Chapter 15

7 0 0
                                        

"P-paduka… ini…," Helena tidak dapat mengungkapkan perasaannya.

Tangan Jevano bertumpu pada sikunya di atas meja. Jari-jari Jevano bertautan di depan mulutnya yang dengan tenang berkata, "Ini ditemukan bersama Naville."

Mata kedua kakak beradik itu membelalak semakin lebar.

"Saat ini masih belum jelas apa keterlibatan Binkley dengan penculikan dan usaha pembunuhan Naville ini," Jevano melanjutkan tetap dengan suara tenangnya,

"Zird, sang pemimpin komplotan yang menculik Naville, masih tidak mau membuka mulut. Kami masih menyelidiki hubungan Allsya dengan peristiwa ini."

"Bisa diyakinkan Arnold tidak mempunyai keberanian untuk melakukan ini," Jilian sependapat, "Tetapi kalau Allsya. Tidak perlu diragukan lagi. Ia adalah jenis wanita yang akan melakukan apa saja untuk meraih ambisinya."

"Saat ini hanya beberapa orang saja yang mengetahui hal ini. Aku tidak ingin berita ini tersebar luas sebelum ada bukti tentang kelibatan Binkley."

"Kami mengerti, Paduka," Helena langsung menanggapi, "Kami berjanji tidak akan mengatakan hal ini pada siapa pun."

"Aku punya permintaan," kata Jilian.

"Katakanlah."

"Aku ingin dilibatkan dalam masalah ini," Jilian berkata sungguh sungguh,

"Naville adalah saudaraku. Aku tidak bisa berdiam diri melihat orang lain ingin mencelakakan Naville. Walaupun ke ujung dunia, aku akan menangkap orang yang mencelakai Naville."

"Jilian, jangan gegabah!" hardik Duke John, "Ini adalah masalah serius."

"Aku bukan anak kecil lagi, Papa!"

"Setuju," Jevano menarik perhatian ayah dan anak yang sudah memulai pertengkaran mereka, "John, jelaskan perkembangan penyelidikan kita pada Jilian. Dan kau, Jilian, mulai besok aku mengharapkan kedatanganmu di Fyzool."

Jevano berdiri. "Helena, bisakah kau pergi denganku ke kamar Naville. Aku ingin mendengar secara terperinci apa yang sudah kau lihat di kamar Naville."

"Baik, Paduka," mereka menanggapi dengan tangkas.

.

.

.

Seminggu berlalu sudah sejak percobaan pembunuhan Naville.

Panas Naville sudah berangsur-angsur turun. Luka di tangannya sudah mulai mengering. Namun menurut Dokter Lawrence, luka di perutnya tidak akan sembuh secepat luka di kedua telapak tangannya.

Earl Hielfinberg juga sudah menunjukkan batas kesehatannya. Sekarang atas nasihat dokter, ia beristirahat di kamar lain yang tak jauh dari kamar Naville.

Earl bukan saja lelah karena menunggui Naville sepanjang hari namun juga karena kecemasannya. Pada awalnya ia menolak namun setelah dibujuk oleh banyak orang, akhirnya ia mau menurut.

Zird juga masih menutup mulut. Ia tetap berpura-pura tidak tahu apa yang telah terjadi di tempat persembunyiannya di Pittler. Ia terus mengelak pertanyaan demi pertanyaan yang diutarakan padanya.

Sikapnya ini membuat Jilian sering lepas kendali hingga para prajurit kewalahan mencegah Jilian melukai tahanan mereka.

Bawahan Zird juga tidak banyak membantu. Mereka tidak tahu siapa dalang peristiwa ini. Sebagian dari mereka bersikap keras kepala seperti Zird dan sebagian hanya tahu mereka diperintah Zird.

Di Arsten juga tidak tampak pergerakan yang mencurigakan.

Allsya masih tetap tidak terlihat di dalam maupun sekitar Arsten. Arnold juga tidak pernah menunjukkan sikap yang mencurigakan. Ia juga tidak pernah mengumumkan hilangnya pedang pusaka keluarga mereka.

RATU PILIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang