10

73 9 0
                                    

⬛⬛⬛

Sena ketar ketir saat ini, karena sekarang di hadapannya sudah ada mama Daniel, sementara Daniel ada di sebelahnya.

Mundur dari beberapa waktu lalu, Daniel mengajaknya keluar kelas kan dan ternyata cowok itu mengajak Sena ke salah satu rumah makan dan tanpa di ketahui Sena ada mama Daniel di salah satu bangku.

Sena pengen melebur saat itu juga dan sekarang dirinya cuma bisa tersenyum kaku di hadapan Mama Daniel—Yuli.

"Daniel udah sering cerita soal kamu Sena, katanya kamu pernah bantuin Daniel waktu SD kan? " Ujar Yuli dan bikin Sena berpikir lagi.

"Eh? I—iyakah?" Sena malah tanya balik karena ingatan Sena waktu SD sedikit kabur, entahlah banyak adegan yang terlupa selain bersama dengan teman-temannya dulu.

"Hahahah sepertinya hanya kamu yang ingat Dan, sebucin itu Daniel ke kamu na" ujar Yuli dan Daniel cemberut karena di tertawakan mamanya.

Sementara Sena hanya meringis dan sedikit malu juga karena ia tidak ingat pernah bertemu Daniel sebelum di SMP. Jadi, Daniel udah suka Sena duluan ya, di luar ekspektasi Sena.

Duh, Sena kudu gimana sekarang? Apa tanya kabarnya? Atau nanya keluarganya?
Sena kudu basa-basi apa sekarang?!.

Sampai akhirnya Daniel berdiri kemudian berjalan ke depan untuk memesan makanan untuk Sena, serta mamanya.

"Anu, te pekerjaannya lancar?" Akhirnya Sena memilih menanyakan pekerjaan karena teringat bahwa Yuli memang punya pekerjaan.

Yuli terlihat tersenyum,
"Lancar dong, kamu sendiri sekolahnya gimana? gak ada yang ganggu kamu kan?"

Sena diam sebentar sebelum menjawab,
"Nggak ada kok, tante, semua baik-baik aja"

"Beneran?" Tanya Yuli dan Sena mengangguk sekali lagi.

"Hmm, mungkin cuma perasaan tante aja ya.." gumam Yuli.

"Ya?" Sahut Sena karena tak mendengar gumaman itu.

"Tidak apa" jawab Yuli sambil tersenyum kemudian mengusap tangan Sena yang ada di atas meja.

"Taraa, makanan datangg" ujar Daniel sambil bawa nampan berisi makanan serta minuman yang di pesan.

"Kok jadi kamu yang bawa makanannya, pelayannya mana?" Tanya Yuli.

"Gapapa ma, kasian pelayannya lagi sibuk mending tak bawa sendiri." Jawab Daniel sambil menata piring berisi makanan itu di depan masing-masing.

"Aduh baik banget anak mamaa" ujar Yuli sambil menyubit pipi Daniel, membuat Daniel mengaduh sebentar namun kemudian tertawa Sena pun ikut tertawa.

"Nah ayo makann!" Seru Daniel yang udah siap makan namun langsung di hentikan Yuli.

"Eh doa dulu lah" ujar mamanya dan segera setelah itu, Daniel menggenggam kedua tangannya dan menutup mata.

Sementara Sena mengadakan kedua tangannya, dan berdoa juga.
Hal itu di tangkap oleh mama Daniel.

Beliau terkejut sebentar namun setelahnya bersikap biasa, dan melihat pemandangan dimana anaknya yang menggenggam kedua tangan, sementara Sena yang menengada kan tangannya.

Mereka sama-sama berdoa namun kepada tuhan yang berbeda.

⬜⬜⬜

Apa perjalanan kita masih panjang, atau telah terlihat titik akhir-nya?

⬜⬜⬜

Thanks for reading, vote and comment!♥️
Love you all!! ♥️♥️♥️

⬛⬛⬛

B e r b e d a  ⚫  Choi Hyunsuk  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang