MY POSESIF BROTHER ; 39

315 23 7
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 8:20 malam tapi Haein masih enggan untuk pulang. Perusahaan milik keluarganya dipandang. Sudah Sunyi, hanya ada beberapa pekerja yang juga mula keluar untuk pulang kerumah.

Dia melangkah masuk terus ke lift. Bilik kerja San dituju. Pintu dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu. San yang terkejut dengan tindakan Haein itu mula naik angin

" Lain kali nak masuk ketuk pintu tu dulu " marah San, Haein terdiam.

" Tak sopan " sambung San, Haein dipandang nya tajam.

" M-maafkan Haein.. " Ucap Haein dengan suara terketar-ketar. Ludah ditelan pahit. Wajah menunduk memandang lantai, takut untuk bersemuka dengan abangnya itu.

San kembali Sambung kerjanya yang terbantut tadi, fail-fail di atas meja kerjanya di belek-belek tanpa menghiraukan Haein.

" Oppa... " Panggil Haein, San hanya memandang adiknya dingin.

" Oppa ada masa? Haein nak jalan-jalan dengan oppa kejap.. "

" Haein rindu San oppa... " Sambungnya pelan tapi dapat di dengari oleh San. Mata Haein mula berkaca-kaca.

" Haein.. Oppa busy ni, lain kali lah " jawab San sambil melihat adiknya yang masih berdiri tegak di depan meja nya sambil menunduk.

" Oh.. kalau macam tu Haein pergi dulu " balas Haein dengan air mata yang sudah mencurah keluar. Dia berpusing menghadap pintu, ingin pergi.

" Haein " panggil San membuatkan Haein kembali menghadap kearahnya dengan sedikit senyuman di bibirnya.

" Ambil telefon ni " San mengeluarkan Telefon Haein dari laci lalu dihulurkan kepada adiknya. Senyuman Haein terus mati.

Kalau dulu dia sangat menginginkan telefon nya, sekarang tidak lagi, sekarang dia sangat menginginkan abangnya yang dulu, yang selalu ada untuknya dan sangat menjaganya.

" Lain kali, balik sekolah, balik terus ke mansion, jangan merayau entah kemana " bebel San

" Masih dengan seragam sekolah langsung merayau, Haein nak jadi apa besar nanti " Sambung San.

" Oppa peduli apa " balas Haein.

" Haein! " San mula hilang sabar

" Jangan acah yang oppa peduli kat haein " ujar Haein, air matanya di seka kasar, sejurus selepas itu pintu terbuka. Haram masuk dengan membawa secawan kopi.

" Encik, ni kopi yang Encik minta " Ujar Haram lalu berjalan mendekati San.

" Letak kat situ " arah San. Haram mengangguk lalu meletakkan secawan kopi tadi di meja San.

" Adik sendiri langsung masuk kena marah, perempuan lain masuk ok pula, sampah " ujar Haein, Haram yang tidak jauh darinya dijeling.

" Haein! Asal kurang ajar sangat ni! " Bentak San, reflek dia berdiri dengan tangannya memukul kuat meja kerjanya.

" See, now oppa tengking Haein, salah Haein apa " Balas Haein dengan suara bergetar.

" Baik kau balik sekarang " arah San, hilang sudah nama adik perempuan nya dari mulutnya kerana terlalu marah.

" Oppa tak suruh pun Haein akan pergi juga " balas Haein, air matanya kembali diseka kasar lalu keluar dari bilik kerja San.

" Si*l! " Fail kerjanya di lempar hingga berhamburan diatas lantai. Wajah diraup kasar.

" Encik, encik tak apa-apa? " Tanya Haram agak sedikit takut melihat San yang mengamuk itu.

𝐌𝐲 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 | 𝐂Where stories live. Discover now