9. Kembali ke Hogwarts.

2.7K 371 17
                                    

"Ta...tapi Tuan, aku harus segera pulang" Harry gugup saat melihat pandangan itu.

"Tidak! Aku tidak mengizinkan, kau bisa disiksa kembali oleh keluarga Mugglemu".

"2 hari lagi, aku akan segera masuk Hogwarts. Barangku semuanya ada disana, termasuk Hedwig".

"No Mom... maksudku kak Harry, kami ingin bermain bersamamu" Lunar merengek.

"Iya, kak Harry disini saja".

"Maaf anak-anak, tapi aku harus segera pulang. Hogwarts memasuki ajaran baru 2 hati lagi" tolaknya halus.

"Kami akan membawa semua kebutuhanmu kemari, anggap saja tinggal disini dan menemani anak-anak adalah balasan karena kami telah menyelamatkanmu" putus Tom.

Sementara Lunar dan Altair bersorak dalam hati, karena mereka bisa bermain dengan Mommy seharian.

"Ta...tapi..." Harry bingung.
.
.
.
.

"Kakak! Kau kenapa selalu melamun ?" Altair berteriak memyadarkan.

"Ahh...tidak, aku hanya sedang lelah saja" tersenyum kecil.

"Benarkah ? Kalau begitu kenapa tidak ikut main bersama kami saja ?".

"Baiklah, ayo kita main".

Padahal Altair tau, Mommy kecilnya sedang gelisah. Karena membaca pikiran adalah hal yang mudah, kecuali membaca pikiran ibunya dimasa depan.

Diam-diam Tom melihat semua kejadian itu diambang pintu, tanpa sepengetahuan mereka, tersenyum melihat kelembutan Harry yang ternyata sudah dimiliki sejak remaja.

Walaupun sedikit meringis, karena dimasa depan istrinya agak menjadi bawel.
.
.
.
.

"Jadi kau pernah hampir meledakkan bibi Marge di tahun ke 3 ?" Lunar berbinar semangat.

"Hu'um, karena wanita itu menyebalkan" Harry tersenyum lembut.

"Lalu apa lagi yang kau lakuka setelahnya ?".

"Tidak ada sih, hanya saat itu orang-orang menghukumku karena dianggap aneh".

"Ceritakan lagi yang lebi seru!" Pinta Lunar.

"Hmmm.... apa ya ? Aku juga pernah melanggar jam malam, untuk memulangkan Nobert si naga hitam".

"Keren!!!! Aku juga harus mencoba keluar jam malam sepertinya" Lunar dengan segala tingkah urakannya.

"No! Itu adalah ide yang buruk, kau akan dihukum dengan banyak potongan point oleh kepala Asrama" bantah Harry.

"Ouuwwwhhh, tapi.... itu berarti kenakalan kami adalah turunan darimu ?"

"Hush!" Altair menepuk bahu Lunar kencang.

Sementara Harry mengernyitkan Alisnya heran.

"Ekhemmm.... anak-anak, waktunya tidur. Kembalilah ke kamar kalian segera!"

Tom tiba-tiba saja datang dan menegur percakapan mereka.

"Tapi Daddy.... ceritanya seru sekali!" Lunar cemberut masam.

"No.... patuhi peraturanku selama kalian tinggal disini, jadi segera pergilah".

Harry terkekeh pelan, saat melihat kedua anak itu yang berjalan dengan langkah lesu dan gontai.

"Dan itu juga berlaku untukmu, besok kau harus pergi ke stasiun bukan ?".

"Ohhh ya, ah.... baiklah" tawanya berubah canggung saat Tom datang.
.
.
.
.

Diam-diam Tom memasuki kamar Harry saat tertidur, menatap wajah Harry yang sangat lelap dalam mimpinya.

Sungguh, dirinya sangat rindu masa depan. Membayangkan Harry yang selalu menyambutnya setelah pulang kerja, melayaninya dengan sangat baik dan selalu menjadi tempat keluh kesahnya, Harry adalah sosok istri yang sangat sempurna untuknya.

The Twins (TOMARRY/Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang