BAB LIMA BELAS

63 2 0
                                    

Hai readers, kembali lagi ke cerita aku
Jangan lupa vote dan komen yaa..

Happy Reading!!!

Pagi ini Alvin berencana menjemput Zee dan berangkat ke kampus bareng, ia sudah menyiapkan diri berhadapan dengan keluarga Zee. Karena kemarin terlalu mendadak tanpa persiapan diri, jadi dia sedikit gugup.

Setelah bersiap, Alvin melajukan mobilnya menuju ke rumah Zee, sesampainya di sana ia memarkir kan mobilnya di halaman rumah Zee, lalu ia mengetuk pintu rumah Zee yang setengah terbuka.

Tak lama kemudian Maura menampakkan diri, lalu mempersilahkan Alvin masuk. Alvin tadinya ingin menunggu Zee di ruang tamu, namun Maura menyuruhnya ke meja makan saja, untuk ikut sarapan pagi.

Ia pun menurut saja, karena memang sebenarnya ia juga belum sarapan tadi, rencananya sih nanti sarapan di kampus, tetapi mumpung di tawari ya dia mau aja, rejeki tidak boleh di tolak kan?

"Loh Pak Alvin kok disini?"

Zee yang baru turun dari kamarnya kaget melihat keberadaan dosennya itu, tadinya ia pikir ia hanya bermimpi, tetapi setelah ia mencubit tangannya diam-diam, ia menyadari kalau ini bukan mimpi, karena ia merasakan sedikit rasa sakit.

"Sini Zee, sarapan bareng dulu, bentar lagi Ayah kamu turun kok"
Zee menempatkan diri di samping Alvin, ia menatap Alvin penuh tanya. Namun pria itu hanya mengangkat bahunya, seakan tak menghiraukan pertanyaannya di benak Zee.

"Wah, udah rame aja nih"

Hamdan menuruni tangga, lalu bergabung ke meja makan, Alvin mengangguk untuk menyapa Hamdan, tak lupa ia memasang senyum ramahnya.

"Nak Alvin ini mau jemput Zee buat ke kampus bareng?"

"Iya Om"

"Bagus lah kalau gitu, Om nggak perlu khawatir Zee ugal-ugalan di jalan, apalagi kalau dia pake motor"

Oh!

Ternyata memang Zee ini sering ugal-ugalan di jalan toh, pantesan dulu ia jadi korban dari gadis itu. Tapi ada untungnya di kejadian itu, dia jadi mengenal gadis ini, dan sekarang jadi kenal dekat.

"Apasih Ayah, Zee nggak ugal-ugalan kok"

"Terus dulu itu pas–"

Aw!

Zee menginjak kaki Alvin, memperingati pria itu untuk tidak membeberkan permasalahannya dulu ketika tak sengaja menyrempet mobil Alvin.

"Pas apa nak Alvin?"

"Oh itu Tan, dulu saya lihat Azeera menerobos lampu merah"

"Tuhkan, Ayah bilang juga apa, kamu tuh ugal-ugalan"

Gadis itu menghela nafas lega, tidak apa lah ia di fitnah menerobos lampu merah, eh tapi bukan fitnah juga sih, karena ia memang pernah melakukannya.

"Ish Zee, jangan gitu lagi ah, itu membahayakan kamu dan orang lain juga"

"Hehe... Iyaa Bun, maaf"

Mereka melanjutkan sarapannya dengan tenang, setelah selesai sarapan Alvin dan Zee pamit untuk berangkat ke kampus.

"Bapak kok jemput saya lagi, ikut sarapan juga lagi"

"Kok formal lagi, di mobil ini cuma ada kita berdua loh"

"Oh iya, maksud aku, Mas kok jemput aku lagi, ikut sarapan juga pula"

"Iya emang kenapa? Aku kan juga pengen deket sama keluarga kamu"

Blush!

Pipi Zee memerah, padahal Alvin hanya ngomong kalau ingin dekat dengan keluarganya juga, tapi entah kenapa Zee sudah berpikir jauh tentang hubungan nya dengan Alvin.

TRAPPED BY MY LECTURERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang