28 "Ending 4/5"

61 7 0
                                    

[ENDING 4/5 : Harun]

⬛⬛⬛

Harun mencatat segala hal yang di jelaskan oleh dosen, dirinya juga sesekali melirik ke arah ponselnya sedang menunggu pesan dari seseorang.

Hingga akhirnya dosen itu selesai mengajar, Harun segera memasukkan bukunya ke dalam tas, dan tak berapa ponselnya bergetar, itu adalah alarm untuk Harun berangkat kerja part time.

Sebelumnya ia memasang earphone nya dan memutar lagu kesukaannya, dan segera setelah itu dirinya bergegas keluar ruang kelas.

Dengan menenteng tas, dirinya berjalan dengan tergesa-gesa karena takut ketinggalan bis, bisa sih naik Taksi hanya saja Harun ingin menghemat uang untuk keperluan yang lebih penting.

Semenjak kejadian dimana kaki Harun yang waktu itu terluka (Di eps 21) pada saat Harun pulang dia malah melihat ibunya keluar dari rumah dengan koper dan ayahnya hanya duduk di sofa dengan beberapa lembaran yang Harun yakin itu adalah surat cerai.

Hak asuh Harun di serahkan ke ayahnya tapi Harun memilih untuk tinggal sendirian, meskipun begitu kedua orangtuanya masih tetap mengirimkan uang kepada Harun, tapi lama-lama kiriman uang itu jarang sekali terkirim dan mau tak mau Harun harus cari kerja sendiri.

Harun dengan kaki panjangnya itu sudah berada di penyeberangan jalan dan lelaki itu langsung berlari mumpung lampu untuk penyebrang masih berwarna hijau.

Dan syukurlah ternyata bis itu belum datang, dan ada beberapa penumpang menunggu di halte, tidak sia-sia Harun berlarian.

Tak berapa lama bis-nya datang, setelah beberapa penumpang turun Harun langsung naik ke bis dan mencari tempat duduk yang kosong, Harun duduk di dekat jendela namun baru saja duduk dirinya sedikit kaget waktu merasakan sesuatu, ia berdiri sedikit dan mengambil benda yang mengganjal waktu ia duduk.

Ternyata itu adalah sebuah dompet berwarna biru pastel, Harun melihat dompet itu dan celingak-celinguk siapa tau ada orang yang tengah kebingungan.

Hingga bis berjalan kembali tidak ada tanda manusia yang terlihat mencari dompet, Harun terpaksa membuka isi dompet itu dan melihat identitas pemilik.

Waktu melihat KTP tersebut, Harun terdiam ia membeku melihat wajah dan nama yang tertera di KTP itu.

"...Sena..." batin Harun.

Entah kenapa Harun tersenyum, entah senyum apa itu, hanya saja Harun ingin menertawakan takdir tuhan yang tidak bisa di tebak ini.



⬜◻️◽▫️◽◻️⬜



Besok paginya Harun dengan pakaian kaos putih di padu dengan kemeja kotak-kotak dan celana kain warna hitamnya itu sekarang berada di depan toko milik keluarga Sena.

Sebenarnya semalaman Harun bingung bagaimana cara agar tidak canggung dengan gadis itu karena sudah lama sekali dirinya tidak berkomunikasi.

Karena setelah lomba basket itu, Harun kembali ke lingkungan bocah-bocah nakal, memutus kontak dengan Sena dan teman-teman yang lain.

"Assalamualaikum.." Ujar Harun dan tak berapa lama keluarlah wanita setengah baya keluar.

"Waalaikumsalam, ada apa ya?" tanya wanita itu.

"Anu, Sena-nya ada?" tanya Harun.

"Owalaa temannya Sena tah, Senaaa!! ada temenmu ini loh!" teriak wanita itu dan ada sahutan di dalam rumah berkata 'Iya bu, sebentar'

Setelah beberapa saat muncullah Sena dengan wajah kagetnya,
"Eh, Harun?" sapa Sena dengan terheran-heran.

"Ibu tinggal ke dalam ya" pamit wanita itu dan di angguki oleh Sena.

B e r b e d a  ⚫  Choi Hyunsuk  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang