24

70 7 0
                                    

⬛⬛⬛

"Kamu ga capek liat aku belajar gini?" ujar Sena yang sedang mengerjakan PR yang akan di kumpulkan esok hari.

"Nggak, aku suka liat kamu belajar" ujar Daniel di seberang telefon yang di liat - liat juga sedang belajar, dari buku yang terbuka itu sudah jelas juga.

"Kamu kalo liatin aku terus, itu yang kamu kerjain juga ga selesai-selesai" ujar Sena sembari menunjuk buku Daniel yang terbuka.

"Ah ini bukan buku pelajaran, tapi novel, na.." ujar Daniel.

"Loh, sejak kapan kamu suka baca novel?" tanya Sena.

"Aku ga suka baca malahan, hahahaha, tapi entah kenapa waktu aku lihat sampulnya jadi tertarik gitu"  ujar Daniel sembari mengangkat buku tersebut dan menunjukkan sampul bukunya ke hadapan kamera agar Sena bisa melihatnya.

Di sampul novel itu ada gambar laki-laki yang memakai kalung salib dan perempuan yang berhijab tapi Sena tak bisa melihat judulnya karena Daniel menutupi judulnya dengan tangan.

"Ih kenapa judulnya di tutup" protes Sena.

"Aku gamau kamu baca ini, nanti kamu mikir aneh - aneh lagi" Ujar Daniel sembari menjauhkan novel itu dari kamera.

"Idih, apaan siapa yang mikir aneh-aneh" Sena tak terima dan Daniel hanya tertawa.

Lelaki itu melihat gadisnya dalam diam dengan senyuman, sementara si gadis tengah melanjutkan tugas sekolahnya.

"Udah setahun ya, Na.." ujar Daniel dan langsung menarik perhatian Sena.

"Apanya setahun?" tanya Sena.

"Hubungan kita" ujar Daniel mengingat bahwa 2 minggu kemarin keduanya merayakan sati tahun hubungan mereka.

"Ah, iya juga.. Udah lama banget ya berarti" ujar Sena mengingat - ingat sudah banyak kenangan yang mereka buat berdua.

Susah senang keduanya lalui bersama-sama hingga sekarang, rasanya Sena ingin menangis jika di ingatkan seperti ini, apakah bisa bertahan lebih lama lagi?

"Besok mau jalan-jalan ngga?" Tanya Daniel.

"Kemana?" Sena bertanya balik.

"Hmm, keliling kota ini" ujar Daniel.

"keliling ga jelas doang? ngehabisin bensin ceritanya?" ujar Sena dan Daniel malah tertawa.

"Ya bisa aja di sebut gitu, entar kalo bensinnya habis kita dorong bareng-bareng" ujar Daniel dan sekarang gantian Sena yang ketawa.

"Idih, gamau lah! hahahaha, tapi boleh deh besok keliling kota ini, sambil nyari jajanan, oke?" — Sena

"Oke!" — Daniel.

"Eh ini PR aku udah selesai, udah jam 11 malam juga, gamau tidur kamu?" tanya Sena sembari mengangkat ponselnya dan berpindah duduk di atas kasur.

"Ah iya juga, yaudah sekarang kita tidur saja" Daniel terlihat juga mengangkat ponselnya dan terlihat rebahan di kasur.

"Lah matiin dong"—Sena.

"Gak ah kamu aja"—Daniel.

"Kamu aja" ujar Sena yang sudah tengkurap di atas kasur.

"ya kalo gini gak akan ada yang matiin, sayang" ujar Daniel.

"Yaudah aku matiin, selamat malam ya. Dah bae.." ujar Sena sembari melambaikan tangannya di kamera.

"Dahh bae.." Daniel juga melambaikan tangannya dan tak lama sambungan telepon itu terputus.

Daniel menghela nafasnya dan mencharge ponselnya dirinya keluar ke balkon kamarnya terlihat ada beberapa gelas bir dan sebungkus rokok,  Daniel mengambil serta menyalakan sebatang rokok kemudian menghisapnya serta menghembuskan asapnya lewat bibir.

"Aku terlalu buruk buat kamu, Na.."











⬜⬜⬜

Sudah siap dengan endingnya?

⬜⬜⬜

Thanks for reading and vote!! Love you so much!🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for reading and vote!! Love you so much!🥰🥰

⬛⬛⬛

B e r b e d a  ⚫  Choi Hyunsuk  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang