Chapter 9

5 0 0
                                    


Arnold benar-benar cemas. Ia tidak berani ke Fyzool. Ia tidak berani menganggu Jevano. Tidak ketika Jevano sedang marah besar.

Ia pernah menjadi seorang sosok adik yang dikagumi Jevano. Namun sekarang ia hanyalah seorang makhluk yang tidak berarti di mata pemuda itu. Jevano telah melampauinya.

Jevano adalah seorang Raja dan ia hanyalah seorang Duke. Mereka bukan lagi sepasang saudara yang bermain bersama dengan riangnya.

Naville bersin.

"Anda sakit, Paduka Ratu?" seorang pelayan melihat Naville. Naville terus bersin tanpa henti.

"Gawat," Nicci cepat-cepat memegang dahi Naville, "Apakah Anda demam? Apakah Anda sakit?"

Seorang pria tua menghentikan gerakan gunting rumputnya. "Sudah hampir musim gugur 'kan?"

Semua orang langsung melihat Naville lalu ke Nicci.

Nicci melihat gaun Naville yang memamerkan pundaknya yang putih.

"Setelah menemui Duchess, Paduka Ratu memaksa langsung ke sini. Ia tidak mau berganti baju," katanya bersalah.

"Siapa yang mau berganti baju!?" Naville diingatkan paksaan Nicci di saat suasana hatinya sedang buruk. Mau tak mau kemarahannya bangkit lagi.

"Pria sial itu sudah merusak suasana hatiku. Di saat begini apa aku masih punya waktu memikirkan ganti baju!?"

Mereka semua tertawa geli.

"Anda bertengkar lagi dengan Paduka," kata seorang pelayan.

"Sepertinya kalian tidak bisa tidak bertengkar," timpal yang lain.

"Katakan itu pada Jevano!" Naville geram, "Ia selalu mencari perkara. Setiap saat ia hanya bisa memarahi orang."

"Paduka Raja bukan orang seperti itu," seorang pelayan tersenyum penuh arti.

"Ia adalah orang yang sabar," kata yang lain.

"SABAR!?" Naville naik darah, "Setiap saat ia mencari kesalahanku. Setiap kali ia mencari kesempatan untuk memarahiku. Kalian mengatakan ia sabar."

"Hanya kepada Anda," pria tua itu kembali melanjutkan pekerjaannya memotong rumput.

Naville tertegun.

"Dulu Paduka adalah orang yang periang. Kami semua menyukainya. Namun semenjak kepergian orang tuanya, ia berubah," kata pria itu.

"Hubungannya dengan Duke Arnold pun berubah."

Naville langsung menoleh pada pelayan yang mengatakan hal itu.

"Duke Arnold dan Paduka adalah teman dekat. Ke mana pun mereka berada, mereka selalu berdua. Paduka selalu mengagumi Duke Arnold. Ia memujanya sebagai idolanya. Mereka berdua benar-benar akrab," wanita itu melanjutkan.

"Perlahan-lahan Paduka Raja berubah," timpal yang lain, "Ia menjadi seorang yang serius dan dingin. Kami menjadi jarang melihat senyumnya. Ia juga tidak pernah sembarangan menunjukkan kemarahannya. Ia tahu benar bagaimana mengendalikan perasaannya."

"Sekarang Paduka sudah mulai kembali ke masa kecil Paduka," pria tua itu tersenyum penuh arti, "Hanya kepada Anda, Paduka bias menunjukkan perasaannya yang sebenarnya."

"Hanya kepadaku," dengus Naville tidak percaya.

"Tampaknya Paduka benar-benar mencintai Anda," timpal yang lain.

"Cinta padaku!?" Naville memekik jijik, "Benar-benar membuat orang semakin kesal."

Mereka semua tersenyum.

RATU PILIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang