BAB TIGA

77 8 0
                                    

Hai readers, ketemu lagi nih:) jangan lupa vote dan komen yaa. Enjoy in this part :*

Happy Reading!!!

Sebuah motor sport hitam membelah jalanan Ibukota menuju ke sebuah butik yang di depannya terdapat sebuah papan bertuliskan Maura's Boutique. Nama butik ini di ambil dari nama pemiliknya yaitu Maura–Mamanya Zee.

"Siang bunda ku tercinta" Zee mendaratkan kecupan di pipi kanan sang Bunda.

"Siang juga anak Bunda yang paling cantik" Maura mengulurkan tangannya mengusap lembut rambut Zee.

"Anak Bunda udah makan siang belum?" Sambungnya.

"Udah bun, tadi sebelum kesini Zee mampir makan dulu"

"Yaudah Bunda lanjut kerja dulu ya, kamu kalo capek istirahat dulu sana"

"Iya bun, aku mau ngerjain tugas juga nih, Bunda semangat kerjanya"

Setelah memberi pelukan singkat kepada bunda nya, Zee melangkah menuju sofa yang berada di ruangan kerja milik Bundanya. Gadis itu merebahkan badannya disofa, memejamkan matanya sejenak berharap mengurangi sedikit rasa lelahnya.

Setelah dirasa cukup gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengembalikan fokusnya,  kemudian bangkit dan mulai mengeluarkan laptopnya dari dalam tas, dia harus menyelesaikan tugas ini mengingat Dosen pengganti Pak Devan itu sangat menyebalkan.

Lagian kenapa sih kakak sama adik sifatnya jauh berbeda, Zee membatin.

Tentu saja Zee berfikir seperti itu, jika di bandingkan memang jelas berbeda jauh. Devan tipe orang yang sabar dan hangat, sedangkan Alvin terlihat kaku dan juga dingin, selain itu Zee merasa Alvin itu terlalu sensitif bahkan lebih sensitif dari kulit bayi yang baru lahir.

Mengabaikan tentang Alvin, Zee berusaha kembali ke laptopnya dan mulai menggerakkan jarinya diatas keyboard.

****

Seorang pria memasuki sebuah rumah bernuansa putih, langkahnya terhenti di saat mengetahui seorang wanita paruh baya dengan setelan rapi dan juga clutch di tangannya nampak turun dari tangga.

"Mama mau kemana?" Tanya Alvin menghampiri Mamanya

"Eh udah pulang kamu, ini mama mau ke rumah sakit jenguk kakakmu, kasihan Bella nunggu sendirian disana" Jawab Tasya–Mama Alvin.

"Mama ke rumah sakit sama siapa?"

"Sama Papa mu, habis pulang dari kantor trus jemput Mama dulu, baru ke rumah sakit" Jelas Tasya.

"Oh iya kalo mau makan udah Mama siapin ya di lemari dapur" Sambungnya.

"Em.. Alvin mau ambil beberapa barang aja sih ma, rencananya selama gantiin kak Devan Alvin mau tinggal di Apartemen aja biar lebih deket sama kampus"

"Hm yaudah Mama pergi dulu ya, Papa kamu udah di depan katanya" Tasya mengusal pelan bahu Alvin

"Iya ma, Hati-hati" Alvin tersenyum samar.

Setelah Tasya berlalu Alvin melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamarnya. Sesampainya di kamar Alvin mengambil tas koper di atas lemari lalu memasukkan beberapa barang yang diperlukan.

Merasa semuanya cukup Alvin berjalan menuju mobilnya, menaruh kopernya di bagasi lalu melajukan mobilnya menuju apartemen miliknya.

Memang jarak Apartemen ke kampus lebih dekat daripada jarak rumahnya ke kampus. Mengingat tadi pagi dia sedikit telat masuk kelas, akhirnya dia memutuskan untuk sementara tinggal di apartemen.

Sebenarnya Apartemen itu milik Devan yang ditempati sebelum ia menikah, lalu setelah menikah Devan memilih membeli rumah sendiri.

Sesampainya di unit Alvin memutuskan untuk mandi dulu, tubuhnya saat ini benar-benar terasa lengket setelah seharian mengajar. Ternyata jadi Dosen tidaklah semudah yang di bayangkan, apalagi jika berurusan dengan mahasiswa yang susah menjengkelkan seperti Azeera.

TRAPPED BY MY LECTURERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang