Disclaimer : Masasshi Kishimoto
Story by Author : RA1901
Story About : SasuNaru & SasuFemNaru
Rate : M 18+Pagi ini hujan begitu deras di Tokyo, membuat sebagian dari mereka yang tengah beraktivitas mau tak mau menjadi sedikit terhambat karenanya. Begitu juga dengan seorang gadis pirang bermata Shappire ini, ia kini tengah termenung memandangi jendela kamarnya yang terciprat air hujan.
"Naru apa sudah siap?" tanya seorang pemuda yang tiba-tiba datang menginterupsi kegiatan gadis tersebut.
"Ya O-Niichan, Naru sudah siap." sahut sigadis pada pemuda yang tak lain adalah sang kakak, Menma Namikadze.
"Baiklah, tapi tak apa jika diluar tengah hujan?" tanya sang kakak memastikan kembali.
"Tak apa itu hanya air, aku akan baik-baik saja." sahut Naruto santai.
"Iya aku tau kalau itu hanya air, hanya saja kan kau sedikit agak renta. takutnya kau malah sakit, lebih baik kau istirahat saja dirumah. bagaimana?" Terang sang kakak.
"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja." sahut sang adik dengan mantapnya.
"Baiklah terserah kau saja, kuharap kau dapat memgang apa yang katakan padaku ini." kembali Menma mengingatkan.
"Lihat saja nanti, aku akan baik-baik saja." jawab Naruto dengan pasti.
*****
Sesampainya disekolah, Naruto dan Menma mulai berpencar menuju ke kelas masing-masing. Selama dalam perjalanan menuju kelas, seperti biasa Naruto selalu bersapa dengan Siswa-siswa lainnya.
Memasuki tangga menuju lantai dua dimana kelasnya berada, Naruto merasa kalau suasana begitu sangat sunyi. Seolah ada sesuatu yang entah darimana itu berada mengawasi setiap pergerakan Naruto kemanapun pergi. merasa ada yang janggal Naruto memutuskan mempercepat langkahnya, lama-lama ia memutuskan untuk berlari.
Rasa takut kian menyelimuti, ia semakin resah dengan sesuatu yang entah apa itu sebenarnya. Hingga ia mulai terlonjak kaget dengan sebuah tangan yang kini mencengkram bahunya. Sontak Naruto berteriak keras dan mulai terduduk lemas, ia menangis sejadi-jadinya dengan tangan yang menutupi matanya.
"Hey, Hey, Naru-Chan kau kenapa?" tanya seseorang secara samar-samar.
Mendengar hal itu Naruto perlahan membuka matanya. Ia kini tengah menatap wajah seorang pemuda berponi bermata bulat dihadapannya. Rasa lega mulai menyelimuti, dengan tanpa sadar ia mulai memeluk pemuda itu yang mana membuat pemuda itu menjadi kaget dan mulai tersipu.
Tak berapa lama ia Naruto mulai mengendurkan pelukannya, ia menatap pemuda itu seolah tak mau ditinggalkan sendiri disana. Pemuda itupun heran dan mulai melepas rangkulan sigadis, dan kini ia memegang bahu gadis itu dan mulai bersiap untuk mengajukan pertanyaan.
"Ada apa sebenarnya Naru-Chan? kau berlari sepanjang lorong seperti ketakutan dan mengabaikan setiap orang yang menyapa mu, ini terlihat seperti bukan kau sebenarnya ada apa?" tanya pemuda itu.
"A-apa? aku mengabaikan kalian?" tanya Naruto ke heranan.
"Ya, kau mengabaikan kami dan malah terus berlari. Sebenarnya ada apa?" tanya pemuda itu lagi.
"A-aku tak tahu, tadi saat aku menuju lantai dua, aku merasa lorong koridor begitu sepi seolah seperti ada yang mengawasiku dengan tatapan yang sangat menerikan. Aku takut sehingga aku memutuskan berlari, hingga aku berhenti karena ada tangan yang menggapai pundakku. Aku makin takut dan saat aku mendengar Lee-Nii memanggilku aku menjadi lega kembali." ungkap Naruto pada pemuda tersebut yang diketahui bernama Rock Lee tadi, yang tak lain adalah kakak kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naru Just Mine
EspiritualDia memang posesif, menjadi gila, dan serakah apabila semuanya tentangku. semua orang takut padanya, terkecuali aku. Namun dibalik itu semua aku tahu kalau dia sosok yang baik dan penyayang, meski aku juga tahu kenyataannya caranya menyampaikan nyal...