Dark Romance
Rate M
Cinta yang keliru selalu buta. Cinta selalu membuat gembira, tak kenal hukum, bersayap dan tak terbatas. Dan cinta mematahkan semua mata rantai logika, sehingga mungkin bagi Hinata Hyuuga, William Blake tak pernah salah menulisny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍁🍁🍁
Berbeda dari Hinata, Naruto tentu saja tidak bisa tidur ketika gadis yang diinginkannya tidur di atas ranjangnya. Bukan berarti dia tidak mau berbagi, tetapi saking senangnya, dia tidak mungkin harus terjun ke dalam mimpi. Naruto beranggapan bahwasanya yang terjadi adalah bagian dari bayangan yang selalu dinantikannya. Kalau saja dia terlelap sedikit saja, semuanya akan kembali seperti semula.
Keluar dari kamar gelap—yang digunakan sebagai tempat bermain, mencetak foto, memajang seluruh hasil kerja kerasnya dalam memata-matai gadis itu—Naruto segera pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan, yang sebenarnya jarang sekali dilakukannya sebagai seorang anak tunggal keluarga Uzumaki yang disayang.
Sejak kecil, dia memiliki pengasuh sampai usianya lima belas tahun, punya dua pelayan pribadi yang menyiapkan keperluannya, juga ada sopir pribadi yang senantiasa mengantarkannya pergi ke mana saja. Masalahnya, sejak dia memutuskan untuk pergi ke luar negeri, ada setidaknya dia belajar memasak dan mandiri. Kalau-kalau dia bisa membanggakan kelebihannya itu kepada Hinata nanti.
Naruto pernah mendengar dan menanamkannya pada kepala; semua yang disukai oleh Hinata dan apa yang tidak disukai oleh Hinata. Saat gadis itu memiliki penilaian lebih jika seorang pria berkutat di dapur dan jago memasak melebihi dirinya, Hinata mungkin saja akan jatuh cinta kepadanya.
“Laki-laki yang jago masak itu tidak buruk. Aku pikir mereka terlihat seksi saat ada di depan pantri dengan wajan yang mengepul asap, juga percikan-percikan minyak saat mereka menggoreng sesuatu.”
Naruto langsung berhenti mengambil buku yang dibutuhkannya pada saat itu. Ia mengenali itu suara Hinata, gadis dari kelas sebelah yang dikaguminya. Tanpa sadar, dia berjalan menuju deretan rak buku khusus menyimpan resep masakan, juga kerajinan tangan. Mulai sejak saat itu dia menghafal seluruh apa yang disukai Hinata—semua makanan, dan membuat berulang kali sampai berhasil, gulungan kayu manis favorit gadis itu, dan banyak lagi.
Mendengar bunyi bip dari oven yang ada di dapur, Naruto segera mengeluarkan loyang berisi gulungan kayu manis yang dipersiapkan khusus untuk Hinata. Selalu, yang dibayangkannya bahwa ini terasa tidak nyata. Akhirnya dia membuat sesuatu yang disukai gadis itu, melupakan sejenak bagaimana dia marah ketika Hinata menyebut nama Kiba Inuzuka tak sekali tadi malam, di tengah mereka bercinta.
Selesai menghidangkan di atas meja, Naruto bergegas pergi ke kamar. Ia mendapati Hinata sudah membuka mata dan cukup terkejut dengan penampilannya yang berantakan. Gadis itu menyentuh pinggangnya yang terasa sakit, dan merasa aneh dengan cairan-cairan sperma yang turun melewati kedua pahanya. Itu tampak menjijikkan baginya yang sama sekali tidak pernah membayangkan hal itu terjadi padanya dalam waktu dekat.