BAB EMPAT

89 6 0
                                    

Hai readers, makasih yang udah mau ngikutin cerita aku, jangan lupa vote dan komennya juga yaa.

Happy Reading!!!

Di pojok kantin kampus terdapat bangku yang di duduki tiga gadis yang saat ini sedang mengisi kembali energinya yang telah terkuras karena mata kuliah hari ini.

Salah satu di antara mereka melipatkan tangannya di meja lalu menenggelamkan kepalanya disana. Bukan karena mata kuliah hari ini, melainkan karena kejadian tadi pagi yang membuat pikirannya kusut.

Yang benar saja, berhadapan dengan Alvin beberapa menit saja sudah sangat menguras tenaga, dan sekarang malah dirinya harus jadi asisten dari Dosen itu. Uh sangat melelahkan pastinya.

Kedua sahabatnya yang tau bahwa gadis di hadapannya ini sedang tidak baik-baik saja pun berniat memberi waktu sebentar kepada gadis itu, namun sudah sepuluh menit berlalu Zee masih saja bergeming di posisinya. Karena tidak mempunyai stok sabar yang berlimpah, Shila akhirnya membuka suara.

"Aduh Zee jangan gini terus dong, lagian gue rasa bukan hal buruk juga kok jadi asistennya Pak Alvin, toh palingan hanya sekitar sebulan sampe Pak Devan pulih dan balik ngajar lagi"

"Iya Zee, dilihat-lihat Pak Alvin cakep juga tuh, nggak rugi-rugi amat kok. Lumayan kan tiap hari bisa memandangi wajah gantengnya" Sambung Alana.

Benar saja gadis dengan rambut sebahu akhirnya mendongakkan kepalanya menatap dua sahabat yang ada di hadapannya. Alana dan Shila mendesah lega.

"Masalahnya itu dosen muka nya dingin banget, gue aja baru ngobrol beberapa menit aja ngerasa badan gue beku gara gara liat muka nya"

Zee akhirnya membuka suara, kemudian menyedot es jeruk miliknya. Berharap dinginnya air itu bisa mendinginkan kepalanya.

"Yaudah tinggal lo deketin aja tuh Dosen siapa tau bisa luluh, trus nggak dingin lagi ke lo"

"Yang bener aja Shil, gue kan bukan tipe mahasiswi yang suka godain Dosen. Apalagi ini Pak Alvin, kalo ternyata dia udah punya istri kan berabe urusannya. Nggak mau ah gue jadi pelakor"

Shila yang mendengar ucapan Zee pun mengulurkan tangannya menyentil dahi sahabatnya itu.

"Siapa bilang Pak Alvin udah nikah, dia aja umurnya baru 26"

"Lo tau dari mana Shil?" Kali ini Alana yang bertanya.

"Ya tau lah, semua gosip di kampus ini gue tau. Kan gue gabung di grup bibir kampus" Jawab Shila berbangga diri.

"Kebanyakan dosa lo gosip mulu"

Zee mengulurkan tangannya berniat membalas perbuatan Shila, tapi sahabatnya itu berhasil menghindar lalu menjulurkan lidahnya mengejek.

Tak menghiraukan lagi kedua sahabatnya, Zee memilih fokus ke es jeruk lalu mengaduk nya dengan sedotan beberapa kali berlanjut menyeruput nya. Tak lama perhatiannya teralihkan dari es jeruk ke ponselnya yang berdenting.

+62852-2732-xxxx

Rara keruangan saya sekarang!

Tunggu! Siapa nih? Rara siapa lagi? Salah sambung kali, pikir Zee.

Gadis itu kembali mengaduk es jeruknya sesekali menyimak dua sahabatnya yang tengah membahas gosip-gosip terbaru. Sebenarnya Zee tidak ingin tau tentang gosip-gosip di kampusnya, tetapi kedua sahabatnya ini terus meracuninya dengan cerita yang menurutnya tidak penting.

Sesekali Zee menyeruput minumannya yang ternyata tinggal lelehan es batu, alhasil cairan yang masuk ke tenggorokan nya tidak berasa hanya ada rasa dingin. Beberapa detik selanjutnya ponselnya kembali berdenting.

TRAPPED BY MY LECTURERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang