Jevano menanggapi dengan suara tegasnya,
"Aku yakinkan kau dalam waktu dekat ini kau akan mendengar lahirnya putra kami."
"Kaupikir aku buta!? Gadis itu tidak hamil! Ia tidak pernah hamil!"
"Tidak pernah tidak berarti tidak akan," lagi-lagi Jevano menanggapi dengan kepala dinginnya, "Daripada memikirkan kami, lebih baik kau memikirkan masa depanmu," Jevano memberitahu, "Hari ini laporanmu sudah diserahkan ke pengadilan. Hukuman yang menantimu tinggal menunggu hari."
Allsya membelalak.
"Kau boleh membujuk Arnold atau siapa pun untuk membebaskanmu," kata Jevano lagi, "Tapi aku tidak menjamin itu adalah keputusan bijaksana. Di luar sana ada banyak orang yang ingin berjumpa denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
RATU PILIHAN [END]
FantasíaKetika sepupunya menikahi seorang pelacur dengan catatan kriminal panjang, Jevano tahu ia harus melakukan sesuatu untuk kehormatan kerajaannya. Rakyat sudah berspekulasi Rajanya akan 'turun gunung' namun mereka tetap saja terkejut ketika sang Raja m...