Chapter. 53

1.8K 92 0
                                    

Happy reading guys.....


*****

"Kenapa kalian berdua bertengkar?." Tanya Fu Yuan sekali lagi dengan aura menyeramkannnya setelah melihat kedua manusia berbeda jenis kelamin itu hanya terdiam.

"Aku hanya ingin melihat pedang yang pernah digunakan oleh Permaisuri Huang Zhisu saja tapi Jin Long melarangku." Ucap Yang Zhu sambil menunjuk pelaku yang di maksud.

Jin Long yang mendengar aduan Yang Zhu kepada Fu Yuan menatapnya horor, sedangkan si tersangka yang di tatap seperti itu hanya mengacuhkannya. Sekali lagi Fu Yuan harus banyak-banyak bersabar untuk menghadapi sikap mereka berdua.

Sebuah kotak berukuran besar yang terletak di pojok ruangan berhiaskan ukiran burung Phoenix dan seekor naga menarik perhatian Fu Yuan. Jin Long dan Yang Zhu yang melihat Fu Yuan berjalan mendekati kotak tersebut mengikutinya dari belakang.

Kriet.

Suara tutup kotak yang berbunyi saat dibuka terdengar menggema diruangan besar dan sedikit gelap itu membuat suasana sedikit mencekam.
Sebuah pedang, belati, anak panah dan beberapa senjata tajam lainnya menarik perhatian kedua Panglima termuda dinasty Kekaisaran Huang.

"Waahh... Pedang yang bagus, pantas saja Permaisuri menyukainya." Yang Zhu, panglima termuda Kekaisaran dinasty Huang itu berdecak kagum saat melihat benda yang sejak tadi menarik perhatiannya. Tangannya terulur untuk menyentuh permukaan pedang tajam itu dengan hati-hati.

"Wah... apakah pedang itu sangat tajam?." Yang Zhu yang mendengar pertanyaan konyol Jin Long menatapnya sengit.
"Apa aku bisa mencobanya padamu Jin Long? Kita lihat jika kepalamu itu sampai terlepas dari tubuhmu itu artinya pedang kesayangan Permaisuri Huang Zhisu sangatlah tajam, bagaimana apa kau mau mencobanya?." Jin Long yang melihat tatapan  jahil Yang Zhu langsung menatapnya tajam.

Fu Yuan mengambil pedang itu dan mengarahkannya tepat diantara leher mereka berdua, kedua panglima itu yang memang berdiri bersebelahan terdiam kaku saat sebuah pedang yang terlihat sangat tajam hampir menyentuh kulit leher mereka berdua.

"Jika kalian tidak mau berhenti bertengkar maka pedang ini akan dengan senang hati memutuskan kepala kalian berdua, bagaimana mau mencobanya?." Untuk yang kesekian kalinya mereka berdua kembali dibuat tidak bisa berkutik oleh tangan kanan Kaisar Huang Fengying apalagi saat melihat senyum smirk yang terukir diwajah tampan Fu Yuan seketika itu juga bulu kuduk mereka berdiri.

Di tengah-tengah keheningan yang terjadi tiba-tiba Yang Zhu teringat dengan sesuatu yang mengganggu fikirannya sejak beberapa hari yang lalu.

"Emm... Fu Yuan aku ingin mengatakan sesuatu padamu, jadi bisakah singkirkan pedang ini dulu?." Ucap Yang Zhu hati-hati. Fu Yuan segera menyingkirkan pedang yang di pegangnya dan memasukkannya kembali kedalam kotak lalu menutupya.

Setelah terbebas dari pedang tajam yang mengancam nyawanya untuk sesaat akhirnya Yang Zhu bisa menghela nafas lega sebelum mengatakan apa yang ingin dikatakannya.

"Apakah pelayan di istana memang menggunakan gelang?." Fu Yuan dan Jin Long mengerutkan kening mereka bingung setelah mendengar pertanyaan Yang Zhu.

"Gelang apa?." Tanya Jin Long.

"Bukankah pelayan dilarang menggunakan perhiasan saat sedang bekerja? Tetapi aku melihat seorang pelayan baru menggunakan sebuah gelang pagi tadi." Ucap Yang Zhu menjelaskan sambil mengingat wajah pelayan yang dimaksud.

"Jadi kesimpulannya adalah?." Tanya Jin Long yang membuat Yang Zhu harus menghela nafas sabar.
"Kau ini kenapa bodoh sekali sih, itu artinya pelayan itu mencurigakan kita harus segera menyelidikinya." Yang Zhu memukul lengan Jin Long dengan gemas atas kelemotan temannya itu.

