istriku musuhku S2 [Jenlisa]√

IM S2 - 15

Author pov.

"Mama Mama! Liat ini Mah.." Ella berlari menghampiri Jennie dengan membawa kertas kalender di tangan mungilnya.

Jennie mengecilkan api kompornya, ia berjongkok dan menatap Ella yang kini berdiri di depannya.

"Apa nak?" Tanya Jennie sambil menyeka keringat di pelipis Ella.

"Ini mah, becok Dadda ulang tahun. Tanggal dua puluh tujuh malet, Mama. Omaygad mah, tita halus nyiapin sulplise!" Ella si bocah cerewet itu menjelaskannya pada Jennie.

Jennie terkekeh mendengar nada cerewet putrinya.

"Kkkhh Mama tau nak, Mama ga bakalan lupa kok. Tenang. Tapi Mama ngucapin terimakasih karena Ella ingat ulang tahun Dadda" Jennie mengusap sayang kepala Ella.

"Hihihii iya dong mah, bucin Dadda gitu loh" Ella tersenyum malu.

"Bucin nya ngalahin Mama yah" Jennie mencolek hidung Ella.

"Hehehe. Jadi gimana mah? Tita ngacih sulplise apa buat Dadda?"

"Kita ngerjain Dadda aja, pura-pura lupa kalo besok itu Dadda ulang tahun. Kita juga harus akting nyuekin Dadda satu harian penuh. Terus surprise nya kita rayain jam tujuh malam. Kita bikin kue anak ayam, Dadda kan suka anak ayam" kata Jennie.

"Hahaha yang walna kuning itu ya mah" Ella tertawa.

"Hemm. Ella harus bisa akting okey, jangan muda di rayu Dadda" Jennie memberikan jari kelingkingnya.

"Otte Mama" Ella menautkan jari kelingkingnya.

"Pinter anak Mama" Jenjen mengacak-acak rambut Ella.

"Hihihii" Ella tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

Ceklek

"Dadda pulang"

"Ella balik main lagi gih, kalo Dadda ngajak ngobrol Ella gausah nyaut. Pura-pura ga denger aja. Terus kalo Dadda maksa Ella teriak aja" kata Jennie dengan pelan.

"Iyah Mama" angguk Ella dan pergi ke ruang tengah setelahnya.

Tap.. tap

Suara langkah kaki Lisa kian mendekat ke arah dapur.

Jennie kembali menyibukkan dirinya di dengan alat masaknya, menghiraukan keberadaan Lisa yang kini mendekatinya.

"Sayang" Lisa tersenyum memeluk tubuh Jennie dari samping.

Jennie memilih cuek.

Lisa mengernyitkan keningnya, heran dengan respon istrinya. Tidak biasanya pikirnya.

"Sayang, kok ga jawab?" Lisa mengelus perut datar Jennie.

Jennie mengigit bibirnya, ia merasa geli dengan sentuhan Lisa.

"Issh" Jennie menyingkirkan tangan Lisa dari perutnya. Dan itu berhasil membuat Lisa semakin heran dan bertanya-tanya apa yang terjadi? Kenapa Jennie seakan tidak mau disentuh, pikirnya.

"Kamu kenapa? Aku ada salah ya sama kamu? Tapi apa? Perasaan aku lagi ga buat salah deh sama kamu. Kalo aku ada salah bilang sayang, aku bisa koreksi diri dan minta maaf ke kamu" Lisa menatap Jennie.

Jennie tetap diam tanpa menjawab ucapan Lisa.

"Huhh" Lisa menghela nafas frustasi, sangat kebingungan dengan tingkah istrinya yang tiba-tiba mencueki dirinya. Padahal tadi sebelum ia pergi ke luar mereka baik-baik saja, sempat bercanda juga sebelum ia menemui teman-temannya di tongkrongan. Tapi lihat sekarang, dia seperti mempunyai banyak kesalahan sehingga membuat istri mungilnya itu marah dan kesal.

"Sayang.. please jawab aku, aku salah apa sama kamu?" Rengek Lisa mendusel di leher Jennie.

"Ck" Jennie tampak seperti risih padahal aslinya tidak. Ia suka Lisa bermanja-manja padanya.

"Aaaah sayang, kamu kenapa sih, kok tiba-tiba banget nyuekin akunya. Huhuuu" rengek Lisa.

"Awas ih, ganggu mulu" Jennie menggeser tubuh Lisa.

"Bilang dulu salah aku apa sama kamu" Lisa cemberut.

"Ga" Jennie memutar matanya malas.

"Tuh kan, sayang iiih, kamu bikin aku gemes aja tau" Lisa mencubit pipi Jennie.

"Lisa!" Jennie menatap tajam Lisa.

Lisa menciut, menurunkan tangannya dan tidak berani lagi menyentuh Jennie.

"Sana mandi" suruh Jennie dan Lisa mengangguk patuh seperti anak kecil yang di marahi ibunya. Segera pergi melangkahkan kakinya ke arah kamar.

"Kkkhh lucu banget iih" Jennie terkekeh, senang mengerjai Lisa.

•••

Si cantik 💙🖤

tbc

26/03/23

Besok Dadda Ella ulang tahun 🤗

Hai hai, kangen ga sama ff ini?

Vote komen lanjut.