27 "Ending 3/5"

54 5 0
                                    

[ENDING 3/5 : Mark]

⬛⬛⬛

Di tengah malam yang dingin terlihat di salah satu gang ada dua pemuda yang sedang berjalan, lebih tepatnya satu laki-laki memapah tubuh laki-laki lainnya.

"Lo berat banget sat!" Mark memapah tubuh Daniel yang sempoyongan karena alkohol.

"Ukh, Bro, berhenti dulu—"

Mark segera melepaskan Daniel dan membiarkan lelaki itu muntah-muntah.

Mark mengernyit dan menepuk-nepuk punggung sahabatnya itu agar mengeluarkan semua isi perutnya.

"Tumben banget sih lo mabuk gini" ujar Mark.

Daniel meludah dan kembali berjalan sempoyongan melanjutkan jalannya tanpa di papah Mark namun hanya 5 langkah lelaki berumur 18 tahun itu melihat ke langit sebentar kemudian jatuh terduduk membuat Mark kaget dan langsung mendekat ke Daniel.

"HEH LO NGAPAIN?!!" Teriak Mark.

"Sena.. Hik.." Daniel berbicara dengan menundukkan kepalanya dibarengi dengan cegukan.

"Sena? kenapa sama Sena? lo ada masalah sama dia?" tanya Mark dan barulah terlihat bahu Daniel naik turun seperti menangis.

Waktu Mark memaksa Daniel agar tak menunduk lagi terlihat sudah derai air mata yang membasahi pipi Daniel dan wajahnya yang memerah.

"Dan? Hey, what's wrong?" tanya Mark sekali lagi.

"Gue.. putus ... sama... Sena.." ujar Daniel dengan terbata-bata karena sesenggukan.

"Loh kok bisa? Sena yang putusin?" tanya Mark sekali lagi dan Daniel menggeleng.

"Tidak. Gue yang mutusin ... Uhhh hks.." Daniel kembali menangis.

"lah bego, kenapa lo yang nangis sampe kayak gini?" ujar Mark sambil menggeplak punggung Daniel.

"G—gue gak mau bikin dia sakit hati lama-lama Mark, dengan hubungan yang kayak gini mana mungkin bisa..." Ujar Daniel sembari menunduk lagi dan kembali menangis.

"Lo mau ngalah gak?" tanya Mark.

"Hah?"—Daniel.

"Kalo lo mau ngalah, masuk agamanya dia aja" ujar Mark dan membuat Daniel semakin histeris.

"Mark.. lo yang paling tau sama keluarga gue.." Ujar Daniel dan Mark menghela nafasnya kasar.

"Bener juga.." Mark bergumam dan masih menepuk-nepuk punggung sahabatnya yang masih sesenggukan itu.

Keluarga Daniel sangat taat agama, jadi tidak mungkin untuk berpindah agama semudah itu, bahkan dengan alasan yang bahkan bisa saja belum tentu terjadi di masa depan.

Yah, apakah Mark bisa senang sekarang? atau bahkan sedih?

Satu sisi dia senang karena—Ekhem Daniel putus dengan Sena, akan tetapi satu sisi lainnya dirinya sedih melihat sahabatnya yang begitu sengsara sekarang.

"Pulang ya, besok gausah sekolah dulu kalo masih pusing gara gara mabok gini" ujar Mark yang sekali lagi memapah tubuh Daniel yang sudah lemas itu.

"Bro, makasih ya.." Ujar Daniel tiba-tiba.

"Apalagi sekarang?" tanya Mark sambil membenarkan posisi Daniel agar bisa di papah dengan nyaman.

"Lo sahabat terbaik gue, jangan pergi ya.." ujar Daniel.

Mark terdiam sebentar sebelum lanjut berjalan,
"Ngelantur apa lagi nih anak"

⬜◻️◽▫️◽◻️⬜


B e r b e d a  ⚫  Choi Hyunsuk  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang