Bab 10

9.9K 378 11
                                    

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

aish ke....

Lanjut Cerita!!!

Dengan tidak sopan nya berries masuk tanpa memperdulikan tatapan tajam yang di berikan Lio kepadanya.

"santai,,, santai bro jangan tegang gitu" dengan cengiran yang ia berikan membuat Lio muak melihat sikap sahabat kecil nya ini.

Memang mereka sudah mengenal cukup lama tapi sikap ini yang membuat seorang Lio bingung sendiri bagaimana bisa ia bisa berteman dengan manusia ke goblok dia.
Ia bagaimana lagi hanya Berries yang mulai mendekati nya pada disaat mereka masih kecil.

Lio hanya memutar bola mata nya jengah. Dia akan memaklumi sikap manusia satu ini. Dosa apa yang dulu ia pernah lakukan sehingga bisa mendapatkan sahabat seperti nya:(.

"Ada apa kau kesini? Bukannya lo baru pulang dari belanda, bukannya sekarang kau bekerja di ruangan mu, bukan disini!" ucap Lio dengan melanjutkan mengerjakan berkas yang ia tinggalkan karna meladeni manusia ini.

"hey!! Apa kau gila aku sudah menghabiskan waktu lama di sana dan kau menyuruhku berkerja lagi?"
"Dasar gila" guman berries dengan malas.

Lio yang memiliki pendengaran yang cukup tajam hanya melotot berries yang notabe nya sahabat dan sekertaris nya.

"oiya omongan aku dengar kau sudah akan menjadi seorang ayah?" ucap berries menggoda nya

Lio yang mendengarkan nya hanya melihat nya dan tidak memperdulikan nya. Dan dengan di jawab dengan anggukan saja.

"wahhhh berarti benar apa yang ku dengar" ucap Berries dengan senyum aneh nya.

Lio yang mendengar itu menjadi curiga dengan sahabat bejat nya ini. "kenapa emang nya?"

"ahh,, bukan apa-apa kok" ucap nya dengan berdiri dari kursi nya dan melihat lihat isi ruangan Lio.

"katakan apa yg terjadi!?" ucap tegas nya dengan jengah.

"ahh bukan apa-apa aku hanya tidak sabar akan menjadi seorang paman" ucap Berries dengan tatapan sulit di artikan.

*
*
*
*
*
*
*
*

Di lain sisi seorang perempuan sedang membuat kekacauan di dapur dengan membuat dabur yang awalnya berdominasi emas menjadi putih tepung. Karna nyonya dari rumah itu sedang membuat kue untuknya sendiri tanpa ditemani para pelayan. Awalnya ada perdebatan kecil dimana nyonya yang sedang hamil besar ingin membuat kue tanpa pelayan, sebagai kepala pelayan di rumah besar ini menjadi khawatir takut nya nyonya besar ini kenapa napa bisa-bisa nya mati di tangan tuan besarnya. "nyonya sebaiknya kami bantu saja, dengan begitu semua nya menjadi cepat siap sebelum tuan pulang".ucap sang kepala pelayan rumah ini. Dengan sedikit bujukan Akhirnya sang nyonya mengiyakan nya karna jika ia yang bekerja sendiri bisa-bisa kejutan yang ia rencanakan bisa gagal karna ia lama di dapur.

Mommy And Baby (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang