Saat melihat Harry yang masih tidur di hadapannya, jadi dia berfikir untuk bangun dan mandi, sekelebat bayangan tentang kegiatan malam mereka kemarin yang sangat panas.
Semua kegiatan paginya sudah dia lakukan, Dippy si peri rumah juga sudah mengantarkan sarapan yang sudah Tom habiskan sejak tadi.
Karena setelah semuanya selesai, dia berakhir memandangi Harry yang sedang tertidur lelap, mungkin karena kelelahan.
Mengamati seluruh interior ruangan, beberapa hal terlihat mirip dengan dimasalalu. Tapi kebanyakan sudah dirombak, sepertinya kamar ini di design menjadi selera mereka berdua.
Tetap mewah, namun ada sedikit sentuhan soft dari warna cokelat dan sentuhan kuat dati warna hitam disana.
Saat kembali terdiam, sesuatu hal menariknya untuk mendekat, ada sebuah lukisan berisikan dirinya dan Harry lengkap dengan pakaian pernikahan.
Satu yang Tom pikirkan saat pertamakali melihatnya, begitu elegant dan mewah.
Dia tak pernah memperhatikan sudut kamar selama disini, bahkan baru sadar jika ternyata ada lukisan yang sangat besar dipajang disini.
Lukisannya begitu indah, dengan Harry yang tersenyum anggun menatap kearah depan dan memegang bunga lily.
Lalu pandangan Tom beralih pada lukisannya sendiri, sedikit mengernyitkan alisnya heran, apakah itu benar-benar dirinya ? Apa dirinya tidak salah lihat ?.
Bagaimana tidak! Wajahnya tersenyum lebar sampai menampilkan deretan gigi putihnya, amat sangat bahagia dalam potret itu.
Tapi sungguh, menurutnya itu sangat konyol. Tak menyangka dirinya menikahi Harry dan benar-benar bahagia, padahal kemarin hampir saja berfikiran buruk jika Harry memberikannya Amortentia agar jatuh terjerat bocah itu.
Tapi tidak mungkin juga jika memberikan Amortentia, Harry terlalu sexy. Dia bisa memilih pria tampan manapun selain dirinya, tapi jika hal itu terjadi dirinya juga takkan rela sih....
Bahkan saat terus melamun sambil menatap kearah depan, Tom tidak sadar jika Harry sudah berada dibelakang tubuhnya dan memeluk Tom secara diam-diam.
"Berhentilah berfikir macam-macam, isi kepala kita sudah terhubung, aku bisa mengetahuinya dengan mudah" sebenarnya insting Harry sebagai istri saja sih...
"Kau ?" Kagetnya. "Kau sudah bangun ?".
"Dari tadi sebenarnya, tapi kau hanya diam menatap potret pernikahan kita".
"Bagaimana bisa kita menikah dan jadi suami istri ?" Ujar Tom tiba-tiba.
Harry langsung melepas pelukannya dan menatap Tom aneh.
"Ha ? Bagaimana ?" Nada bicaranya terdengar kesal. "Tanyakan saja pada dirimu yang memaksaku untuk menikahimu!".
"Tapi kenapa kau mau denganku, sudah sangat jelas jika umur kita terpaut sangat jauh".
Harry semakin mendatarkan wajahnya kesal "Jangan tanya aku, tanya padamu sendiri. Siapa kakek-kakek tua genit yang suka pemuda virgin sepertiku dan kau juga takkan mau menikah dengan nenek-nenek seumurnamu sepertinya" Harry memberikan ledekan dan seringaian yang menyebalkan.
"Ekhemmm... bisakah kau tidak memanggilku kakek ?" Pintanya sedikit malu.
Sementara Harry memutar bola matanya malas, tak habis pikir dengan pria yang berada dihadapannya, tidak suaminya yang dimasa ini ataupun masa lalu. Mereka memiliki 2 kesamaan, menyebalkan dan senang membuatnya naik darah.
"Kau memang masih tampan dan sangat muda, tapi umurmu memang kakek-kakek. Uh..... Daddy, Daddy tua kaya raya yang keren dan sangat Hot!" Ledeknya geli. "Sudahlah, aku harus mandi dulu".
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (TOMARRY/Tamat)
AcakAltair dan Lunar, dua anak kembar Harry dan Voldemort yang terbawa kembali menuju masalalu, karena bermain Time Turner. Petualangan keduanya dimasalalu, dimana Mommy dan Daddy'nya masihlah musuh dan berperang satu sama lain. KARYA ASLIKU, DILARANG P...