"Beritahu semua pengikutku untuk sementara waktu mereka dilarang datang kemari!".
"Baik Tuanku...." peri rumah itu menunduk, kemudian pergi menghilang dengan bunyi 'Plop'.
Kemudian Tom segera pergi meninggalkan ruangan tamunya dan menuju ruangan dimana Harry berada.
Terdengar suara tangisan yang sangat kencang dan mengganggu didalam kamar itu saat Tom semakin dekat dan masuk kedalam.
Itu adalah suara Altair yang sedang ditenangkan oleh Lunar. Terlihat anaknya yang menangis sesegukan bahkan sepertinya bocah itu sudah menangis sejak tadi, menangis adalah hal yang sangat langka untuk Altair, bahkan bisa dibilang itu adalah hal yang sangat aneh.
"Daddy... Altair tidak mau berhenti sejak tadi!" Adu Lunar sedikit kesal.
"Kenapa memangnya ?".
"Dia masih merasa bersalah".
Kemudian Tom mendekat kearah anaknya yang sedang menangis dan memegang bahunya lembut.
"Altair, sayang jagoan Daddy, lihatlah kemari nak!".
Altair menatap ayahnya dengan pandangan ragu, air mata itu terlihat berlinang dengan kantung mata yang mulai membengkak dan memerah.
"Ada apa ? Kenapa kau tak berhenti menangis ?".
"A-aku....Aku merasa bersalah karena Mommy jadi sakit, me-mereka... ja-di memukuli Mommy karena...ku...." suaranya sudah sangat parau dan terlihat sesegrukan.
"Sudah-sudah jangan menangis lagi, Mommy akan segera sembuh Daddy yakin kan hal itu".
"Benrakah ?" Matanya menatap polos.
"Tentu...." Tom tersenyum kecil.
Kadang dirinya merasa gemas saat melihat sikap polos kedua anaknya.
"Huh! Dasar cengeng!" Ejek Lunar.
.
.
.
.
.Netra hijaunya terbuka secara perlahan, pandangannya sedikit buram dengan sensasi kepala yang terasa pusing. Setelah pandangannya terlihat jelas, Harry memandangi seluruh sudut ruangan dengan expersi bingung.
Dimana ini ? Ini bukan kamarnya.... tempat ini terlalu mewah.
Lalu pandangannya beralih keatas tubuh karena tubuhnya terasa sedikit berat, terkejut saat melihat seorang anak kecil yang berada diatas pangkuannya.
"Dia... siapa anak kecil ini ?".
Altair mendengar suara itu kemudian segera terbangun dan melihat Harry yang sedang menatapnya dengan raut bingung.
"Mommy...." ujarnya ceria dan segera mengusap lendir di sisi bibirnya. "Eh... maksudku Kakak!".
Harey memandang Altair dengan semakin curiga, kenapa ada anak itu disini ? Kenapa dia juga ada disini ? Apa yang sebenarnya terjadi ?.
Kemudian mengingat-ingat kejadian yang menimpanya sebelum berakhir tak sadarkan diri.
'Tunggu, bukannya aku dipukuli paman Vernon ?' Batinnya ragu.
"Hallo... kakak ?" Altair mengibaskan tangannya didepan wajah Harry.
"Ah...ah... ya ?".
"Kakak baik-baik saja ?" Tanya Altair sekali lagi.
"Aku sudah lumayan baik".
"Syukurlah... aku sangat khawatir sekali, kalau begitu tunggu sebentar, aku akan memanggil Daddy".
"Tu...tunggu!" Harry menadahkan tangannya kedepan. "Ini dimana ?".
"Ha ? Eungghhh... ini, di..." bingung ingin menjawab apa. "Ah... tunggu sebentar saja, aku harus memanggil Daddy!".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (TOMARRY/Tamat)
De TodoAltair dan Lunar, dua anak kembar Harry dan Voldemort yang terbawa kembali menuju masalalu, karena bermain Time Turner. Petualangan keduanya dimasalalu, dimana Mommy dan Daddy'nya masihlah musuh dan berperang satu sama lain. KARYA ASLIKU, DILARANG P...