I am back yeorobunnn
---
Sheina menatap punggung suaminya yang tengah asyik berkutat dengan alat masak di dapur rumah mereka. Hari ini hari Minggu, jadi agenda kegiatan sepasang pasutri itu sepenuhnya didalam rumah."Sheina serius mau bantu lho mas" rengek Shiena pada suaminya yang justru menggelengkan kepalanya.
"Udah, diem aja disitu. sebentar lagi udah jadi ini"
Akhirnya, mau tidak mau Sheina mengalah. Dirinya kembali duduk dimeja makan dan dengan sengaja memotret punggung tegap itu beberapa kali.
Tidak lama, suara bel rumah terdengar begitu berisik. Sheina sontak menggerutu, siapa yang berani mengganggu Minggu paginya.
"Cek, gih"
Sheina mengangguk, lalu dia segera bangkit dan berjalan cepat kearah pintu utama. "Seben-" Sheina tersentak saat dengan tiba-tiba seseorang yang datang itu langsung menerobos masuk kedalam rumahnya.
"Jerza mana?!"
"Jerza!"
"Di dapur, Bu" Sheina mencoba memberi arahan sosok tamu yang tidak dia kenal sama sekali.
Jujur Sheina agak takut, merasa ada orang asing yang tiba-tiba masuk kedalam rumah dan sekarang teriak-teriak memanggil nama suaminya.
Saat tiba di dapur, Jerza yang baru saja meletakkan masakannya dimeja makan dibuat tak kalah terkejut saat ada orang yang tiba-tiba mendekatinya.
plak!
Suara tamparan yang begitu nyaring masuk kedalam pendengaran Sheina dibarengi dengan rasa panas dan perih yang menjalar dipipi kanan Jerza.
Sheina melotot, melihat hal tidak mengenakkan yang membuatnya naik pitam.
"Ibu apa-apaan sih?! Kenapa main nampar nampar suami saya?!" Gertak Sheina, jujur dirinya sangat emosi sekarang.
"Heh!" Ibu itu balik membentak Sheia, "kamu ga usah ikut campur urusan orang! Saya ini mau ngasih pelajaran ke orang biadab seperti laki-laki ini!"
Jerza yang sejak tadi masih mencerna apa yang sedang terjadi, sontak dirinya ikut naik pitam kala didepan matanya menyaksikan istrinya dibentak.
"Tante, maaf sebelumnya ada apa? Kenapa tiba-tiba Tante datang kesini dan nampar saya?" Tanya Jerza, tangan lelaki itu bergerak menarik Sheina supaya berdiri disampingnya.
"Kamu masih nanya kenapa?! Hah?! Kamu sudah merusak masa depan anak saya, Jerza!"
Keduanya terdiam, baik Sheina maupun Jerza masih tidak paham dengan ucapan Ibu Ibu didepan mereka ini.
"Saya kesini datang dengan tidak baik baik, saya meminta pertanggung jawaban kamu atas anak saya, Jerza."
"Pertanggung jawaban apa?" Sheina bertanya, saking gatalnya mulut itu untuk terus diam.
Ibu itu mendekatkan dirinya pada Sheina dan Pak Jerza, "suami kamu." Dia menunjuk wajah Pak Jerza dengan jari telunjuknya, "dia sudah menghamili anak saya!"
Sheina terpaku, antara percaya dan tidak percaya. Jantungnya seakan berhenti berdetak, juga keringat dingin yang tiba-tiba datang membasahi tangannya.
Wanita 21 tahun itu tidak sanggup untuk sekedar merespon ucapan Ibu Ibu didepannya.
"Tante jangan asal bicara! Saya menyentuh Cika saja tidak pernah"
Tunggu dulu, Cika?
"Cika?" Sheina bergumam lirih, sangat lirih.
Pak Jerza yang masih dapat mendengar gumaman Sheina itu hendak menggenggam tangan istrinya, namun dengan cepat Sheina menepisnya.
"Apa maksud semua ini, Mas?" Masih dengan suara lirih, Sheina mencoba menatap mata suaminya meskipun matanya sendiri sudah hampir menumpahkan air mata.
"Sayang, dengerin saya dulu, saya juga ga tau"
Sheina menggeleng cepat, "selesaikan masalah kamu, Mas. Sheina ga mau ikut campur" finalnya, sebelum akhirnya memilih meninggalkan Pak Jerza dengan wanita tua yang sejak tadi hanya menyimak perdebatan kecil keduanya.
"Shei-" baru saja Pak Jerza hendak mengejar Sheina, pergelangan tangannya sudah dicekal dari belakang.
Jadilah Pak Jerza tetap tinggal, menghadapi sosok didepannya ini.
"Cika hamil, dan itu anak kamu Jerza"
"Tante jangan asal tuduh! Sudah saya bilang saya tidak pernah menyentuh Cika barang sedikitpun" sanggah Pak Jerza penuh keyakinan.
"Cika punya bukti yang cukup akurat, Jerza!"
brak!
"Anda jangan sembarang bicara, sekali lagi saya tegaskan, saya tidak pernah menyentuh anak anda!"
"Kamu mabuk Jerza, kamu menemui Cika dan melakukan itu"
"Saya tidak pernah mabuk! Anda jangan membodohi saya, apalagi sampai membawa bawa istri saya."
Wanita itu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, segera dia menunjukkan sebuah foto yang malam tadi putrinya kirimkan via WhatsApp.
Tubuh Pak Jerza tegang seketika, foto itu jelas nyata. Sekalipun dia merasa tidak pernah berada dalam foto yang menampilkan gambar dua orang saling berciuman, namun sangat jelas disana itu dirinya.
"Kurang bukti apalagi? Itu jelas jelas kamu, Jerza"
"Diam! Saya tidak pernah melakukan itu. Lebih baik anda keluar, anda sudah membuat pagi saya dan istri saya berantakan"
"Saya pulang, dan akan kembali dengan putri saya. Tidak akan saya biarkan kamu lari dari tanggung jawab, Jerza"
"KELUAR SIALAN"
👔
Papa
onlineke rmh Papa.
Papa mnt rasa tanggung jawab km.
SAPA KANGEN AKU???????
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MINE IS DOSEN [ Full Revision ]
Roman pour Adolescents"Dosen galak itu suami gue." 2/23 © aljaem__