Happy reading sayang
———
Hari ini, Sheina sedang menunggu kelasnya yang akan dimulai setengah jam lagi.Sheina dan Hera duduk dikantin sembari membuka buka materi yang siapa tau akan dipelajari dikelas.
"Kemarin lo ga online seharian, kenapa?"
Sheina diam sejenak. Sebelum akhirnya menjawab, "itu ... Nonton"
"Nonton?" Sheina mengangguk.
"Sejak kapan lo suka nonton?"
Deg
Sheina mati kutu sekarang. Duh jawab apa lagi?
"Lo ga lagi boongin gue kan?" Sheina menggeleng cepat.
"Engga ... Itu ... Gue nemenin Pak Jerza nonton, hahaha ..."
Begitu bodohnya spontanisme dari Sheina. Namun lebih bodohnya lagi Hera yang percaya dengan itu semua.
Hera menatap Sheina dengan tatapan menggodanya, "nonton apa hayoo"
Dengan cepat Sheina memukul lengan Hera dengan buku catatannya, "pikiran lo, astaga!"
Hera yang dipukul cukup kuat itu bukannya meringis, justru malah tertawa bergelak.
"Hahaha ... Ngaku aja lo"
"Shuttt!" Sheina mendekatkan wajahnya pada wajah Hera. Dia mencoba membuat mulut sahabatnya tidak semakin kesana kemari.
"Santai santai"
Sheina berdecak, "lo mah"
"Berapa ronde?" Bisik Hera.
Sheina melirik tajam Hera, "ishh"
"Yes! On the way jadi rich aunty"
Sheina mengelus dadanya dengan sabar. Temen kaya gini kalau ditenggelemin ke sumur dosa ga si?
👔
"Baik, saya mulai absensinya. Untuk yang tidak langsung angkat tangan saya suruh berdiri di depan sini" Pak Jerza menunjuk samping mejanya. Yang otomatis jika berdiri di situ maka langsung menghadap puluhan mahasiswa/i."Siap Pak!"
Pak Jerza membuka buku absensinya dan mulai membaca. "Aldentara"
"Hadir Pak!"
"Ara"
Tidak ada sahutan.
"Ara?" Pak Jerza mengulang kembali panggilannya.
Tetap tidak ada sahutan.
Detik berikutnya Pak Jerza mengangkat kepalanya guna menelisik sekeliling ruang kelasnya.
Dia tidak mendapati istrinya didalam kelas. Kemana dia?
"Lewati. Berikutnya ... Bima"
Begitu seterusnya sampai nomor urut 40. Namun sosok Sheina dan Hera belum juga menunjukkan batang rambutnya.
"Ada yang tau Ara sama Hera dimana?"
Sebagian mahasiswa/i nya menggeleng. Tapi dari sudut ruangan sana ada yang mengangkat tangannya.
"Tadi saya liat mereka di kantin Pak"
Pak Jerza membenarkan posisi kacamatanya, "Jam?"
"Sekitar 10 menit sebelum kelas"
Pak Jerza menghembuskan nafasnya. Dia membuka ponselnya sebentar sebelum akhirnya melanjutkan kegiatan mengajarnya.
👔
Di tempat lain, khususnya di ruang Jurnal. Sheina mengelap dahinya yang berkeringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MINE IS DOSEN [ Full Revision ]
Novela Juvenil"Dosen galak itu suami gue." 2/23 © aljaem__