"Tebaklah, Naville," pancing Jilian, "Siapakah yang dibawa Papa besertanya."
"Siapa?" tanya Naville gusar.
"Menurutmu siapa?" Jilian berteka-teki.
'Jevano Arcalianne!' Naville langsung berdiri. Ia tidak akan membiarkan pemuda itu memaksanya pulang. Ia akan menegaskan pada pria itu bahwa ia bukan bawahannya.
Jevano tidak bisa seenaknya mengatur dirinya.
Helena terperanjat melihat Naville yang langsung menerjang keluar.
Jilian tersenyum geli. Ia akan menikmati pemandangan hari ini.
"Apakah Paduka Raja datang untuk menjemput Naville?" Helena bertanya tanya.
"Kurasa," Jilian tidak dapat memberi jawaban pasti.
"Aku yakin," Helena dapat menyakinkan.
Jilian tersenyum geli. "Kurasa kita akan punya tontonan menarik."
"Jilian!" hardik Helena, "Tampaknya kau benar-benar menikmati pertengkaran keduanya."
Jilian tertawa. "Aku ingin melihat pertunjukan menarik," ia bergegas mengikuti Naville.
"Jilian!" Helena pun mengekor di belakang.
Naville melihat Jevano melintasi Hall bersama John.
Naville berdiri di ujung tangga dan berseru lantang – menyambut kemunculan Jevano, "Aku tidak akan pulang denganmu! Aku tidak mau kembali ke sana!"
Jevano melihat Naville di ujung tangga menuju lantai dua. Ia tersenyum sinis melihat raut keras kepala gadis itu.
Grand Duke terperanjat. Ia bertanya-tanya mengapa Naville bisa berada di rumahnya.
"Aku tidak datang untukmu," Jevano berkata santai.
"Bohong!" sergah Naville, "Aku tahu kau datang untuk memaksaku pulang ke Istana!"
"Aku tidak datang untuk menjemputmu," Jevano menegaskan, "Aku datang untuk memenuhi undangan makan malam John."
Helena langsung menoleh pada John, "Benarkah itu, John?"
Duke of Krievickie merasakan posisinya benar-benar sulit sekarang.
"Benar," katanya ikut berbohong, "Aku mengundang Paduka untuk makan malam di sini."
Naville melotot tidak senang.
Jevano tertawa dibuatnya.
"Selamat datang, Paduka," Helena memberikan sambutannya, "Makan malam masih belum siap. Saya harap anda tidak keberatan untuk menanti beberapa saat."
"Tidak. Tentu saja tidak," kata Helena. "Aku sudah sangat berterima kasih kalian mau mengundangku bergabung dengan acara makan malam kalian."
"Jadi, John," ia merangkul pundak Grand Duke, "Kita bisa melanjutkan pembicaraan kita yang belum selesai sambil menanti makan malam siap."
Ia membawa Grand Duke menuju Ruang Kerja.
"Paduka," gumam John, "Saya mempunyai pertanyaan."
"Mengapa aku tahu ia ada di sini bukan?" Jevano menebak, "Tanpa perlu berpikir pun aku tahu ia akan ada di sini. Naville dekat dengan kedua putra-putrimu, bukan? Ke mana lagi ia akan pergi selain Schewicvic dan Mangstone? Naville tidak akan pulang ke Schewicvic karena Yuto sudah menegaskan pada Naville untuk tidak pulang. Naville adalah putri yang penurut. Ia tidak akan melanggar perintah ayahnya. Ke mana lagi tujuan Naville bila bukan Mangstone?"
Grand Duke terperangah mendengar penjelasan itu.
"Untuk beberapa hal Naville mudah ditebak," ujar Jevano dan ia tertawa puas.

KAMU SEDANG MEMBACA
RATU PILIHAN [END]
FantasíaKetika sepupunya menikahi seorang pelacur dengan catatan kriminal panjang, Jevano tahu ia harus melakukan sesuatu untuk kehormatan kerajaannya. Rakyat sudah berspekulasi Rajanya akan 'turun gunung' namun mereka tetap saja terkejut ketika sang Raja m...