Renjun tau bagaimana besarnya kekuatan cinta menggerakkan kembali dua hati yang keras sekeras batu yang terus diterjang derasnya air terjun. Meluluhkan hati yang sebelumnya dipenuhi dengan ego dan kebencian satu sama lain. Membuka kembali pandangan yang tertutup oleh kabut lara.
Waktu tiga tahun bukanlah durasi yang sebentar untuk menyimpan satu nama dalam kebencian hati atas kekecewaan yang dirasakan sebelumnya. Rasa itu terus tersimpan di relung hati dan tak pernah luruh sebab sang pembuat lara tetap ada dalam pandangnya di penghujung minggu.
Kini dua insan pemilik lara dalam hati kembali berdiri berhadapan seperti yang mereka lakukan lima tahun silam. Dalam suasana yang khidmat di depan tuhan dan disaksikan sang pemuka agama hingga kerabat, Jaehyun dan Renjun kembali mengikrarkan janji suci pernikahan mereka.
Melakukan ciuman pertama mereka setelah dinyatakan sebagai pasangan yang terikat pernikahan. Mendeklarasikan bahwa cinta mereka tak pernah padam meski telah berpisah sekalipun. Karena pada dasarnya yang mereka butuhkan hanyalah sebuah komunikasi yang jarang terlaksana di masa lalu.
Hingga si kecil berlari dari pintu utama, dua orang tua membuka lebar kedua tangannya. Menerima sang putra dalam dekapan keluarga utuh yang sempat tercerai berai di tengah jalan. Mencium kedua sisi pipi gembil disana yang mengundang sorakan bahagia dari para kerabat yang hadir.
Satu demi satu keinginan yang dahulu selalu ia dambakan mulai Renjun dapatkan. Memberikan kehidupan keluarga harmonis untuk anaknya. Memiliki seseorang yang dapat dijadikan tempatnya untuk pulang. Dan Renjun mendapatkan itu semua tetap pada diri orang lama, Jaehyun.
"Si brengsek ini tetap membutuhkan rumahnya untuk pulang. Terima kasih telah memberiku kesempatan" ujar Jaehyun menyatukan dahi mereka.
"Terima kasih sudah mengalahkan egomu" saut Renjun yang kemudian melebur dalam pelukan Jaehyun, menyembunyikan wajahnya pada bahu sang dominan.
Keduanya tau bahwa ini bukanlah akhir dari kehidupan mereka, melainkan adalah awal dari lembaran baru kehidupan mereka. Baik Jaehyun dan Renjun telah mengetahui bagaimana kehidupan rumah tangga berjalan di masa lalu, dan pernikahan adalah garis start yang akan membawa mereka melewati berbagai kejadian di dalamnya.
Jika dahulu ego dilawan dengan api, maka kini salah satu di antara mereka harus menjadi air yang memadamkan api tersebut.
Jika dahulu keduanya berjalan sesuai isi kepala masing-masing, maka kini mereka harus menyamakan lajurnya.
Tidak ada lagi seorang anak yang menjadi korban atas keegoisan orang tuanya, terlebih janin yang masih di dalam kandungan. Anak-anak harus merasakan kebahagiaan bersama orang tuanya, bukan harus merasakan pahitnya dunia atas masalah orang tua.
"Selamat atas pernikahan kalian"
Renjun menerima uluran jabat tangan dari satu-satunya teman yang ia undang untuk menghadiri pernikahannya. Mungkin juga menjadi satu-satunya orang lain yang mengetahui bahwa ia dan Jaehyun baru menikah hari ini. "Terima kasih, John" jawabnya menyimpulkan senyum manis.
"Jadi setelah ini tidak bertemu lagi denganmu jika aku ada kontrak dengan perusahaan? Uang suami mu kan banyak"
"Alay" pukul Renjun pada lengan kekar pria berdarah Amerika disana. "Aku masih tetap akan bekerja hingga enam atau tujuh bulan ke depan, John. Masih terlalu nyaman untuk meninggalkan pekerjaan"
"Baiklah jika seperti itu. Sekali lagi selamat ya? Aku harus pergi sekarang karena sebentar lagi sudah ada jadwal" pamit Johnny menepuk lengan Renjun pelan lalu pergi meninggalkan ruang tempat temu antara pengantin dengan tamu undangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
US | JAEREN on hold
FanfictionApa arti sebuah hubungan dan keluarga jika dikalahkan dengan ego?