IM S2 - 16

5.9K 685 20
                                    


Author pov.

Setelah mandi, Lisa memutuskan menghampiri putrinya yang sedang menonton di ruang tengah.

"Hai princess" Lisa tersenyum memeluk tubuh Ella.

Ella diam saja, ia memilih fokus menonton film animasinya daripada melihat Dadda nya.

"Hei" Lisa mencolek pipi Ella.

Ella tetap diam tidak menanggapi Lisa.

Lisa mengerutkan keningnya, sangat heran dengan respon putrinya. Biasanya Ella akan langsung menyahutinya dan bermanja-manja di pangkuannya.

"Serius banget ya nonton nya?" Lisa menghalangi pandangan Ella.

"Iissh" kesal Ella mendorong wajah Lisa.

"Dadda disini loh, ga kangen hemm?" Lisa mencium tangan Ella, mencoba menarik atensi putrinya.

"Tangen banget Dadda" batin Ella.

Melihat Ella hanya diam, Lisa menggaruk kepalanya dan menghela nafas frustasi.

"Ella kenapa? Kok diam aja? Dadda ada salah?" Lisa menggenggam tangan kecil Ella.

"Ga Dadda, Dadda ga calah apa-apa. Ya cuman Ella lagi pula-pula cuek aja cama Dadda. Hehehe" batin Ella.

Lagi-lagi Lisa menghela nafas frustasi karena tidak mendapatkan jawaban dari sang anak.

"El kok sama kaya Mama sih, cuek banget sama Dadda. Dadda ga tau salah Dadda dimana, please Dadda mohon sama Ella Dadda salah apa sampe Mama sama Ella kompak diemin Dadda?. Ayo bilang sama Dadda El" Lisa menatap serius mata kucing Ella.

"Ga" cuek Ella melipat kedua tangannya.

Lisa terdiam sejenak, mendudukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya.

"Aaarggh" Lisa mengerang frustasi, mulai kesal karena kesayangannya terus mengabaikannya.

"Dadda ga tau letak salah Dadda dimana kalo El cuman diem aja. Huh, kesel ni Dadda lama-lama" Lisa mendengus.

Ella memainkan jari-jarinya, bibirnya mencebik kebawah karena Dadda nya itu tampak seperti memarahinya.

"Hmmph huwaaaa Mama.." Ella menangis membuat Lisa gelagapan.

"Eh hei sssh jangan nangis aduh, Dadda ga marah kok. Ssshh udah udah nanti Mama marahin Dadda" Lisa mencoba menenangkan Ella.

"Huwaaaa Mama! Huwaaaa hiksss.." Ella semakin mengencangkan tangisannya.

"Aduuh gawat.." Lisa menggaruk tengkuknya.

"Ada apa ini?" Jennie datang dengan wajah datarnya.

"M-mama hiksss Dadda jahat malahin Ella" Ella merentangkan tangannya meminta Jennie menggendongnya.

Jennie mengambil Ella dan menggendongnya.

"Hiksss Dadda jahat Mama" adu Ella.

"A-aku emm ga marahin Ella kok sayang, serius deh" Lisa mengulum bibirnya dan meremas jemarinya.

"Diam!" Jennie melototi Lisa.

Lisa memejamkan matanya mendengar teriakan nyaring istrinya.

"Kamu tuh ya, bisa-bisanya marahin anak aku. Emang salah Ella apa?" Jennie melayangkan tatapan tajamnya.

"Ga marah sayang, aku berani sumpah" lirih Lisa.

"Halah alasan aja kamu tuh" sinis Jennie.

"Sayang-"

"Jangan ngomong sama aku" kata Jennie lalu membawa Ella ke arah kamar.

"Huhh, ga punya salah tapi serasa punya. Nyebelin" Lisa cemberut.

-

Paginya, Lisa sarapan dengan makanan yang telah Jennie sajikan di atas meja makan.

Lisa makan sendiri karena Jennie dan Ella sudah lebih dulu sarapan pagi. Keduanya sengaja membuat suasana hati Lisa memburuk. Benar-benar nakal ibu dan anak itu.

"Huhh, jadi ga mood ngapa-ngapain" Lisa menghela nafas lalu meneguk susu coklatnya.

"Istri sama anak sama aja, nyebelin nya paket komplit. Sarapan sendiri? Cih, kaya jomblo aja" Lisa mendengus sebal.

"Udahlah, mending aku berangkat kerja aja daripada disini ga ada yang peduliin. Hmph nyebelin" Lisa sedih, menyeka sudut matanya yang mengeluarkan air.

"Bilangin Bunda baru tau rasa. Dasar Jennie jeleg nyebelin" Lisa bangkit, mengambil tas kerjanya lalu keluar dari rumah dengan suasana hati yang buruk.

"Xixixii wajah Dadda gelap banget mah, pasti Dadda kecel banget" Ella terkikik.

"Hahaha Dadda cengeng, gitu aja mewek. Hahahaha" Jennie tertawa.

Keduanya bersembunyi di balik tembok, mengintip dan memperhatikan Lisa sampai wanita itu selesai sarapan pagi.

"Hihihii ayo mah kita bikin kue nya"

"Legooo!" Jennie menarik lembut tangan Ella.

Jennie mendudukkan Ella di kitchen set, sedangkan ia sibuk mengambil peralatan dan mempersiapkan adonan kue nya.

Ella, gadis kecil itu mengambil sebutir telur lalu memecahkannya dan memisahkan kuning telur itu kedalam mangkuk. Ella sudah hapal karena Jennie sering mengajaknya membuat kue.

Dan berikutnya ibu dan anak itu saling kerja sama membuat kue ulang tahun spesial untuk Dadda tercinta.

•••

💗💚💙💛

💗💚💙💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc

27/03/23

Vote komen lanjut.

istriku musuhku S2 [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang