Hai Readers, kembali lagi di ceritaku. Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading!!!
"Ini bener-bener gila"
Zee tampak gelisah, sejak tadi ia sibuk mondar-mandir di dalam kamarnya, sesekali menggigit jarinya kemudian memegangi dadanya yang berdegup kencang. Ia bahkan tak yakin ia punya penyakit jantung, tetapi sejak bersama Alvin degup jantungnya tak beraturan.
"Gue nggak mungkin kan jatuh cinta sama dia"
Gadis itu lagi-lagi merutuki dirinya sendiri, berusaha menyangkal perasaannya yang aneh. Semua perlakuan Alvin membuatnya mati kutu, debaran jantungnya juga selalu menggila. Apalagi ketika mengingat ciuman singkat dari Alvin.
Pria itu selain menganggu hidupnya, sekarang justru menganggu pikirannya juga. Ketika masih sibuk dengan pikirannya, pintu kamar Zee di ketuk.
"Zee, makan malam yuk nak, Ayah udah nunggu di bawah"
Zee membuka pintu kamarnya, menemukan Maura tengah tersenyum lembut di depannya. Zee pun ikut tersenyum melihat Bundanya. Mencoba mengalihkan kegelisahan nya.
"Iya maa, ayok. Zee juga udah laper"
Gadis itu langsung menempatkan dirinya begitu sampai di meja makan. Kemudian mengambil nasi dan lauknya. Seperti tak berselera gadis itu justru makan dengan tatapan kosong. Hal itu membuat kedua orang tua nya heran.
"Zee, kamu kenapa ada masalah?" Tanya Hamdan.
"N-nggak ada kok Yah, Zee baik-baik aja"
Zee melanjutkan makannya dan nampak fokus tidak seperti tadi, tapi Maura sebagai seorang ibu tentu mengerti dengan gelagat putrinya yang terlihat tidak sedang baik-baik saja.
"Kamu kelihatan lagi banyak pikiran nak, cerita aja ke Bunda nggak papa kok" Maura berusaha menenangkan putrinya.
"Bun, Zee cuma lagi banyak tugas aja kok, Bunda tenang aja Zee beneran nggak papa"
Selesai dengan makan malamnya Zee pamitan kepada kedua orang tuanya untuk ke kamarnya, alasannya adalah untuk mengerjakan tugas. Mau tak mau Hamdan dan Maura mengiya kan, meskipun masih terlihat gurat khawatir di wajah mereka.
Usai berpamitan kepada kedua orang tua nya, Zee menuju kamarnya lalu menghempaskan tubuhnya di kasur, memejamkan matanya mengusir bayang-bayang Alvin dari otaknya. Bahkan orang tua nya tau kalau ada yang menganggu pikiran Zee, tapi gadis itu tak akan mengaku kalau Dosennya lah yang membuatnya seperti ini.
*****
Alvin baru saja selesai mandi, ia sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tiba-tiba ponselnya yang berada di nakas berdering, Alvin bergerak melihat nama penelepon ternyata dari sang Mama, segera ia mengangkat panggilan itu.
"Halo Ma" Sapa Alvin
"Halo Al, kamu bisa pulang kerumah nggak malam ini? "
"Emang ada acara apa ma? Kok tiba-tiba nyuruh Alvin pulang"
"Papa sama Mama mau bicara hal penting sama kamu, kamu pulang yaa malam ini"
"Iya maa, ini Alvin baru selesai mandi. Alvin ganti baju dulu habis itu ke rumah"
"Oke, Mama tunggu di rumah ya, kamu hati-hati dijalan"
"Oke siap, bye Ma"
Panggilan terputus, Alvin segera mengganti handuk kimono nya dengan pakaian santai. Lalu melesat menuju rumahnya.
Perjalanan ke rumahnya membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit. Sesampainya dirumah Alvin memarkirkan mobilnya di halaman rumah, lalu memasuki rumahnya. Di meja makan sudah ada kedua orang tua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED BY MY LECTURER
RomanceCerita ini murni dari pemikiran saya, jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat supaya di maafkan. Karena insiden yang tidak di sengaja Azeera harus terjebak menjadi Asisten Seorang Dosen rese dan juga mesum. Yang pasti sejak saat itu hari-hari Azeera...