BAB SEMBILAN BELAS

101 2 0
                                    

Happy Reading!!!

Sepulangnya dari mengantarkan Zee, Alvin berjalan menuju unitnya dengan riang, mood nya sangat bagus hari ini. Sesekali ia bersenandung kecil, tak lupa senyum nya selalu mengembangkan di sepanjang perjalanan nya.

"Yes!"

Setelah kata itu tadi sempat tertahan saat di depan Zee, akhirnya sekarang Alvin mampu mengucapkannya. Ia terlalu jaim mengatakan langsung di depan gadis itu. Nanti image keren nya menguap yang ada.

Selesai melakukan ritual mandi nya, Alvin mendudukkan dirinya di kasur, punggungnya ia sandarkan ke headboard, kemudian ia meraih guling lalu menempatkan nya di antara pahanya.

"Azeera"

Entah kenapa pikiran nya terngiang-ngiang dengan nama gadis itu, seakan tidak ada tempat kosong lagi di otaknya selain nama gadis itu.

Sesaat kemudian tangannya meraba nakas yang ada di samping nya, mengambil ponselnya yang berada di sana. Ia mengetik pesan untuk Zee.

Azeera-ku

Sayang, kangen :*

Sementara itu, di waktu yang sama dengan tempat yang berbeda, Zee yang baru saja selesai makan malam tersenyum geli mendapati pesan dari Alvin. Kemudian ia pamit kepada kedua orang tua nya untuk ke kamar.

Oh astaga!

Ia kira Alvin itu tipe yang cool dan cuek, tapi setelah resmi pacaran sikap Alvin benar-benar membuatnya tidak habis pikir. Bahkan untuk ukurannya yang sudah dewasa, Alvin justru terlihat seperti remaja SMA yang sedang di mabuk cinta.

Mas Pacar

Baru juga ketemu tadi, masa udah kangen aja.

Setelah mengirimkan balasan kepada Alvin, Zee menata meja belajarnya yang sedikit berantakan, sembari memeriksa adalah tugas yang terlewat kan.

Namun, suara dering ponsel yang menandakan adanya panggilan masuk, membuat gadis itu menghentikan aktivitas nya. Kemudian ia melihat nama yang tertera di sana, dan ternyata penelepon itu tak lain adalah Alvin.

Gadis itu segera menyudahi kegiatannya dan menuju tempat tidurnya, lalu sebelum panggilan berakhir Zee menerima panggilan itu.

"Halo Sayang" Suara Alvin menyapanya di sebrang sana.

"Halo Mas, kenapa?"

"Kok kenapa sih? Emang nelpon pacar sendiri nggak boleh?"

Zee memutar bola matanya, ia sedikit jengkel, tapi juga gemas dengan tingkah Alvin yang semakin menjadi jadi.

"Haish, nggak gitu juga Mas"

"Kan Mas kangen sama kamu, emang kamu nggak kangen sama Mas?"

"Kalo ditanya kangen ya pasti kangen dong Mas. Tapi Mas tuh lebih kayak anak remaja SMA yang baru dapet cinta pertamanya tauk" Zee terkekeh ringan.

"Emang kangen kangenan cuma berlaku untuk anak SMA doang?"

Gadis itu menghela nafas panjang, jengah. Menghadapi Alvin memang seberat ini sih, selain kaku, ia juga tidak menerima bantahan dalam bentuk apapun. Maka dari itu Zee milih untuk mengalah dengan pria itu, karena memang tidak akan ada akhir jika Alvin belum menang.

"Yaudah iyaa Mas Alvin Sayang"

"Seneng banget aku, dipanggil sayang sama kamu"

Sayang sekali, Alvin berada jauh dari jangkauan gadis itu, jika saja mereka dekat, pasti Alvin langsung menciumnya gemas. Sial! Ia akan beneran gila nih, karena bibir candu gadis itu.

TRAPPED BY MY LECTURERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang