Jaehyun tahu bahwa hormon seseorang yang tengah mengandung akan mengalami ketidakstabilan, entah itu dalam emosi ataupun hal lainnya. Namun ia tidak mengetahui akan sampai separah ini dan selama ini hormon itu mempermainkan sang istri sehingga dirinya yang menjadi korban atas mood Renjun yang tidak stabil.
Genap sepekan dominan Jung itu mengungsi di rumah orang tuanya sebab Renjun yang tak mau melihat sosoknya berada di rumah atau lebih tepatnya tidak mau melihat wajahnya dan berdekatan dengan dirinya. Jaehyun bahkan sempat tersulut emosinya dan membuat keduanya bertengkar karena Renjun yang tak mau ditemani oleh seseorang karena maksudnya agar tak hanya berdua dengan Chenle saja.
Jaehyun tidak paham dengan bagaimana jalan pikir Renjun saat ini. Ia tidak masalah jika memang istrinya tidak mau berdekatan dengannya, hanya saja tidak sampai menyuruhnya untuk keluar dari rumah karena tidak ada yang menjaga dan mengawasi submisif itu di rumah. Namun kala ia mengadukan hal itu kepada orang tuanya justru Jaehyun dijadikan bahan tertawaan oleh mereka.
"Aku hanya mau mengambil pakaian ganti, di sana sudah tidak ada lagi" ketus Jaehyun masuk ke dalam kamar sebelum mendapatkan semprotan dari Renjun yang kini menatapnya sinis.
"Beli kan bisa" jawab Renjun tak kalah ketus. "Uangmu habis?"
Jaehyun menahan nafas berusaha tak kelepasan menanggapi ucapan sang istri. Ia bergegas mengambil beberapa potong pakaian bersih dari dalam lemari yang kemudian dimasukkan ke dalam tas yang telah ia bawa sebelumnya.
Hari libur yang biasanya dihabiskan dengan berjalan-jalan ataupun sekedar membeli ice cream di minimarket kini tak terlaksanakan. Yang biasanya Jaehyun bermain bersama putranya di halaman rumah kini hanya sekedar memeluk saja tidak dapat ia lakukan karena keterbatasan waktu yang dimilikinya. Jaehyun tak dapat berlama-lama berada di rumah karena hormon Renjun yang sedang tak mau melihatnya berada di rumah.
Entah sampai kapan mood istrinya berantakan seperti ini namun Jaehyun berharap agar cepat selesai karena ia pun khawatir dengan Renjun. Cukup berbahaya meninggalkan Renjun hanya berdua dengan Chenle di rumah tanpa pengawasannya.
Jaehyun menghampiri Chenle yang berada di ruang tengah dan sedang bermain seorang diri di sana. Mengecupi setiap inchi wajah sang anak sebelum membawa tubuh gempal itu ke dalam gendongannya. "Daddy pergi dulu ya, nak" pamitnya.
"Lele ikut" rengek Chenle memeluk erat leher Jaehyun.
"Lele di rumah saja dengan mommy" tutur sang ayah. "Daddy hanya di rumah grandma tidak pergi ke mana-mana"
"Ikut"
"Pergi saja semua"
Chenle meringkuk di dalam pelukan Jaehyun saat suara Renjun tiba-tiba terdengar di belakang sana. Hembusan nafas besar yang keluar dari mulut Jaehyun bukanlah pertanda baik dikala tubuhnya di balikkan dan mendapat eksistensi sang istri yang berdiri di ambang pintu dengan tangan yang bersedekap dada.
"Mau mu apa sih?" solot Jaehyun.
Sang istri terlihat sedikit tersentak mendengar nada ketus yang dilayangkan oleh Jaehyun. Pria itu menatapnya tajam dengan langkah yang perlahan mendekat ke arahnya membuat tumit Renjun sedikit mundur ke belakang.
"Kemarin kau menyuruhku pergi aku maklumi. Sekarang kau menyuruh Chenle pergi juga? Ini memang hormon kehamilanmu atau memang kau sudah bosan dengan kita?" tanya Jaehyun beruntun memojokkan istrinya.
"Terserah! Kau memang tidak mengerti!"
"Apa? Apa yang tidak aku mengerti?!" tantang Jaehyun membentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
US | JAEREN on hold
FanfictionApa arti sebuah hubungan dan keluarga jika dikalahkan dengan ego?