B e r b e d a ⚫ Choi Hyunsuk [✓]

12

⬛⬛⬛

Udah hari minggu, Sena gabut banget sekarang. Setelah bantu-bantu ibunya ngurus toko, sekarang ia hanya duduk-duduk santai jagain toko.

Sementara ibunya mengurus adik sepupunya yang di titipkan sebentar oleh tantenya.

"Suntuk banget neng, gak ada niatan keluar?" Itu suara ayah Sena—Adi.

Sena hanya menghela nafasnya malas,
"Emang boleh? Entar ayah ngamuk." Ujar Sena.

"Ya, di atur waktunya lah, jangan lama-lama" ujar ayahnya dan Sena matanya langsung berbinar.

"Loh ?! boleh keluar nih?!!"

"Iya, udah sana main sama temen-temen atau siapa tuh namanya Danang? Pacarmu itu" ujar Adi sambil mengingat-ingat.

"Daniel yah! Kok bisa malah ganti Danang sih" kesal Sena dan Ayahnya hanya tertawa melihat putrinya kesal.

Sena dengan cepat masuk ke kamarnya dan mengganti pakaian. Tapi saat Sena sudah mengganti pakaiannya ia baru sadar sesuatu.

Sena emangnya mau kemana?

Gadis itu langsung telungkup di atas kasurnya, meratapi kalau dia tidak ada janji sama sekali dengan siapapun.

Tapi, tiba-tiba ponselnya berbunyi pertanda ada yang meneleponnya, Sena mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Halo, assalamualaikum?"

"Hahaha, waalaikumsalam."

Sena langsung kaget dan menegakkan posisinya untuk duduk di atas kasur bukan telungkup lagi, karena mendengar suara Daniel di telefon itu.

Bisa-bisanya ia salam seperti itu ke Daniel. Padahal sudah tau kalau Daniel... Ya taulah yah.
"Loh?! Heh Daniel bisa-bisanya!"

"Kalau salam katanya harus di jawab kan?"

"Ya tapikan—"

"Kamu senggang gak sekarang?"

"Senggang banget nih Dan, aku juga di bolehin main keluar tapi gak tau mau kemana"

"Main keluar sama aku mau?" Tanya Daniel setelah tergelak mendengar suara Sena yang menurutnya lucu.

"Kemana emang?"

"Nonton"

"Wah Mau!!!" Teriak Sena girang dan terdengar Daniel ketawa kecil lagi.

"Oke, aku jemput ya, cepet siap-siap"

"Iyaa."

"Oh iya satu lagi."

"Apa?"

Terdengar Daniel seperti ragu-ragu, dan menahan nafasnya sebentar sebelum menghembuskannya perlahan.
"Pake jilbab ya, aku udah lama gak liat kamu pake jilbab."

"... Kok tiba-tiba?"

Daniel memperlihatkan senyum manisnya, meskipun Sena tidak bisa melihatnya.
"Kamu cantik banget kalau pake jilbab, adem liatnya"

"A—apasih.." wajah Sena memanas di puji seperti itu.

"Oke, aku mau ganti baju terus jemput kamu. Tunggu ya tuan putri."

Dan panggilan berakhir, Sena menatap ponselnya sambil tersenyum namun hal itu tak bertahan lama karena dia merasa dadanya tiba-tiba sesak dan kemudian ia meneteskan air matanya sambil sesenggukan.

⬜⬜⬜

Lagi-lagi aku di sadarkan oleh kenyataan bahwa kami benar-benar berbeda.

⬜⬜⬜

Don't forget to vote and comment! Love you all!♥️♥️♥️

⬛⬛⬛