15. Reuni Yang Pahit

2.3K 318 11
                                    

Setelah sekian lama memohon-mohon pada Tom dan akhirnya di izinkan, untuk bertemu dengan para sahabatnya yang ternyata dikurung dibalik jeruji besi Azkaban.

Harry akhirnya datang kesana dan pergi ditemani Tom dengan begitu banyak perlindungan.

Langkahnya bergema memenuhi lorong yang gelap, pengap, bau dan juga sedikit basah, sepertinya karena guyuran badai yang terjadi semalam, apalagi tempat ini berada ditengah-tengah laut yang sulit untuk digapai para penyihir.

Agak jijik sebenarnya, ketika Harry berjalan disini, lumut-lumut yang menempel ditembok seolah menjadi hiasan disetiap penjuru tempat ini.

Rabastan Lestrange yang memilih menjadi kepala Azkaban karena hobi psikopatnya, menjaga Harry dan mengikutinya bersama para bawahan lain dari arah belakang.

Sementara Dementor si makhluk yang sampai saat ini Harry takuti tunduk dibawa perintah Rabastan sebagai kepala Azakaban, ikut bersama mereka.

"Lestrange, bisakah makhluk itu tidak ikut bersama kita?" tanyanya tak yakin.

Bulu kuduknya merinding ketika makhluk aneh itu berjalan melayang dibelakang mereka.

"Untuk keamanan permaisuri, mereka harus ikut."

Karena bisa saja ada tawanan yang memberontak, sementara dengan adanya Dementor akan membuat mereka diam membisu.

Rabastan tak ingin banyak mengambil resiko, apalagi membuat kesayangan Tuannya marah, lepas kepala dari badan adalah hal yang paling beruntung, sementara menjadi abu dan mayatnya tak terlihat adalah suatu musibah, karena serangan AvadaKadavra maksudnya.

"Mereka menggelikan... Kau tau?" desinya ragu.

Rabastan tau jika bocah yang menjadi istri Tuan mereka sedang ketakutan dan dia sedikit terhibur akan hal itu, kapan lagi melihat hal ini akan terjadi? Sangat langka.

"Permaisuri, belok kanan dari sini dan sebentar lagi sampai."

Sungguh sangat jauh menurutnya, mereka harus menuruni beberapa tangga dan memutar banyak belokan dan lorong, Azkaban benar-benar seperti labirin.

Membuatnya teringat, bagaimana bisa ayah baptisnya Sirius Black bisa kabur dari sini?.

"Sudah sampai, ini dia." suara Rabastan menyadarkannya.

Harry lalu melirik kearah pintu yang terbuat dari besi tebal, sementara hanya kotak kecil dari bawah yang terbuat dari kayu sebagai lubang untuk mengantar makanan?.

Sahabatnya benar-benar hidup dalam penderitaan dan tinggal ditempat mengerikan, sementara dia sendiri sangat jauh terbalik. Hidup lebih dari kata layak bersama suaminya dan diberikan seluruh kemewahan yang dulu sempat tak pernah Harry bayangkan.

Rabastan mengeluarkan sesuatu dari sakunya yang ternyata adalah kunci sel tersebut.

Bunyi klik beberapa kali terdengar, kemudian pintu itu dibuka olehnya. Derit yang berasal dari pintu tersebut, bukti jika pintu itu sangatlah berat dan tebal.

Sementara Harry menatap tak sabaran, ingin melihat keadaan semuanya. Matanya yang penasaran kemudian berubah menjadi pandangan terkejut, ketika melihat Hermione berada didalam sana dengan beberapa teman seperjuangan mereka.

Neville... Seamus... Luna... Ginny... Gadis itu terlihat tidur ataukah pingsan, dia tak tau.

Lalu pandangannya beralih pada Hermione kembali, sahabatnya yang selama ini dia rindukan....

"Mione..." bisik Harry sendu.

Melihat hal tersebut Rabastan mundur beberapa langkah kebelakang untuk memberikan ruang privasi, namun tetap waspada jika suatu saat orang-orang penjara itu menyakiti Permaisuri mereka.

The Twins (TOMARRY/Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang