17

49 7 0
                                    

⬛⬛⬛

Sudah lewat beberapa jam dan masih tidak ada lagi yang menghubungi Daniel perihal basket selain Harun.

Para anggota mulai resah dan salah satu dari mereka memberanikan diri untuk bertanya ke Daniel,
"Kak, katanya sudah ada pengganti, dia belum datang kah?"

"Belum. Kalian tunggu bentar ya" ujar Daniel dan di angguki oleh salah satu anggota tadi.

Ponsel Daniel menampilkan pesan baru dari Sena. Karena sekarang sudah jam pelajaran setelah waktu sholat tadi.

____________________

Sen ♡

| Masih belum ada ?

Belum..|

|Daniel, aku bukannya di pihak Harun.
|Tapi, coba pikirin anggota kamu yang lain..
|Perjuangan mereka latihan sama kamu selama ini juga..
|Coba kamu pikirin dengan tenang.
|Cuma Harun satu-satunya pilihan.

____________________________

Melihat pesan tersebut Daniel jadi berpikir lagi, semua pesan Sena tepat sekali. Semua anggotanya sudah berjuang keras selama ini, masa semuanya harus hancur karena ke egoisannya.

_______________________________

Okey|
Aku bakal coba nggak egois|
Maaf, aku sebelumnya ngeraguin pendapat kamu|

|Gapapa, cepat hubungi Harun sekarang.
|SEMANGAT!♥️

Thanks cantik♥️|

__________________________

Daniel keluar dari roomchat Sena dan beralih ke roomchat Harun, kemudian menekan tombol ikon telepon dan mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Kenapa? Berubah pikiran?"

Itulah kata yang terucap dari Harun di seberang telepon, Daniel nampak menghela nafasnya berat.

"Udahlah kesini aja"

"Apa gini sikap orang yang memohon?"

Daniel berdecak kesal,
"Gue gak mau ribut—"

"Gue juga gak mau loh, memohon yang bener"

Daniel menarik nafasnya dan mengeluarkannya dengan perlahan , untuk menahan emosi,
"Tolong selamat-in tim gue"

"Pfft, putus asa banget"

"BANGSAT—"

"Selow dong, gue kesana sekarang"

Sambungan telepon itu pun di putuskan oleh Harun, Daniel menggeram kesal dirinya ingin sekali membanting ponselnya tapi sayang.

"Gimana kak? Apa orangnya mau kesini?" Tanya anggota yang bertanya sebelumnya.

"Iya, dia bakalan kesini sebentar lagi" ucap Daniel dengan senyum paksa.

Demi apapun kalo bukan karena tanding ini, dia gak bakalan mau nerima anak itu.
Daniel akhirnya hanya bisa menghela nafasnya dan menyuruh semua anggota untuk berlatih lagi sebelum kedatangan Harun.

⬜◻️◽▫️◽◻️⬜

Sudah lewat beberapa jam setelah Harun datang memperkenalkan diri sebagai anggota baru untuk membantu melengkapi grup untuk tanding, Harun langsung disuruh latihan.

Dan, tidak buruk juga, semua tenik Harun sudah seperti latihan selama bertahun-tahun, jadi seluruh anggota merasa di untungkan.

"Lo keren banget, Harun! Kerja bagus!" Puji salah satu anggota yang merupakan kakak kelas.

Ya, Daniel tak bisa menyangkal bahwa permainan Harun sangat bagus dan sudah sangat terlatih, tapi Daniel masih penasaran kenapa Harun ingin ikut andil dalam pertandingan basket, padahal menurut rumor yang beredar cowok itu tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler apapun, kenapa tiba-tiba mau jadi pemain tambahan di ekstrakurikuler basket.

"Hmm, mencurigakan.." guman Daniel sembari menatap tajam ke arah Harun.

Harun yang tau Daniel melihatnya dia cuma tersenyum miring, seakan bicara,
lihatkan, gue bisa lebih dari lo”

Wajah Daniel memerah karena kesal ia mengacungkan jari tengahnya ke arah Harun, dan yang di acungi jari tengah hanya mendengus saja.










⬜⬜⬜

Aku berharap semua ini berakhir dengan cepat, agar aku tak melihat muka bajingan itu- Daniel

⬜⬜⬜

Thanks dor reading!! Dont forget to vote and comment!! Love you!! ♥️♥️♥️

⬛⬛⬛

B e r b e d a  ⚫  Choi Hyunsuk  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang