Bagai kabar burung yang merambat di penjuru dinding perusahaan, sebuah rumor kisah asmara Jaehyun berkembang begitu cepat di laman media sosial. Gambar dari berbagai sudut pandang yang menampilkan keluarga kecilnya tersaji disana disertai dengan text yang semakin menggiring berbagai opini publik. Tidak sedikit komentar buruk tertuju Jaehyun maupun Renjun dimana wajah keduanya terlihat jelas disana.
Genap satu minggu Jaehyun memboyong sang kekasih serta anak mereka kembali ke istana mereka demi kenyamanan bersama. Renjun tinggal di kawasan padat penduduk dimana siapa saja dapat menyusup dan menyelekai Renjun serta Chenle saat tak ada dalam pengawasan Jaehyun.
Sebenarnya Jaehyun dilarang oleh perusahaannya untuk menemui Renjun dan anak mereka sementara waktu hingga masa shooting dan promosi drama yang diperankannya selesai. Karena rumor yang tengah berkembang kini begitu berpengaruh untuk pekerjaan Jaehyun sekarang. Oleh sebab itu Jaehyun mengambil tindakan untuk mengajak Renjun dan Chenle di rumah yang dulu sempat mereka tinggali bersama.
Jaehyun pernah meninggalkan perannya sebagai seorang suami dan ayah demi pekerjaannya, maka untuk saat ini ia tidak akan mengulanginya kembali dan kehilangan sosok Renjun dalam hidupnya, lagi.
"Lele bocan!"
Renjun menoleh, menemukan atensi anak berusia empat tahun yang mendengus sebal, bibirnya mengerucut, tangannya terlipat di depan dada dengan kaki yang diselonjorkan. Bukan sekali atau dua kali Renjun mendengar gerutuan buah hatinya dalam hari ini, Chenle telah banyak kali mengungkapkan isi hatinya namun Renjun tidak tau harus berbuat apa.
Ketakutan yang sebelumnya menghantui Renjun kini benar-benar terjadi dan membuat pekerjaan Jaehyun berantakan seketika. Jaehyun terkena masalah, begitupun dengan dirinya yang mendapatkan teror dari berbagai pihak terutama teman-teman kantornya.
Dalam kondisi seperti ini Renjun juga merasa kesal dan sedih yang bercampur menjadi satu. Rasa-rasanya ia ingin menangis bersama dengan Chenle karena tak tau harus bersikap seperti apa dan bagaimana karena semua tindakan yang ia ambil akan berdampak pada Jaehyun.
"Kenapa tidak boleh main di lual? Lele bocan di lumah caja"
"Mommy juga tidak tahu" jawab Renjun kemudian merebahkan dirinya pada sofa dengan menggunakan paha sang anak sebagai tumpuhan kepalanya.
Renjun paham akan kebosanan Chenle karena pada kenyataanya ia memang tidak memperbolehkan sang anak untuk keluar dari rumah beberapa hari ini demi menghindari seseorang yang mungkin saja berkeliaran di sekitar rumah mereka untuk mendapatkan sebuah gambar mereka yang akan semakin memperkeruh keadaan.
Namun Renjun juga tak dapat berbuat banyak meski Jaehyun telah memastikan kenyamanan dan keamanan rumah mereka. Renjun takut mengambil langkahnya sendiri dan melewati Jaehyun.
"Mommy tidak boleh menangic, bial Lele caja" panik Chenle melihat Renjun menangis dengan tangan yang berusaha menghapus air mata sang ibu.
Renjun beruntung memiliki sang anak yang menemaninya dalam kondisi apapun. Chenle mungkin dalam beberapa waktu sedikit rewel karena hal tersebut sangat wajar di usia anak sepertinya, namun anak itu sangat mengerti dirinya. Chenle tahu bagaimana saat Renjun tengah marah ataupun bersedih, meski masih tak mengerti bagaimana harus bersikap yang benar Chenle akan terus berada di sisi sang ibu.
Satu kali lagi Renjun harus melewati masa sulit hubungannya bersama dengan Jaehyun. Mungkin jika ia mampu melewati ini maka di masa yang akan datang mungkin kesenangan menghampiri mereka, karena Renjun yakin bahwa kini Jaehyun juga berjuang untuk hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
US | JAEREN on hold
FanfictionApa arti sebuah hubungan dan keluarga jika dikalahkan dengan ego?