BAB TUJUH BELAS

71 2 0
                                    

Happy Reading Guys!!!

Matahari mulai menampakan dirinya, cahaya cerahnya masuk di suatu kamar seorang gadis cantik yang tengah bergumul dengan selimut nya. Gadis itu terganggu dengan cerahnya cahaya yang seakan ingin mendobrak mata nya agar terbuka.

"Eungh... "

Mau tidak mau ia pun akhirnya membuka mata, tapi di detik selanjutnya  ia menutup kembali matanya karena merasa silau. Setelah saat ia merasa sudah menguasai cahaya, ia membuka kembali matanya, tangannya juga bergerak ke atas berniat menghalau sinar matahari yang masuk.

Zee bangun dari tidurnya, lalu melihat jam wekernya di atas nakas yang menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit. Sontak matanya melotot tapi di detik selanjutnya ia ingat kalau ini hari libur. Ia bernafas lega, kemudian merebahkan kembali tubuhnya.

Tok.. Tok.. Tok

"Zee, udah bangun belum" Maura memanggil putrinya dari balik pintu

Gadis itu menatap pintu yang masih tertutup "Iya Bun, Zee udah bangun" Ia menaikan suaranya, berharap Maura bisa lebih mudah mendengar nya.

"Yaudah, Bunda sama Ayah kerja dulu ya, sarapan nya udah Bunda siapin juga"

"Iya Bun, Hati-hati"

Setelah meregangkan otot otot nya, gadis itu beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, ia melakukan ritual paginya, mencuci muka dan juga menggosok gigi. Tentu saja ia meninggalkan ritual mandinya, ini hari libur.

Usai dengan ritual paginya, ia turun menuju dapur, sudah ada sandwich lengkap dengan susu putihnya. Gadis itu mengambil duduk disana lalu memakan sarapan paginya.

"Enaknya ngapain ya?"

Zee berpikir, berusaha mencari ide untuk kegiatan nya hari ini. Biasanya ia akan pergi dengan Alana dan juga Shila saat weekend. Ah! Lupakan orang-orang seperti mereka.

"Ah! Marathon Drama! "

Gadis itu segera menghabiskan sarapannya, kemudian ia melesat kembali ke kamar, membuka laptopnya, lalu mencari Drama Fantasi di folder nya, karena memang sebelumnya ia sudah mendownload nya terlebih dahulu.

Ting!

Ia melirik ke arah ponselnya yang berada di atas nakas. Ah! Siapa sih pengganggu di hari Weekend nya ini. Dengan malas ia meraih benda pipih itu lalu melihatnya, seketika matanya terbelalak.

"Astaga Mas Alvin"

Mas Dosen

Ra, nanti aku jemput jam sebelas ya

Pesan singkat yang dikirimkan Alvin membuat ia teringat akan janjinya dengan Alvin kemarin, dan apa katanya? Jam sebelas? Bahkan ini sudah jam sembilan.

Ah Sial!

Padahal ia perlu waktu untuk memilih baju yang harus ia kenakan. Jujur saja ini bukan tipenya, karena biasanya ia mengenakan sesuatu tanpa berpikir lama. Tapi ini kan pertama kalinya ia jalan dengan Alvin, ia harus tampil maksimal di hadapan pria itu.

Astaga!

Zee buru-buru mengambil handuknya, lalu melesat ke kamar mandi. Butuh waktu tiga puluh menit untuk menyelesaikan ritual mandinya.

Kemudian ia memilih untuk mengeringkan rambutnya dulu, setelah selesai ia memilih baju yang cocok dengannya, yah meskipun semua baju miliknya selalu cocok jika sudah melekat di tubuhnya.

Beberapa menit kemudian, ia akhirnya menemukan baju yang cocok dengannya. Gadis itu memilih slip dress selutut warna navy bermotif bunga, yang ia padukan dengan kemeja putih polos lengan panjang.

TRAPPED BY MY LECTURERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang