Bintangnya dipencet boleh kali bro
———
Sheina membuka handle pintu kamar suaminya dan masuk setelah diizinkan."Pak?" Pak Jerza berdehem menyahuti dari pojok ruangan gelap itu.
Sheina tersenyum kecut, lalu melanjutkan langkahnya ke arah saklar lampu disamping kasur dan menekannya.
"Suka banget gelap gelapan"
Pak Jerza tersenyum kearah Sheina yang berjalan mendekat kearahnya dengan secangkir kopi yang dia bawa, gadis itu pun meletakkan kopinya tepat disamping laptop Pak Jerza.
"Banyak tugas ya?" Sheina menumpukan kedua telapak tangannya diatas meja kerja suaminya.
"Ga terlalu, kamu kenapa belum tidur?"
"Belum ngantuk, sama tadi juga abis revisi skripsi"
Pak Jerza mengangguk paham. Lalu tangannya menepuk paha kirinya sendiri, mempersilahkan sang istri untuk duduk diatasnya.
"C'mon"
Sheina awalnya ragu. Namun akhirnya luluh dan mendudukan bokongnya diatas paha suaminya.
"Gitu dong" Pak Jerza mengangkat tubuh Sheina supaya lebih merasa nyaman.
Lalu lelaki itu mengusap pelan rambut istrinya.
"Kenapa di revisi lagi skripsinya?"
Sheina menghembuskan nafas lumayan panjang, seolah ingin memberitahu bahwa dirinya sedang dalam mode lelah.
"ditolak lagi sama Bu Dhea"
Pak Jerza beralih menyelipkan anak rambut Sheina. "Mau ganti dospem?"
"Emang boleh?" Sheina bertanya dengan tatapan yang lurus kearah layar laptop suaminya.
"Nanti saya bantu bilang sama dekan"
Sheina sedikit menegakan tubuhnya, gadis itu mendekatkan dirinya supaya lebih dekat dengan Pak Jerza.
Pak Jerza yang peka pun menyandarkan kepala istrinya supaya dapat bersandar didada bidang itu.
"Capek hm?" Sheina mengangguk sebagai jawaban.
"Wisuda kamu masih dua semester lagi, tapi kamu sudah nyicil skripsi Shei"
Pak Jerza terus mengusap rambut istrinya yang terurai dengan tangan kirinya. Sedang tangan kanannya ia gunakan untuk melanjutkan pekerjaan kantor yang tertunda tadi sore.
"Pak" Sheina mendongak.
Dan tanpa menoleh Pak Jerza menjawab, "hm?"
"Kenapa mau nikahin Sheina?"
Pak Jerza terkekeh, lalu pandangannya beralih pada sang istri.
"Kenapa tiba-tiba tanya gitu?"
"Eum ... Heran aja. Bapak kan waktu itu tiba-tiba dateng buat ngelamar Sheina, terus lusanya kita nikah"
"Kamu nyesel?" Sheina menggeleng.
"Engga. Sheina cuma ga nyangka aja bisa jadi istri dari Bapak"
"Ga nyangka nya kenapa?" Pak Jerza mendekatkan wajahnya pada Sheina.
"Sheina ga cocok sama Bapak"
Pak Jerza menyentil kecil bibir istrinya.
"Kamu cantik, pintar, dan pantas dicintai. saya ga salah milih kamu jadi pendamping hidup saya"
"From now on I don't want you to hear bad words from other people about you or us"
"Tapi—"
"You are perfect for me" Pak Jerza dengan cepat memotong perkataan Sheina.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MINE IS DOSEN [ Full Revision ]
Teen Fiction"Dosen galak itu suami gue." 2/23 © aljaem__