"Baiklah, kita akan segera melakukan pengecekan pada seluruh pelayan yang ada diistana setelah mendapat izin dari Kaisar." Kedua panglima itu menganggukkan kepala mereka setuju dengan keputusan yang ambil Fu Yuan, sampai perkataan Fu Yuan selanjutnya membuat Yang Zhu menatap tidak terima pada Fu Yuan.

"Yang Zhu, kau bertugas untuk mengecek mereka satu persatu dan Jin Long akan bertugas untuk mengecek tempat tinggal mereka. Jika ada sesuatu yang mencurigakan segera laporkan padaku dan jika menemukan sesuatu yang mencurigakan kau boleh mengambilnya untuk dijadikan barang bukti. Aku harus segera melaporkannya pada yang mulia Kaisar." Yang Zhu yang hendak protes terpaksa harus mengurungkan niatnya saat melihat Fu Yuan pergi meninggalkan mereka berdua lebih dulu.

"Yang benar saja aku mengecek seluruh pelayan yang ada, yaak... Pelayan disini jumlahnya sangat banyak mungkin jumlah mereka mencapai ratusan dan aku harus mengecek mereka satu per satu? Yang benar saja Fu Yuan!!!." Jin Long yang mendengar protesan Yang Zhu hanya tertawa mengejek.

"Lagipula tidak mungkin kalau aku yang mengecek mereka satu per satu, aku laki-laki dan mereka perempuan mana mungkin aku melakukan nya. Selamat menikmati kawan." Yang Zhu kembali menghela nafas kasar setelah mendapat tepukan semangat pada bahunya dari teman menyebalkannya itu.

Di sebuah ruangan besar nan mewah terdapat seorang wanita yang sedang berbicara sendiri tidak ada lagi orang lain yang sedang bersama dengannya, siapa lagi kalau bukan Permaisuri Huang Zhisu.

"Kenapa sejak tadi kau selalu melamun? Apa yang kau fikirkan Permaisuri?." Tanya Fu Pei saat melihat temannya itu banyak melamun sejak tadi.

Zhisu yang kembali tersadar dari lamunannya kembali bersikap biasa saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Aku tidak memikirkan apapun." Dengan santainya Zhisu menyuapkan sepotong apel kedalam mulutnya dan mengunyahnya dengan fikiran yang kembali melanglang buana.

"Kau jangan berbohong padaku aku tahu kau sedang banyak fikiran, jangan buat dirimu menjadi setres kau sedang hamil jadi jaga kesehatanmu." Zhisu tidak mendengarkan ocehan teman tak kasat matanya itu karena saat ini fikirannya sedang pergi entah kemana.

"Kenapa aku selalu bermimpi buruk? Dan di mimpi itu aku melihat kalau diriku meregang nyawa di tangan sosok misterius. Apakah kali ini aku benar-benar akan mati?." Pertanyaan itu terus saja berputar dikepalanya sejak beberapa hari yang lalu.

Brak.

"Astaga dewa." Zhisu yang terkejut karena mendengar suara pintu kamarnya yang dibuka tiba-tiba, tangannya secara reflek mengusap perutnya yang mulai terlihat sedikit membuncit itu.

"Aku mencarimu Permaisuri." Dengan langkah lebar Kaisar Huang Qianfan mendekati istri kecilnya yang sedang menatapnya dengan terkejut lalu memeluknya untuk sesaat.

"Yang mulia saya tidak bisa bernafas." Kaisar Huang Qianfan segera melepaskan pelukannya setelah mendapat tepukan pada punggungnya.

"Maaf aku menyakitimu, aku takut kehilanganmu. Jangan pernah tinggalkan aku lagi." Semakin hari sifat manja Kaisar Huang Qianfan semakin bertambah, Zhisu bahkan terkadang sampai bingung sendiri dengan sikapnya. Mungkin itu merupakan keinginan calon anak mereka supaya mereka selalu bersama.

Entahlah percaya atau tidak, tapi selama beberapa hari belakangan ini semakin dekat mereka berdua Zhisu merasa ada perasaan asing yang membuatnya tidak nyaman.

Setiap Kaisar Huang Qianfan memberikan perlakuan manis padanya perasaan asing itu semakin menyiksanya, semoga itu hanya perasaannya saja. Zhisu selalu berharap pada sang dewa semoga tidak ada hal buruk lagi yang akan menimpa rumah tangga mereka.

*****

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang