Author pov."Hai sayang, hei El" Lisa yang baru selesai mandi mendekati Jennie dan Ella.
"Hai Dadda" balas Ella sambil memakan coklatnya.
Sedangkan Jennie hanya diam, ia kesal dan cemburu karena Lisa dan Ella bertemu dengan mantan Lisa.
"Hei, kok diam aja" Lisa hendak mencium Jennie dan Jennie langsung menghindarinya.
Lisa semakin bingung di buatnya, ia merasa ada yang aneh dengan istrinya.
"Kamu kenapa? Kok ga mau di cium?" Tanya Lisa dan ia mendudukkan dirinya di samping Jennie.
Ella memilih sibuk menonton sambil memakan cokelat, ia sedang malas mengikuti obrolan orang tuanya.
"Sayang, kenapa hemm?" Lembut Lisa mengusap lengan Jennie.
"Ck" Jennie berdecak seakan tidak mau di sentuh.
Jennie terus melipat handuk kecil, ia tidak memperdulikan Lisa yang berusaha mengajaknya mengobrol.
"Kenapa sih? Kamu kok tiba-tiba nyuekin aku, emangnya aku ada salah?" Lisa memiringkan kepalanya menatap wajah Jennie.
Lagi-lagi Jennie hanya diam tanpa menjawab perkataan Lisa.
"Sayang.. kok kamu gitu sih, aku salah apa?" Lisa merengek.
Jennie memutar matanya mendengar Lisa merengek.
"Sayang, aku salah apa? Ayo bilang biar aku tau letak kesalahan aku dimana" Lisa memegang tangan Jennie.
"Ga usah pegang-pegang" Jennie menghempaskan tangan Lisa.
"Aaah kenapa.. kenapa kamu nyuekin aku, huhuu" Lisa merengek mendusel di leher Jennie.
"Awas" Jennie mendorong Lisa.
"Ck sayang, aku salah apa sama kamu. Please bilang salah aku dimana" Lisa mulai kesal.
Jennie menggertakan giginya, ingin menghajar Lisa tapi ia masih bersikap sabar karena masih ada Ella di dekat mereka.
"Ayo El kita bobok nak, udah malem sayang" Jennie mengulurkan tangannya.
"Ella belum ngantuk Mama" Ella menatap Jennie dengan wajah polosnya.
"Bobok sambil mimik yuk" bujuk Jennie.
"Tapi Ella macih mau nonton Mama" Ella sedikit merengek.
"Besok lagi yah nontonnya, sekarang waktunya anak kecil tidur. Kita gosok gigi dulu sebelum bobok" Jennie menggendong Ella, tidak peduli gadis kecil itu merengek minta di turunkan.
"Ga mau Mama, Ella macih mau nonton cocomelon.." rengek Ella mengepak-ngepakkan kakinya.
"Sayang, biarin Ella nonton bentar lagi, ini juga masih jam tujuh malam. Biasanya kan jam delapan malam Ella nya baru tidur" Lisa mengikuti langkah kaki Jennie memasuki kamar Ella.
"Ga usah protes!" Jennie mengunci pintu kamar Ella tidak membiarkan Lisa masuk.
"Sayang, kenapa pintunya di kunci? Aku mau masuk, sayang hei tolong buka pintunya" Lisa mengetuk-ngetuk pintu.
Tok.. tok
"Berisik! Pergi gak!" Teriak Jennie dan Lisa terdiam berhenti mengetuk-ngetuk pintu.
"Iiih serem, mending aku ke kamar aja" Lisa segera berlari memasuki kamar.
-
Ceklek
Setelah berhasil menidurkan Ella, Jennie memasuki kamar nya dan melihat Lisa yang tengah cekikikan sambil menatap layar handphonenya.
Jennie mendekati Lisa, tangannya terlipat dan ia menatap tajam wanita yang masih cekikikan itu.
"Heh!"
"Astaga! Sayang, aku kaget" Lisa menjatuhkan handphone nya dan mengelus-elus dadanya.
"Kaget aku pergokin bales pesan dari mantan kamu kan? Ngaku gak!" Jennie mencengkram kerah piyama Lisa.
"S-sayang ak-"
"Kamu berani main di belakang aku hah! Jawab Lisa!" Teriak Jennie dan Lisa memejamkan matanya takut.
"Enggak, aku berani sumpah sayang, a-aku ga ada hubungan apa-apa lagi sama mantan aku. Aku cuman bales pesan dari grup sayang, kamu bisa cek sendiri" jelas Lisa dengan takut-takut.
"Ga mau! Tadi kamu ketemu sama mantan kamu itu kan? Cantik hem? Tinggi langsing iya!" Jennie mencekik leher Lisa.
"A-aku ggrrh ga b-bisa huh napas" wajah Lisa memerah, ia menepuk-nepuk tangan Jennie agar Jennie melepaskan cekikan nya.
"Berani kamu main-main di belakang aku?!" Jennie menatap tajam netra Lisa.
Lisa menggeleng takut dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Peringatan pertama Lisa, kalo sampe kamu main-main di belakang aku, aku ga akan segan-segan gantung kamu di pohon mangga. Ingat itu Lisa!" Jennie melepaskan tangannya dari leher Lisa.
"Huh huh huhh" Lisa memejamkan mata dan memegangi lehernya.
"Ukhuk ukhuk huhh k-kamu jahat, padahal huh huhh aku ga ada niatan main di belakang kamu" Lisa terbatuk merasa nyeri di tenggorokannya.
"Itu karena kamu ketemu sama mantan kamu tapi kamu ga ada cerita sama aku. Makanya lain kali jujur, udah aku bilang ceritain ke aku apa aja kegiatan kamu selama di kantor. Biarpun yang ga penting sekalipun Lisa!" Jennie melototi Lisa.
"Takut kamu salah paham sayang" Lisa menghela nafas berat.
"Tambah salah paham lagi kalo kamu ga cerita apa-apa. Apalagi aku taunya dari orang lain, bisa habis kamu!"
"Yaudah maaf, lain kali aku bakalan lebih peka lagi kedepannya. Aku juga ga mungkin main di belakang kamu, kamu tau kan aku cinta banget sama kamu?"
"Ga ada yang ga mungkin di dunia ini Lisa. Pokoknya awas aja, kalo sampe benar kamu main di belakang aku, kamu aku gantung di monas terus semua jari-jari kamu aku potong"
"Astaga.. ga nyangka banget ternyata aku nikahin cewek psikopat. Ngeri negeri" batin Lisa menelan salivanya.
"Iya sayang" Lisa mengangguk patuh.
"Ck, aku lagi males liat muka jelek kamu. Sana tidur di sofa" Jennie mengusir Lisa.
"Tapi say-"
"Apa? Ngelawan sama aku?" Jennie berkacak pinggang.
"Aah hehehe iyah iya aku tidur di sofa" Lisa mengambil selimut dan bantal, lalu bergegas keluar sebelum Jennie menghajarnya lagi.
"Kucing kalo lagi cemburu seram banget, takut ih" gumam Lisa sambil merebahkan dirinya di sofa ruang tengah.
•••
Kucing psikopat 😼
tbc27/02/23
Tidur di sofa udah pasti sih.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
istriku musuhku S2 [Jenlisa]√
Fanfiction"sayang mimik" "mimik mulu" "noo! ini mimik Ella Dadda" kehidupan Lisa dan Jennie bersama Ella putri kecil mereka. dilarang plagiat cok! start : 12/02/23 end : 08/04/23 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 17.