9

3.4K 407 22
                                    







Jaehyun menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi, wajahnya ia sembunyikan di balik kertas script yang semestinya harus ia hafalkan. Helaan nafas besar beberapa kali terdengar yang membuat beberapa helai kertas terhembus dari tempatnya.

Kepalanya terasa berat dan pening, berbagai macam suara berbutar seolah menghantui di dalam pikirannya. Jaehyun dipaksa untuk berpikir setelah pagi tadi mendapatkan siraman rohani dari sang ibu yang mendapati keberadaan Chenle dan Renjun saat tiba-tiba berkunjung di kediamannya.

Nasehat itu bertambah kala sang ibu melihat Renjun bergegas membawa Chenle untuk keluar dari rumah seolah telah tertangkap basah. "Jika memang rasa kalian belum selesai, segera kembali. Turunkan ego, pikirkan anak kalian" salah satu kalimat yang terus berputar di dalam kepala Jaehyun.

Jaehyun sadar bahwa hanya pernikahan mereka saja yang berakhir, namun rasa yang ada di hati tak pernah berakhir meski raga tak lagi bersama. Sekeras apapun ia mencari pengganti sosok Renjun di hatinya namun tak ada seorang pun yang dapat menggeser posisi tersebut.

Pernikahan mereka memang kandas, namun sosok Renjun tak pernah absen berputar dalam pikiran Jaehyun meski raganya tak lagi dalam dekapan.

"Melamun saja terus"

Jaehyun menyingkirkan kertas yang menutupi wajahnya saat sebuah ketusan diruntutkan untuknya. Ia langsung menjumpai sosok sang manager yang mengambil duduk pada sebuah kursi di hadapannya dengan sebuah minuman dingin di tangan.

"Menurutmu bagaimana jika aku menikah kembali dengan Renjun?" tanya Jaehyun langsung yang mengundang atensi Doyoung.

"Rujuk?" tanya Doyoung memastikan yang hanya mendapat jawaban dari sebelah alis Jaehyun yang dinaikkan. "Tidak apa, itu kan keputusan kalian. Memangnya Renjun sudah tidak marah denganmu lagi?"

"Itu masalahnya" Jaehyun menegakkan posisi duduknya. Kertas yang berada dalam genggaman tangannya kini tak berarti lagi sebab pemiliknya melemparkannya di atas meja. "Sekarang Renjun marah padaku karena kemarin aku membawa Chenle selama dua minggu tanpa memberinya kabar apapun"

"Bodoh" umpat Doyoung kemudian.

"Hyung! Aku melakukan itu juga ada alasannya" rajuk Jaehyun. "Aku marah karena Renjun berduaan dengan Johnny di kantornya padahal aku di apart sedang bersama Chenle. Renjun juga selalu pulang larut malam akhir-akhir itu"

"Johnny? Johnny Suh model?" tanya Doyoung memastikan.

"Iya, pria sialan itu"

"Kau juga sialan! Berkacalah. Lagipun apa salahnya Renjun bersama Johnny? Kau juga pernah menjalin hubungan dengan orang lain, lalu mengapa kau marah saat melihat Renjun bersama pria lain? Punya hak apa kau atas dirinya?" cerca Doyoung yang membuat Jaehyun menutup mulut tak dapat menjawab.

"Jelas karena aku mencintainya"

Doyoung berdecih, tak sehari dua hari ia mengenal sosok Jaehyun. Ia telah menemani pria itu sejak Jaehyun mulai menitih karirnya di dunia hiburan. Banyak cerita kehidupan milik Jaehyun yang telah ia telan.

Sebenarnya Jaehyun dan Renjun tidak jauh berbeda, namun ego milik Jaehyun jauh lebih besar dan mendominasi daripada Renjun yang masih memiliki hati lembut. Itu sebabnya keduanya bercerai karena Renjun yang memilih mengalah daripada meladeni ego Jaehyun yang tak ada habisnya.

"Kau mencintainya tapi terus menyakitinya. Lalu dimana letak rasa cinta itu? Jika kau mencintainya kau pasti mengerti bukan malah mengikuti ego mu itu. Aku tidak hanya sekali menasehatimu untuk menurunkan ego sialanmu itu. Renjun akan menurut jika kau juga bersikap lembut padanya"

US | JAEREN on holdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang