Sudah lima hari setelah kejadian pertikaian antara lady, banyak rumor beredar jika keduanya saling bersaing untuk mendapatkan pujaan hatinya.
Lily dan Raisa dulunya adalah teman baik namun ketika beranjak dewasa mereka telah mengenal percintaan, Raisa selalu menceritakan tentang pangeran Devano melalui Lily. Lily hanya menanggapi dengan senyuman dan sesekali menjawab ucapan temannya, awalnya ia merasa cerita Raisa membosankan namun setelah melihat sosok yang diceritakannya membuatnya kagum. Raisa sempat curiga terhadap Lily karena antusias nya saat bercerita mengenai dia.
Karena kejadian itu Raisa menjauhi Lily dan berakhir menjadi musuh sampai sekarang.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu berulang kali, seorang maid membawa secangkir teh dan cemilan ringan di atas nampan yang ia bawa. Setelah diizinkan masuk ia membuka pintu lalu menutup kembali pintunya.
Menaruhnya di meja tidak lupa ia memegangi nampan itu untuk dibawa kembali ke dapur, langkahnya berhenti ketika mendengar suara yang memanggil dirinya.
"Elena" panggilnya
Elena berbalik untuk menghadap kearah nya dengan senyuman ramah--- seramah mungkin ia perlihatkan "ada yang bisa saya bantu, yang mulia Devano" sahut nya menekan kan namanya itu
Mendengar namanya disebut, ia tersenyum miring "keberanian yang sungguh luar biasa" sindirnya
Yang disindir hanya mengabaikan perkataan tuannya dengan senyuman khasnya
"Jika tidak ada keperluan, saya izin keluar tuan" ucap Elena
"Kemari"
Elena mengernyit bingung namun ia tetap berjalan menuju kearah balkon---Devano yang sedang berada di sana
Dug
Serangan kejut terhadap dirinya, Elena terpojok di dinding ketika pangeran Devano mendorongnya. Keduanya saling berhadapan dekat , suara hembusan nafas terdengar.
Tangan yang berurat itu mengambil sehelai rambut coklat dan menatap lekat wajahnya, diperlakukan seperti itu Elena di buat perutnya menggelitik seperti ada kupu-kupu yang merobak-abrik isi perutnya.
"Kau tau, akhir-akhir ini aku dibuat pusing karena mu" suara berat nya sangat jelas di telinga Elena
Elena menelan susah salivanya lalu menjawab "kenapa pusing? Aku?" Bingung nya memiringkan kepalanya sedikit
Devano terdiam sejenak lalu kembali menjawab "suara mu" jeda nya
"Kau tidak menyukai suara ku? Baiklah aku tid--"
menaruh jari telunjuknya ke bibir pink milik Elena "Sst"
Devano meraih pinggang Elena seraya berbisik "Aku suka mendengar suaramu. Itu menenangkan dan menghibur ketika tidak ada banyak kenyamanan di dunia ini, aku merindukan mu Elena" dan mencium rambut coklat itu
Sontak Elena mendorong tubuh Devano lalu berlari meninggalkan dirinya sendiri.
Devano tersenyum dengan wajah yang ditutup menggunakan kedua tangan nya "Elena~elena~, aku semakin tergila-gila pada mu"
***
Di dapur terlihat ada seorang yang sedang mengumam tidak jelas.
"Gila, sungguh gila" gumamnya
"Siapa yang gila?" Suara yang muncul tiba-tiba
Plak
"Aww, kau ini suka sekali memukul orang, Elena!" Serunya sembari mengelus bahu yang di geplak oleh pelaku
Elena memutarkan bola mata malasnya "lagian kau mengagetkan ku terus, Tina" jawabnya santai
"Terserah mu, oh ya! aku teringat dengan ucapan mu tadi, siapa yang gila?" Tanya Tina bingung
"Hah?"
"Hah hoh hah hoh, aku bertanya siapa yang gila, kau barusan bergumam tadi"
"Kau mendengar nya!?" Seru Elena
"Hah?"
"Cih, udah lah lupakan saja...kau sama saja seperti ku, lemot!" Lalu pergi meninggalkan Tina yang sudah kesal
"Sialan kau Elena!" Teriak Tina menggelegar di dapur, Tina terkejut ketika ada maid yang datang lalu ia meminta maaf dan pergi menyusul Elena
Keduanya saling berlari di lorong istana yang sepi itu.
"Jangan kabur kau, Elena!!"
Elena masih berlari lalu menoleh kebelakang untuk melihat Tina, naas ia tertabrak seseorang lalu jatuh terduduk
Ia ingin mendongak keatas siapa yang ia tabrak barusan. deg, mustahil bagaimana bisa?
"Apa kau terluka nona?" Mengulurkan tangannya untuk menolong dan diterima oleh Elena.
"Saya bai--"
"Maaf, pangeran kedua... Ini kesalahan kita berdua" potong cepat Tina
Elena ingin protes tapi ia mengurungkan niatnya saat jemari tangan milik Tina mencubit pinggangnya
'makin ngelunjak nih Tina!' batin nya kesal
"Tidak apa-apa, kalau begitu saya pergi dulu" pamit nya
"Huft"
Tina menyikut lengan Elena "kau ini ceroboh sekali" cibirnya
"Tidak sepenuhnya salah ku, lagian kau yang mengejar ku tadi" jawab Elena tidak terima
"Sudahlah, ayo kita kembali ke kamar" ajak Tina
"Ayo!"
***
see you in the next chapter 👻

KAMU SEDANG MEMBACA
JADI MAID [ on going ]
Historical FictionBUKAN NOVEL TERJEMAHAN ‼️ Murni hasil karya saya sendiri *** 'Elena grace' jika menyebutkan nama gadis tersebut, akan terjadi sesuatu dengannya...diharapkan untuk segera 'kabur'. Mempunyai wajah cantik justru membuatnya tidak berhenti untuk menggoda...